Jakarta

Saat tertidur, tak jarang seseorang mengalami mimpi baik indah maupun buruk. Terkadang, seseorang juga merasa dirinya tidak mengalami mimpi ketika tertidur. Mengapa demikian?

Pakar kesehatan tidur dr Andreas Prasadja menyebut setiap orang pasti bermimpi setiap malamnya. Normalnya, seseorang mengalami fase yang disebut dengan Fast Eye Motion (REM) ketika tidur. Fase ini juga disebut dengan fase mimpi.

“Nah satu siklus ini berlangsung kira-kira 90-110 menit satu siklusnya. Dan siklus ini akan berulang-ulang sepanjang malam, bisa 4 kali atau 6 kali,” ucap dr Ade, sapaannya, kepada detikcom, Selasa (20/6/2023).

Ia mengungkapkan, mimpi terbentuk dari sinyal otak yang awalnya berasal dari batang otak. Kemudian menyebar ke permukaan otak secara acak (random). dr Ade juga mengatakan bahwa mimpi erat kaitannya dengan memori jangka pendek dan panjang.

Menurut dr Ade, seseorang bisa saja mengingat mimpinya ketika bangun tidur apabila mimpi itu berkesan. Sebaliknya, jika mimpi tersebut tidak penting dan jelas, dr Ade menyebut seseorang bisa saja tidak mengingatnya saat bangun tidur.

“Sayangnya sampai saat ini kita belum ada alat untuk merekam isi mimpi. Sehingga, penelitiannya belum luas,” ungkap dr Ade.

“Kita kalau di penelitian mimpi tuh masih nanya ‘tadi mimpinya apa?’ ‘tadi mimpinya gimana’ berdasarkan ingatan dari subjek,” sambungnya.

dr Ade menambahkan, ada dua kemungkinan apabila seseorang tidak mengalami mimpi ketika tidur.

“Pasti mimpi. Atau terbangun jauh dari tahap tidur mimpi (REM),” pungkasnya.

Simak Video “Menjaga Kecantikan Lewat Tidur Cukup dan Berkualitas
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/suc)