Tag: Lonjakan

RI Temukan Varian JN.1 yang Picu Lonjakan Kasus COVID-19 di Singapura!


Jakarta

Kementerian Kesehatan RI sudah mengidentifikasi penyebaran varian JN.1. Ada lima pasien yang terpapar seiring dengan kenaikan kasus COVID-19 kembali melonjak signifikan di Tanah Air.

JN.1 merupakan sulineage dari BA.2.86. Tidak hanya Singapura, China, Amerika Serikat, hingga sejumlah wilayah lain juga mencatat kenaikan kasus COVID-19 di atas dua kali lipat sejak sublineage tersebut menyebar.

“JN.1 sudah ada di Indonesia,” demikian konfirmasi Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu, saat dihubungi detikcom Selasa (19/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

dr Maxi memastikan sejauh ini kelima pasien yang terinfeksi mengeluhkan gejala COVID-19 ringan, tidak ada keluhan berat yang berujung deadly atau kematian.

“Yang meninggal hasil entire genome sequencing tidak ada yang JN.1,” tuturnya.

Sebagai gambaran secara umum, kasus COVID-19 di Senin (18/12/2023) bertambah 2.243 orang, dengan whole kematian dua kasus, sementara jumlah orang yang ditesting sebanyak 2.630 pasien.

Kasus aktif hingga saat ini masih berada di angka 2.204 kasus. Sepanjang Desember, ada 12 kematian yang dilaporkan, positivity price sudah melampaui ambang batas ‘aman’ Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni di angka 12 persen. Artinya, penularan di masyarakat jauh lebih luas dibandingkan information resmi yang terkonfirmasi.

Sementara penambahan dua kasus kematian COVID-19 baru di Senin (18/12) merupakan orang yang belum menjalani vaksinasi COVID-19 booster, dengan riwayat komorbid tuberkulosis.

dr Maxi mengimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi COVID-19 tambahan, yang hingga saat ini dipastikan masih free of charge. Akses vaksinasi bisa didapat di sejumlah sentra vaksinasi hingga puskesmas dan fasilitas kesehatan terdekat.

Simak Video “Kemenkes Ungkap Satu Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Karakteristik Varian Omicron EG.5, Disebut-sebut Picu Lonjakan Kasus di RI


Jakarta

Kasus COVID-19 di Indonesia meningkat beberapa waktu terakhir. Tercatat, ada 22 provinsi di RI mengalami peningkatan kasus mingguan COVID-19 per 14 Desember 2023. Disebut-sebut, gelombang COVID-19 kali ini dipicu oleh varian Eris EG.5.

Sebagaimana dilaporkan oleh Direktur Utama RSUP Persahabatan, dr Agus Dwi Susanto, SpP menyebut, dirinya pun melihat sendiri penambahan kasus COVID-19. Di rumah sakit tempatnya berpraktik misalnya, kini ada 4 pasien COVID-19 menjalani isolasi. Setelah sebelumnya, tidak ada pasien COVID-19 dalam waktu cukup lama.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan dr Achmad Farchanny Tri Adryanto, MKM menyebut, varian EG.5 memang dilaporkan menjadi varian dominan di banyak negara. Sementara varian-varian yang sempat merebak sebelumnya seperti subvarian Omicron XBB1.5 atau XBB.1.16 kini menjadi varian yang bersirkulasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Inilah yang menjadi dugaan kita, kemunculan EG.5 ini yang mendominasi, ini yang menyebabkan laporan peningkatan kasus di banyak negara,” terang dr Farchanny dalam konferensi pers digital, Kamis (15/12/2023).

“Di Indonesia ini masih didominasi oleh XBB sebenarnya ya. Tetapi yang perlu kita waspadai, bahwa pada September itu sudah kita temukan varian EG.5 ini. Dan ini yang menjadi dugaan kuat kita, ini yang menyumbangkan mulai adanya peningkatan kasus di Indonesia,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut juga, dr Farchanny menjabarkan sejumlah gejala yang perlu diwaspadai sebagai tanda COVID-19. Gejala tersebut berupa batuk, pilek,demam, atau nyeri tenggorokan. Jika muncul gejala tersebut, sebaiknya periksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Simak Video “Varian Eris Masuk Indonesia, Kemenkes: Jangan Khawatir, Kasusnya Tidak Parah
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Singapura Mendadak Catat Lonjakan COVID 2 Kali Lipat, Lampaui 20 Ribu Kasus


Jakarta

Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan lonjakan drastis kasus COVID-19. Naik dua kali lipat dibandingkan pekan lalu, takni 22.094 kasus pada periode 19-25 November 2023.

Pada pekan sebelumnya, whole kasus ‘hanya’ tercatat sebanyak 10.726 orang. Kemenkes Singapura mendesak warganya untuk terus melanjutkan vaksinasi. Kabar baiknya, tren kasus baru tidak dibarengi dengan lonjakan rawat inap COVID-19.

“Rata-rata kasus rawat inap dan ICU harian akibat COVID-19 tetap stabil,” jelas otoritas kesehatan setempat, dikutip dari Channel Information Asia Minggu (2/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Kesehatan mengatakan peningkatan infeksi mungkin disebabkan sejumlah faktor, seperti musim perjalanan di akhir tahun dan berkurangnya kekebalan atau imunitas penduduk.

EG.5 dan sub-garis keturunannya HK.3 tetap menjadi subvarian utama di Singapura, ditemukan pada lebih dari 70 persen kasus yang sudah disequencing.

“Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar,” kata Depkes tersebut.

Ada Pneumonia Seperti di China?

Peningkatan penyakit pernapasan di negara-negara belahan bumi utara pada bulan-bulan musim dingin juga dilaporkan meningkat, Kemenkes Singapura mengatakan kejadian tersebut secara keseluruhan di Singapura tetap stabil selama sebulan terakhir.

“Tidak ada indikasi peningkatan penyakit pernapasan parah, termasuk pada anak-anak,” tambahnya.

China, yang mengalami lonjakan pneumonia sejak pertengahan Oktober, mengatakan tren tersebut dipengaruhi efek pencabutan pembatasan COVID-19. Tidak ada patogen atau virus baru. Kebanyakan anak terkena influenza dan infeksi bakteri umum termasuk pneumonia mikoplasma.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pihak berwenang China berulang kali memastikan nihil patogen yang tidak biasa, ini sekaligus menjawab kekhawatiran masyarakat terkait munculnya kembali virus yang memicu pandemi.

Kementerian Kesehatan Singapura mencatat hingga saat ini, WHO menyatakan tren peningkatan penyakit pernapasan bukan hal yang tidak terduga, lantaran masuk musim dingin.

Infeksi COVID-19 berkontribusi terhadap jumlah keseluruhan kasus penyakit pernapasan di Singapura.

Kementerian Kesehatan menyarankan masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi COVID-19, dan merekomendasikan dosis tambahan bagi mereka yang menerima dosis vaksin terakhir sekitar satu tahun sebelumnya. Kelompok lansia atau yang berusia 60 tahun ke atas, rentan secara medis, serta penghuni fasilitas perawatan lansia juga diminta kembali melakukan vaksinasi.

“Di luar kelompok ini, semua individu berusia enam bulan ke atas juga didorong untuk menerima dosis tambahan, terutama bagi petugas kesehatan dan anggota rumah tangga/pengasuh individu yang rentan secara medis,” tambah kementerian.

“Kemenkes terus memantau situasi international dan lokal dengan cermat. Dengan dimulainya musim puncak perjalanan ke luar negeri, Kementerian Kesehatan ingin mengingatkan semua wisatawan untuk waspada dan menerapkan tindakan pencegahan perjalanan yang relevan.”

Simak Video “Wabah Kutu Busuk Serang Singapura, Diprediksi Makin Ngegas
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Fakta-fakta Varian COVID Baru ‘Eris’, Bikin Inggris Ketar-ketir Imbas Lonjakan Kasus

Jakarta

Belum kelar dengan subvarian COVID-19 XBB, kini Inggris tengah diterpa dengan varian baru bernama ‘Eris’ atau subvarian Omicron EG.5.1. Para ahli khawatir munculnya varian baru ini dapat memicu gelombang baru COVID-19 di negara tersebut.

Hal ini dikarenakan ‘cicit’ Omicron itu menyebabkan lonjakan kasus, termasuk rawat inap di rumah sakit.

“Tingkat kasus COVID-19 terus meningkat minggu ini dibandingkan dengan laporan kami sebelumnya. 5,4 persen dari 4.396 spesimen pernapasan yang dilaporkan melalui Sistem Information Mart Pernapasan diidentifikasi sebagai COVID-19. Ini dibandingkan dengan 3,7 persen dari 4.403 dari laporan sebelumnya,” kata Badan keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) dalam sebuah laporan.

‘Varian’ yang Paling Dominan Nomor 2 di Inggris

Kepala UKHSA menyebut varian ini memiliki keunggulan pertumbuhan 20,5 persen dibandingkan jenis varian maupun subvarian lainnya. Artinya, ia memiliki sifat lebih menular dibandingkan varian maupun subvarian yang tengah beredar di negara tersebut.

Berdasarkan information, subvarian Omicron itu telah menyumbang 14,6 persen kasus, menjadikannya yang paling umum kedua di Inggris setelah subvarian Omicron XBB1.16. Tingkat pertumbuhan didasarkan pada sampel pengujian positif yang dilakukan di rumah sakit.

“Arcturus Subvarian Omicron atau disebut XBB.1.16, itu adalah varian yang paling dominan, menyebabkan 39,4 persen dari semua kasus,” menurut information UKHSA.

Tengah Dipantau Ketat WHO

Varian ‘Eris’ ini telah diklasifikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai variant beneath monitoring (VUM) atau varian yang diawasi pada Juli. Hal ini menyusul prevalensinya yang tercatat di Inggris dan meningkatnya kasus secara internasional, khususnya di Asia.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan meski orang sudah terlindungi dengan vaksin dan infeksi yang terjadi sebelumnya, negara tetap tak boleh lengah.

WHO juga mewanti-wanti bagi orang yang berisiko tinggi, seperti lanjut usia dan komorbid, untuk memakai masker di tempat ramai, mendapat booster jika direkomendasikan, dan memastikan ventilasi udara yang memadai di dalam ruangan.

“Dan kami mendesak pemerintah untuk mempertahankan dan tidak membongkar sistem yang mereka bangun untuk COVID-19,” lanjutnya lagi.

NEXT: Gejala hingga Perlukah Khawatir?

Simak Video “Muncul Varian Baru Virus Covid-19 Bernama Eris
[Gambas:Video 20detik]