Tag: Pertanda

Ah… Desahan Seperti Ini Bisa Jadi Pertanda Istri Lagi Pura-pura ‘Klimaks’

Jakarta

Bercinta merupakan salah satu momen yang paling dinantikan pasangan suami istri. Selain menjadi momen intim berdua, bercinta telah terbukti menjadi salah satu cara untuk menjaga keharmonisan pasangan.

Keterbukaan dalam berhubungan intim bersama pasangan adalah satu hal yang harus diutamakan. Namun, dalam banyak kasus, wanita justru memilih untuk pura-pura orgasme. Kini muncul pertanyaan, apa saja tanda-tanda seorang wanita pura-pura orgasme?

Dikutip dari NY Submit, sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Lund Swedia dilakukan untuk mengetahui seseorang benar-benar orgasme atau hanya pura-pura. Penelitian dilakukan menggunakan rekaman 2.239 hubungan intim yang laporkan oleh pasangan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian ini menemukan bahwa erangan atau desahan yang berlebihan dan quantity yang lebih tinggi adalah tanda-tanda bahwa seorang wanita sedang pura-pura orgasme. Sementara nada suara yang bervariasi dan munculnya suara tidak terduga justru menjadi kemungkinan bahwa orgasme tersebut nyata.

“Bagi pria dan wanita, vokalisasi menjadi lebih panjang, lebih keras, lebih bernada tinggi, bersuara, dan bernada seiring puncaknya kegembiraan,” ujar psikolog Universitas Lund yang terlibat dalam penelitian tersebut.

“Pria secara keseluruhan tidak kalah vokalnya. Ucapan yang diucapkan secara minimal jarang terjadi. Sangat sedikit vokalisasi yang dapat digambarkan sebagai jeritan,” sambungnya.

Rekaman tersebut mencakup 21.314 desahan, 74.422 suku kata, dan 54.145 erangan atau desahan.

Peneliti mencatat bahwa erangan ringan dari wanita dimulai sedikit lebih awal ketika berhubungan seks. Sementara, pria menghela napas dan mendengus hingga tingkat gairah menjadi sangat tinggi. Biasanya puncaknya 15 detik sebelum klimaks.

“Studi ini mengajukan beberapa pertanyaan menarik. Terlebih di dunia ada 80 persen wanita yang mengaku pernah pura-pura klimaks dan sepertiga pria juga mengakui hal yang sama,” ujar terapis seks Phillip Hodson.

Mengapa Wanita Pura-pura Orgasme?

Dikutip dari Every day Mail, dalam beberapa kasus wanita pura-pura orgasme karena faktor eksternal dan situasional. Seperti kelelahan, kebosanan, mabuk, atau keinginan untuk segera mengakhiri bercinta.

Dalam kasus lain, alasan inside juga bisa melatarbelakangi seorang wanita pura-pura orgasme. Alasan inside meliputi menghindari rasa malu, menjaga gairah pasangannya, atau menghindari konflik atau percakapan yang tidak diinginkan.

Simak Video “Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukan Seks Oral
[Gambas:Video 20detik]
(avk/naf)

Nggak Cuma Nimbun Sampah, Kebiasaan Ini Bisa Jadi Pertanda Hoarding Dysfunction


Jakarta

Media sosial tengah dibuat ramai oleh sebuah video di TikTok yang memperlihatkan kamar kos berantakan dan penuh dengan sampah. Awalnya, video itu memperlihatkan koridor kos-kosan yang sedang banjir.

Setelah dicari tahu, banjir itu ternyata berasal dari salah satu kamar kos. Saat pintu dibuka, terlihat kamar dalam keadaan sangat berantakan dan penuh dengan tumpukan sampah serta barang tidak berguna. Melihat penampakan tersebut, netizen menduga kalau penghuni kamar mengidap hoarding dysfunction.

Dokter spesialis kejiwaan, dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menjelaskan hoarding dysfunction adalah sebuah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan kecenderungan untuk menyimpan atau menimbun benda. Pengidap hoarding dysfunction biasanya memiliki kesulitan untuk membuang benda yang sudah tidak terpakai.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menimbun barang, dr Lahargo mengatakan ada beberapa kebiasaan lain yang bisa menjadi indikasi hoarding dysfunction. Misalnya, memungut barang yang ditemukan di jalan.

“Selain menimbun barang, ada juga (mengumpulkan) benda-benda di jalan. Ada beberapa kasus yang demikian,” ungkapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (6/10/2023).

“Tetapi kembali lagi, pada hoarding itu hanya menimbun dan mengumpulkan tapi tidak mengurusnya dengan benar, tidak menata dan merapikan,” sambungnya.

Sementara itu, psikolog klinis Anastasia Sari Dewi menuturkan pengidap hoarding dysfunction juga memiliki kecenderungan untuk berpikir kalau barang yang ia kumpulkan suatu saat nanti bisa berguna atau memiliki nilai.

“Biasanya ciri khas dia mengumpulkan sesuatu yang sebenarnya tidak dia butuhkan saat itu, dengan pemikiran suatu saat dia membutuhkannya dan itu memiliki nilai di matanya. Sedangkan, di mata orang lain itu tidak ada nilainya atau dalam tanda kutip barang itu sampah,” terangnya.

Sari menambahkan dalam beberapa kasus, pengidap hoarding dysfunction juga ada yang menunjukkan kecenderungan mengumpulkan hewan-hewan terlantar.

“Bisa pada hewan. Ada keinginan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya, entah untuk apa. Tapi di sisi lain, dia tidak bisa bertanggung jawab untuk mengurus apa yang sudah dia kumpulkan,” pungkasnya.

Simak Video “Penjelasan Psikolog soal Hoarding Dysfunction
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)