Tag: Seminggu

Pantesan Physique Targets, Serajin Ini Giselle ‘Exercise’ dalam Seminggu


Jakarta

Gisella Anastasia kerap bikin warganet salah fokus dengan bodinya yang tetap bugar di usia 33 tahun. Meski aktivitasnya padat, ternyata Gisel tidak pernah lepas dari aktivitas olahraga.

Bahkan, ia sudah memasukkan rutinitas olahraga yang dilakukan sebanyak enam kali seminggu.

“Oh iya olahraga juga nggak pernah lepas. Kalau itu sudah dimasukin ke kalender, seminggu pasti enam hari kalau nggak lagi terbang,” kata Giselle saat ditemui di sela-sela acara pembukaan Jakarta X Magnificence di Jakarta Conference Middle, Kamis (14/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Karena justru kalau nggak olahraga sumpek rasanya. Jadi disempatin di pagi hari sebelum beraktivitas. Kecuali kalau misalnya hari ini aku ambil rapot Gempi, ya olahraganya diganti sore atau malam jika memungkinkan, kalau nggak ya sudah,” jelasnya.

Aktivitas fisik atau olahraga yang dilakukan Giselle juga cukup bervariasi. Belakangan ini, ia biasanya melakukan health club, pilates, dan olahraga lari.

Selain itu, untuk melengkapi waktu ‘me time’, Giselle lebih suka melakukan journey ke luar Jakarta untuk diving. Namun, untuk masalah makanan, Giselle tidak terlalu memaksakan diri.

“Pengennya (makanan dijaga), tapi ada masa-masa yang kita nggak bisa selalu hebat banget menjaganya. Jadi, ya sudahlah kalau lagi pengen makan cilok ya makan. Cuma ditakar-takar saja porsinya,” tuturnya.

Simak Video “Mematahkan Mitos Olahraga Malam Tak Baik
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

Seberapa Sering Pasutri Harus Bercinta dalam Seminggu?


Jakarta

Pernahkah muncul pertanyaan tentang seberapa sering sebaiknya pasutri berhubungan seks? Sangat wajar jika pertanyaan ini muncul dari kedua pasangan, tetapi yang perlu diingat setiap hubungan memiliki kebutuhan seksual yang berbeda.

Lebih sering berhubungan seks bukan berarti hubungan pasutri itu menjadi lebih baik. Sebaliknya, fokus pada kualitas saat bercinta dapat memperkuat ikatan dengan pasangan.

Tidak ada jawaban yang tepat untuk seberapa sering pasutri harus berhubungan seks. Dikutip dari Insider, sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan di Archives of Sexual Conduct yang mempelajari lebih dari 26.000 orang di 1989 sampai 2014, menemukan orang dewasa rata-rata berhubungan seks sebanyak 54 kali dalam setahun atau sekitar seminggu sekali.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun frekuensinya bisa berubah tergantung pada usia seseorang. Penting juga dicatat bahwa seks adalah istilah luas yang mencakup banyak tindakan seksual, sehingga definisi dari setiap orang bisa berbeda-beda.

Seminggu sekali mungkin menjadi jumlah rata-ratanya, tetapi ini bukan jumlah tepat bagi semua hubungan.

“Meskipun mungkin ada seks yang ‘terlalu sedikit’ atau ‘terlalu banyak’ itu benar-benar subjektif dan bergantung pada pasangan,” kata Christene Lozano seorang terapis keluarga pernikahan dan kecanduan seks berlisensi.

Jika salah satu pasangan merasa tidak puas dengan jumlah seks yang dilakukan, berbagai faktor secara fisik maupun psychological seseorang bisa mempengaruhinya. Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya yakni stres, masalah kesehatan, rutinitas yang dilakukan membosankan, sibuk, serta merasa tidak diperhatikan atau didengar oleh pasangan.

Terlepas dari seberapa banyak atau sedikitnya seks yang dilakukan dengan pasangan, hubungan seksual memiliki berbagai manfaat dan menjadi bagian penting dari hubungan yang sehat.

Intinya rata-rata orang dewasa berhubungan seks sekitar sekali dalam seminggu, tetapi ini tidak bisa dijadikan acuan untuk melakukan rutinitas pasutri. Meningkatkan kualitas seks dengan beberapa cara dapat menambah kepuasan saat bercinta, daripada hanya memikirkan jumlah bercinta dengan pasangan.

Untuk meningkatkan kehidupan seks, pasutri dapat melakukan berbagai usaha seperti mengurangi stres, memaksimalkan foreplay, serta mencoba beberapa hal baru saat berhubungan seks.

Simak Video “Kenali Manfaat Seks Rutin Bagi Kesehatan untuk Pasutri
[Gambas:Video 20detik]
(Nala Andrianingsih/naf)

Jennifer Dunn Jajal Operasi Bariatrik, Seminggu Pangkas 4 Kg

Jakarta

Baru-baru ini, aktris Jennifer Dunn menjalani operasi bariatrik di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan. Hal ini ia ungkapkan dalam unggahan Instagram-nya pada Jumat (9/6).

“Bismillah for at present ‘Endoscopic Sleeve Gastroplasty’ or ESG for brief (Bismillah untuk operasi Endoscopic Sleeve Gastroplasty, atau ESG untuk kependekannya, hari ini),” tulis Jennifer Dunn, dikutip Selasa (20/6/2023).

[Gambas:Instagram]

Dalam unggahan lainnya, Jennifer Dunn membalas komentar netizen yang menanyakan kondisinya pasca operasi. Ia mengungkap dirinya berhasil menurunkan 4 kilogram dalam waktu seminggu.

“Kaaa abis op, udh turun berat badan blm ? Trs efeknya apa,” tanya netizen tersebut.

“Ak udh turun 4kilo 1 minggu setelah Op (operasi),” jawab Jennifer Dunn.

Selain Jennifer Dunn, pertengahan tahun lalu aktris Melly Goeslaw juga pernah menjalani operasi bariatrik. Berkat operasi tersebut, Melly berhasil memangkas berat badannya secara drastis.

“Akhirnya berat sudah turun dari 87 ke 64, berarti 23 kilogram dalam waktu 3 bulan lebih. Puas banget,” ucap Melly, ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

Selain berat badan yang turun, operasi bariatrik yang dilakukannya ini mampu membuat kadar gula darah Melly menjadi lebih terkontrol.

“Waktu sebelum operasi ada pemeriksaan, di situ aku ketahuan ternyata aku diabet, setelah bariatrik diabetnya bagus. Waktu itu gulanya 250 sekarang 99,” jelas pelantun ‘Tak Tahan Lagi’ itu.

Apa Itu Operasi Bariatrik?

Dikutip dari MayoClinic, operasi bariatrik atau bariatric surgical procedure merupakan pembedahan sebagian lambung atau bypass usus yang dilakukan untuk menurunkan berat badan. Biasanya, metode ini dilakukan untuk pasien yang memiliki berat badan berlebih, serta mengurangi risiko masalah kesehatan yang berpotensi mengancam jiwa, seperti:

  • Penyakit jantung dan stroke
  • Tekanan darah tinggi
  • Nonalcoholic fatty liver illness (NAFLD) atau penyakit hati berlemak non alkohol
  • Nonalcoholic steatohepatitis (NASH) atau steatohepatitis non alkohol
  • Sleep apnea
  • Diabetes tipe 2

Adapun operasi ini dilakukan setelah pasien telah mencoba menurunkan berat badan dengan memperbaiki pola makan dan kebiasaan olahraga.

Perbedaan Sedot Lemak dan Operasi Bariatrik

Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif yang sempat menangani Melly dan Jennifer Dunn, Dr dr Peter Ian Limas, SpBSubBDig menyebut operasi bariatrik berbeda dengan tindakan sedot lemak. dr Peter menuturkan, operasi bariatrik tidak menjurus ke tujuan kosmetik.

Menurutnya, operasi bariatrik adalah modifikasi saluran cerna sehingga berat badan bisa menurun dan komorbiditas bisa teratasi.

Caranya pun tak instan layaknya sedot lemak. Hal ini dikarenakan metode ini berfokus pada pembentukan cara hidup yang baru, bukan kecepatan penurunan berat badan. Pasca operasi, dokter akan melakukan pendampingan pada pasien hingga setahun.

“Ini adalah ‘completely completely different animal’, hewan yang berbeda sekali tidak bisa dibandingkan sebenarnya. Sedot lemak benar-benar tidak mengejar value-value yang ada di bedah bariatrik. Turun berat badan saja bukan itu yang dikejar, apalagi komorbid, menghindari kanker, sleep apnea. Itu sama sekali tidak ada,” terang dr Peter dalam diskusi digital beberapa waktu lalu.

“Sedot lemak adalah physique shaping, membentuk tubuh. Setelah bedah bariatrik, kurus, dia baru perlu tindakan-tindakan bedah plastik. Bukan sedot lemak sih ya, mungkin kulitnya berlebih di-trimming. Tapi benar-benar sedot lemak dengan bedah bariatrik itu berbeda banget. Sedot lemak itu value-nya membentuk tubuh, kalau bariatrik kebiasaan hidup yang baru, membentuk kesehatan yang bagus, membentuk segala macam mengenai sehat,” pungkasnya.

Simak Video “Mengenal Operasi Bariatrik yang Dilakukan Melly Goeslaw
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/kna)