Tag: Radang

Kata Dokter soal Gejala Awal Radang Usus Buntu, Terbanyak Sakit Perut Kanan Bawah


Jakarta

Radang usus buntu termasuk penyakit serius yang harus ditangani sesegera mungkin. Penyakit ini bisa memicu komplikasi yang berat dan bahkan kematian jika tak tertangani.

Belum lama ini viral curhatan seorang wanita di Depok yang mengaku kena radang usus buntu akibat weight loss plan ekstrem jelang menikah. Penyakitnya itu membuatnya harus rela menunda bulan madu.

“Berawal dari weight loss plan makan yang ‘sehat-sehat’,” tulis @ssshabrin di akun TikToknya dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita bernama Shasa (23) ini mengatakan dia sempat mengalami sejumlah gejala sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit karena usus buntu. Demam, menggigil sampai tak bisa BAB seminggu menjadi alarm baginya untuk segera ke rumah sakit.

“Jadi, menggigil yang parah setelah itu berhenti. Nanti jeda 2-3 jam itu menggigil lagi. Sebelumnya aku juga sudah seminggu nggak pup. Ngerasain mules tapi nggak bisa pup,” ujarnya.

Terkait radang usus buntu, spesialis penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir, SpPD(Okay) mengatakan penyakit tersebut disebabkan oleh sumbatan saluran usus buntu akibat infeksi atau peradangan.

Penyebabnya usus buntu beragam, termasuk pola makan. Namun menurutnya weight loss plan ekstrem bukan satu-satunya pemicu radang usus buntu.

“Saya rasa kalo weight loss plan membatasi karbo aja nggak apa-apa. Yang jadi masalah itu adalah kurang air, kurang serat. Itu sih yang harus kita pikirkan, pola makan yang seperti itulah yang rentan terjadi masalah di pencernaan,” tutur dokter yang akrab disapa dr Koko saat dihubungi detikcom, Kamis (26/10/2023).

Adapun gejala radang usus buntu yang harus diwaspadai menurut dr Koko yakni:

  • Sakit perut kanan bawah
  • Demam
  • Kehilangan kesadaran
  • Tekanan darah rendah
  • Tak bisa BAB (konstipasi)

“Sebenernya usus buntunya nggak bener-bener di kanan bawah, tapi 90 persen orang ya di space itu. Jadi, kalo ada yang keluhkan nyeri perut itu kami harus hati-hati,” tandas dr Koko.

Simak Video “Benarkah Sendok dan Kopi Dapat Atasi Kejang Anak?
[Gambas:Video 20detik]
(kna/naf)

Viral Kasus Radang Amandel Berujung Deadly, Kapan Waktu yang Tepat untuk Operasi?


Jakarta

Ramai kasus operasi radang amandel berujung kematian, meskipun keduanya belum dipastikan berkaitan lantaran proses investigasi masih berlanjut. Namun, hal ini memicu kekhawatiran di masyarakat. Tidak sedikit yang kemudian mempertanyakan kapan sebenarnya harus menjalani operasi atau masih ‘aman’ dibiarkan saat gejala dirasa tidak terlalu buruk.

dr Zainal Adhim SpTHT dari RSUP Fatmawati menyebut fungsi amandel sebetulnya bak tentara pertahanan tubuh. Pasalnya, organ ini berfungsi mencegah infeksi hingga menghalau benda asing. Misalnya, infeksi karena bakteri, virus, hingga parasit.

Setelah terperangkap di amandel, penyebab infeksi dibawa ke kelenjar getah bening yang kemudian menghasilkan respons antibodi untuk menghancurkan virus maupun bakteri tersebut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otomatis, jika mengalami masalah pada amandel, pertahanan tubuh kemudian melemah dan rentan terserang beragam penyakit.

Kondisi Regular Amandel

“Secara garis besar, amandel dikatakan regular itu pertama dilihat dari visible, biasanya ukurannya tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Jadi kalau dilihat dari rongga mulut itu kan ada pilar, terlihat dari kiri dan kanan ga terlalu menonjol ke dalam,” tegasnya dalam webinar daring, Senin (9/10/2023).

Di sisi lain, warna amandel yang regular juga ditandai dengan kemerahan yang mirip dengan rongga mulut. “Permukaan licin, tidak ada benjolan atau bintik-bintik putih,” beber dia.

Jika tengah bermasalah, biasanya ada bintik-bintik putih pada amandel, dibarengi dengan gejala sakit ketika menelan, demam, batuk, sakit tenggorokan, bengkak.

Kapan Harus Dioperasi?

Kondisi radang amandel biasanya perlu dioperasi saat keluhan gejala cenderung intens dan mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan membahayakan.

“Kalau mutlak indikasi kasus yang sangat besar sehingga menyebabkan sumbatan napas, walaupun jarang sakit, misalnya, tapi tidurnya sering ngorok, pilek, dan sampai mengganggu, bisa sampai henti napas, ini diindikasi mutlak (wajib operasi) walaupun tidak ada keluhan sakit tenggorokan berulang,” sambungnya.

Keluhan lain seperti demam tinggi hingga kejang, juga menjadi indikasi atau pertanda pasien harus segera menjalani tindakan operasi.

Berbeda jika pasien misalnya hanya mengeluhkan gejala ringan dan terjadi dalam satu sampai dua kali setahun. Pada kasus ini, dokter menganjurkan pasien untuk mengubah pola gaya hidup sehat, pola makan, dan pemberian obat.

Namun, saat gejala tidak kunjung membaik, barulah pasien direkomendasikan untuk menjalani operasi. “Jadi perlu pemeriksaan secara komprehensif,” pungkasnya.

Simak Video “Dugaan Malapraktik RS Kartika Husada Jatiasih di Operasi Amandel
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Berpotensi Jadi Pandemi Baru, Virus Nipah Bisa Picu Radang Otak Akut


Jakarta

India telah menutup sekolah, kantor, dan transportasi umum serta memeriksa ratusan orang dalam upaya untuk melacak dan mengatasi wabah virus Nipah yang telah menewaskan dua orang. Virus ini dapat membunuh tiga dari empat orang yang terinfeksi dan para ahli menganggap virus ini berpotensi menimbulkan pandemi baru.

Dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Virus Nipah dapat ditularkan ke manusia dari hewan, seperti kelelawar dan babi, atau melalui makanan yang terkontaminasi. Virus ini juga dapat ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia.

Hingga kini, belum ada pengobatan atau vaksin yang tersedia untuk manusia atau pun hewan. Penanganan utama untuk manusia adalah perawatan pendukung saja. Kasus penularan Nipah dari manusia ke manusia banyak terjadi di antara keluarga dan perawat orang yang terinfeksi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Infeksi pada manusia dapat berkisar dari infeksi tanpa gejala, infeksi saluran pernapasan akut, hingga peradangan otak (ensefalitis) yang deadly.

Orang yang terinfeksi akan mengalami gejala awal, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan sakit tenggorokan. Gejala-gejala tersebut dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, perubahan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.

Ensefalitis dapat terjadi pada kasus yang parah. Kondisi ini dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Kebanyakan orang yang selamat dari ensefalitis akut akan sembuh complete, tetapi sekitar 20% pasien yang selamat mengalami konsekuensi neurologis residual seperti gangguan kejang dan perubahan kepribadian.

Tingkat kematian kasus ini diperkirakan mencapai 40% hingga 75%. Angka ini dapat bervariasi dari satu wabah ke wabah lainnya, tergantung pada kemampuan daerah setempat untuk melakukan pengawasan epidemiologi dan manajemen klinis.

Simak Video “Langkah India Usai 2 Orang Dilaporkan Meninggal Akibat Virus Nipah
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Radang Vagina, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Jakarta

Radang vagina adalah penyakit khas yang menyerang organ intim wanita akibat infeksi jamur, virus, bakteri, dan parasit. Peradangan mengakibatkan daerah sekitar vagina terasa gatal, perih, dan membengkak.

Radang vagina dapat terjadi pada wanita di berbagai usia. Namun, wanita yang aktif berhubungan seksual lebih berisiko mengalami radang vagina.

Gejala dan Penyebab Radang Vagina

Radang vagina ditandai dengan rasa nyeri dan gatal di vagina serta keputihan yang berbau. Sebelum melakukan pengobatan, ada baiknya kamu mengetahui penyebab dan gejalanya terlebih dahulu. Sebab pengobatan radang vagina bisa berbeda-beda sesuai penyebabnya.

Berikut ini berbagai penyebab radang vagina beserta gejalanya yang perlu kamu ketahui.

1. Infeksi bakteri

Radang vagina umumnya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri berlebih di vagina yang dapat memicu timbulnya infeksi. Kondisi ini dapat ditandai dengan keputihan berwarna putih kelabu dan berbau amis yang biasanya keluar setelah berhubungan seksual. Radang vagina karena infeksi bakteri ini paling sering dialami oleh wanita yang aktif secara seksual.

2. Infeksi jamur

Jamur sebenarnya secara alami sudah berada di vagina. Namun, jika pertumbuhannya tidak terkontrol, jamur bisa menyebabkan peradangan di vagina.

Pertumbuhan jamur berlebih di vagina umumnya disebabkan oleh konsumsi antibiotik, penyakit diabetes yang tidak terkontrol, dan perubahan hormonal seperti kehamilan. Beberapa gejala radang vagina akibat infeksi jamur meliputi, keputihan yang terlihat kental dan menggumpal, rasa gatal di vagina, serta vagina bengkak dan kemerahan

3. Infeksi virus

Radang vagina juga dapat terjadi karena infeksi virus. Umumnya, jenis virus yang dapat menimbulkan peradangan adalah virus herpes simpleks dan virus HPV. Keduanya bisa menyebar melalui kontak fisik saat berhubungan seksual.

Infeksi virus herpes dapat menimbulkan lepuhan pada vagina. Sementara itu, virus HPV biasanya ditandai dengan tumbuhnya kutil kelamin yang terasa sangat gatal.

Penyakit menular seksual paling umum yang dapat menyebabkan radang vagina adalah trikomoniasis dan klamidia. Keduanya ditularkan melalui hubungan intim. Biasanya ini terjadi pada wanita yang sering bergonta-ganti pasangan seksual.

Radang vagina akibat penyakit menular seksual menimbulkan gejala sebagai berikut.

  • Gatal dan nyeri pada vagina
  • Keputihan berbusa dan berwarna kuning kehijauan yang berbau busuk
  • Sensasi panas saat buang air kecil
  • Nyeri vagina saat berhubungan seksual
  • Sakit perut bagian bawah.

5. Penggunaan sabun pembersih vagina

Radang vagina juga bisa terjadi karena paparan bahan kimia, seperti yang terdapat pada cairan pembersih vagina maupun tisu khusus pembersih space kewanitaan.

Selain itu, mencuci bagian dalam vagina (douching) dengan cairan iritan juga dapat menimbulkan peradangan di vagina. Gejalanya bisa berupa gatal dan nyeri di vagina, keputihan yang banyak dan kental, serta kulit di sekitar vagina terasa kering.

6. Kondisi medis tertentu

Selain beberapa penyebab di atas, radang vagina juga bisa terjadi akibat atrofi vulvovaginal, usai operasi pengangkatan rahim, serta perubahan hormonal saat menopause, menyusui, dan usai melahirkan. Adapun gejalanya vagina terasa panas, kering yang disertai gatal dan nyeri.

Seberapa Umum Radang Vagina atau Vaginitis?

Radang vagina sangat umum terjadi. Sebagian besar wanita pernah mengalami vaginitis setidaknya sekali dalam hidup.

Mengutip dari tulisan berjudul Infeksi Pada Vagina (Vaginitis) yang dimuat dalam Ganesha Medicina Journal (2021), dikatakan bahwa 50-75% wanita akan mengalami radang vagina atau vaginitis satu kali dalam hidupnya.

Masih dikutip dari sumber yang sama, penyebab utama vaginitis 70% umumnya adalah akibat bakteria vaginosis, candidiasis vulvovaginal dan trikomoniasis. Sementara 30% lainnya kemungkinan menderita vaginitis akibat atrophic vaginitis, vaginitis inflamasi deskuamatif, dan penyakit erosif vagina.

Cara Mengobati Radang Vagina

Langkah pertama mengatasi radang vagina adalah dengan mencari penyebab yang tepat melalui gejala-gejala yang dialami. Jika sudah mengetahui penyebab radang vagina, umumnya dokter akan menyarankan solusi sebagai berikut.

Antibiotik

Radang vagina akibat bacterial vaginosis atau trichomoniasis umumnya akan diberikan obat antibiotik oral atau topikal, seperti metronidazole atau clindamycin.

Antijamur

Radang vagina yang disebabkan infeksi jamur umumnya diobati menggunakan krim antijamur atau supositoria, seperti miconazole, clotrimazole, atau tioconazole. Bisa juga menggunakan antijamur oral, seperti fluconazole diflucan.

Estrogen

Bagi wanita yang sedang mengalami menopause, obat yang diberikan bisa berupa krim, pill, cincin vagina untuk mengatasi sindrom genitourinari menopause.

Berhenti menggunakan produk pembersih kewanitaan.

Jika radang vagina disebabkan oleh penggunaan produk pembersih kewanitaan, maka menghindari iritan adalah solusinya. Hentikan penggunaan sabun, deterjen, pembalut, atau tampon agar radang vagina bisa membaik.

Cara Mencegah Radang Vagina

Meskipun penyebab radang vagina bermacam-macam, namun pencegahan penyakit ini umumnya sama. Beberapa cara berikut bisa kamu lakukan sebagai bentuk pencegahan terhadap vaginitis:

  • Membersihkan vagina dengan cara yang tepat, yaitu dengan membasuhnya dari depan ke belakang
  • Hindari douching, yaitu menggunakan sabun antiseptik dan produk kewanitaan yang mengandung pewangi
  • Menerapkan cara berhubungan intim yang aman
  • Tidak bergonta-ganti pasangan seksual
  • Gunakan celana dalam berbahan dasar katun yang longgar agar dapat menyerap keringat. Hindari menggunakan celana dalam yang ketat dan lembab.
  • Hindari menggunakan pakaian renang yang basah atau setelah berkeringat dalam waktu yang lama.

Demikian informasi mengenai radang vagina atau vaginitis, penyebab, gejala, beserta cara mengobati dan mencegahnya. Untuk mengatasi vaginitis, ada baiknya kamu perlu berkonsultasi pada dokter untuk perawatan intensif yang lebih baik.

Adapun sebagai pencegahan, kamu bisa rutin memeriksakan kondisi kesehatan vagina kamu. Sehat selalu ya detikers!

Simak Video “Viral Kena Vitiligo Korban MLM, Bisakah Disembuhkan?
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)