Jakarta

Penyakit jantung merupakan salah satu kondisi medis yang sangat berbahaya. Jika tidak ditangani dengan tepat, efek deadly bisa saja dialami oleh pengidapnya.

Beberapa jenis penyakit jantung yang mungkin banyak didengar masyarakat adalah henti jantung dan serangan jantung. Namun, rupanya masih banyak masyarakat salah mengira bahwa kedua kondisi medis tersebut itu sama. Sebenarnya apa sih perbedaan henti jantung dan serangan jantung?

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Erta Priadi Wirawijaya, SpJP menjelaskan henti jantung merupakan sebuah kondisi di mana jantung secara tiba-tiba berhenti berdetak. Kondisi ini terjadi karena adanya masalah listrik pada jantung yang menyebabkan gangguan irama tidak beraturan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kondisi ini akhirnya membuat jantung tidak bisa memompa darah ke otak, paru-paru atau organ lain,” ucap dr Erta dalam konferensi pers, Senin (25/9/2023).

“Dalam hitungan detik, seseorang yang akan kehilangan kesadaran tidak bernapas. Tanpa penanganan, kematian bisa terjadi dalam hitungan beberapa menit,” sambungnya.

Sedangkan pada serangan jantung, kondisi ini disebabkan oleh adanya sumbatan arteri koroner sehingga darah yang kaya akan oksigen tidak dapat mencapai otot jantung. Jika aliran darah tidak segera dipulihkan, otot jantung dapat rusak dan mati.

Berbeda dengan henti jantung, proses serangan jantung umumnya tidak langsung membuat pasien meninggal. Adapun gejala yang dialami oleh pasien serangan jantung antara lain nyeri dada hebat, keringat dingin, mual, dan muntah.

“Tapi biasanya ada gejala serangan jantung yang mendahului yaitu bisa muncul itu bisa berlangsung beberapa jam, hari, atau minggu sebelum serangan,” ujarnya.

“Beda dengan henti jantung, biasanya serangan jantung itu tidak membuat jantung berhenti berdetak masih bisa dia memompakan darah tapi semakin lama tidak ditangani bisa semakin besar kerusakannya,” pungkasnya.

Adapun penanganan kedua kedua jenis penyakit jantung ini pun berbeda. Pasien henti jantung harus segera mendapatkan resusitasi jantung paru atau CPR saat itu juga, sedangkan pasien serangan jantung harus segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan revaskularisasi.

Simak Video “Faktor Risiko Penyakit Jantung yang Bisa Diubah dan Tidak
[Gambas:Video 20detik]
(avk/naf)