Jakarta

Kasus COVID-19 di Indonesia meningkat beberapa waktu terakhir. Tercatat, ada 22 provinsi di RI mengalami peningkatan kasus mingguan COVID-19 per 14 Desember 2023. Disebut-sebut, gelombang COVID-19 kali ini dipicu oleh varian Eris EG.5.

Sebagaimana dilaporkan oleh Direktur Utama RSUP Persahabatan, dr Agus Dwi Susanto, SpP menyebut, dirinya pun melihat sendiri penambahan kasus COVID-19. Di rumah sakit tempatnya berpraktik misalnya, kini ada 4 pasien COVID-19 menjalani isolasi. Setelah sebelumnya, tidak ada pasien COVID-19 dalam waktu cukup lama.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan dr Achmad Farchanny Tri Adryanto, MKM menyebut, varian EG.5 memang dilaporkan menjadi varian dominan di banyak negara. Sementara varian-varian yang sempat merebak sebelumnya seperti subvarian Omicron XBB1.5 atau XBB.1.16 kini menjadi varian yang bersirkulasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Inilah yang menjadi dugaan kita, kemunculan EG.5 ini yang mendominasi, ini yang menyebabkan laporan peningkatan kasus di banyak negara,” terang dr Farchanny dalam konferensi pers digital, Kamis (15/12/2023).

“Di Indonesia ini masih didominasi oleh XBB sebenarnya ya. Tetapi yang perlu kita waspadai, bahwa pada September itu sudah kita temukan varian EG.5 ini. Dan ini yang menjadi dugaan kuat kita, ini yang menyumbangkan mulai adanya peningkatan kasus di Indonesia,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut juga, dr Farchanny menjabarkan sejumlah gejala yang perlu diwaspadai sebagai tanda COVID-19. Gejala tersebut berupa batuk, pilek,demam, atau nyeri tenggorokan. Jika muncul gejala tersebut, sebaiknya periksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Simak Video “Varian Eris Masuk Indonesia, Kemenkes: Jangan Khawatir, Kasusnya Tidak Parah
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)