Jakarta

Penyakit raja singa atau sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini dikategorikan sebagai penyakit menular, dan utamanya dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

Menurut information Kementerian Kesehatan RI, kasus raja singa dilaporkan meningkat dalam kurun 2016-2022. Dari 12 ribu menjadi hampir 21 ribu kasus dengan rata-rata penambahan tiap tahunnya sebesar 17.000-20.000 kasus.

Persentase pengobatan terhadap pasien masih rendah di Indonesia. Pada pasien ibu hamil contohnya. Hanya sekitar 40 persen dari complete pasien wanita hamil dengan sifilis saja yang baru diobati. Sisanya, belum mendapatkan pengobatan dan berpotensi menularkan kepada anak yang dikandungnya.

Dilansir medicalnewstoday.com, sifilis tidak akan sembuh tanpa pengobatan. Pada tahap awal, penyakit ini dapat diobati dengan pemberian antibiotik. Jika tidak diobati dalam jangka waktu lama, raja singa mampu mengakibatkan kerusakan pada organ penting seperti jantung dan otak bahkan bisa meregang nyawa.

Untuk tahu informasi lebih jelasnya mengenai penyakit raja singa, simak uraian berikut ini.

Penyebab Penyakit Raja Singa

Pada tahun 1905, ilmuwan Jerman menemukan penyebab dari sifilis, yakni infeksi yang berkembang karena bakteri. Treponema pallidum adalah jenis bakteri yang bertanggung jawab atas infeksi tersebut.

Cara Penularan Penyakit Raja Singa

Bakteri T. pallidum dapat menyebar antarmanusia melalui kontak langsung dengan luka sifilis. Luka ini cenderung berkembang dan muncul pada kulit atau selaput lendir di vagina, penis, anus, rektum, bibir, atau mulut.

Raja singa terutama dapat ditularkan secara seksual seperti melalui hubungan seks oral, anal, vagina, atau kontak langsung antara alat kelamin.

Seorang anak juga bisa tertular sifilis apabila ibunya mengidap penyakit ini dan tidak diobati. Selain itu, raja singa dapat pula menular lewat transfusi darah meski kasus ini sangat jarang terjadi.

Sifilis tidak dapat ditularkan melalui; bathroom bersama, memakai pakaian maupun menggunakan peralatan makan orang lain. Meski begitu, siapa saja bisa tertular penyakit ini

Adapun orang yang paling berisiko terkena raja singa, yakni:

  • Orang yang berhubungan intim dengan banyak pasangan tanpa penghalang, seperti kondom
  • Pengidap HIV
  • Orang yang punya pasangan terkena sifilis.

Gejala Penyakit Raja Singa

Sifilis memiliki sejumlah gejala tergantung dari tahapan infeksinya. Berikut ciri-ciri sifilis berdasarkan tahapannya:

1. Sifilis Primer

Tahap ini terjadi sekitar 3-4 minggu setelah seseorang tertular bakteri T. pallidum. Mulanya, penyakit raja singa ini menimbulkan gejala seperti munculnya satu atau lebih luka atau chancre sifilis berbentuk bulat kecil keras yang tidak sakit tetapi sangat menular.

Luka ini kemudian bisa hilang dalam 2-6 minggu. Tanpa pengobatan, bakteri tersebut kemungkinan masih berada dalam tubuh dan dapat tetap aktif untuk waktu yang lama.

2. Sifilis Sekunder

Jika tidak diobati, penyakit raja singa bisa berkembang ke stadium keduanya. Ini ditandai dengan sakit tenggorokan dan ruam kulit tak gatal yang biasa ditemukan di telapak tangan dan kaki, tapi dapat pula muncul di mana saja.

Gejala lainnya, meliputi; nyeri otot, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, rambut rontok tidak merata, sakit kepala, penurunan berat badan, kelelahan, dan sakit persendian.

Terkadang, sifilis sekunder juga kerap disalahartikan sebagai kondisi penyakit lain, seperti pitiriasis rosea, lichen planus, dan psoriasis. Tanpa pengobatan, raja singa tahap ini mampu berkembang ke fase laten dan tersier.

3. Sifilis Laten

Pada tahap laten ini, sifilis tidak memunculkan gejala. Namun, bakteri T. pallidum tetap aktif di dalam tubuh dan bisa kambuh kembali di kemudian hari. Fase ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi raja singa stadium tersier.

4. Sifilis Tersier

Fase sifilis tersier dapat terjadi 10-30 tahun setelah infeksi bakteri awal. Penyakit raja singa yang yang sudah pada tahap ini bisa merusak organ dan sistem pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi, bahkan dapat sampai mengancam nyawa.

Dampak potensial lain yang memungkinkan timbul pada sifilis stadium ini, meliputi; kebutaan, kehilangan pendengaran, kondisi kesehatan psychological, hilang ingatan, kerusakan jaringan lunak dan tulang, kelainan neurologis (seperti stroke atau meningitis), penyakit jantung, dan neurosifilis (infeksi pada otak atau sumsum tulang belakang).

Pengobatan Penyakit Raja Singa

Dokter akan memberikan pengobatan sifilis tergantung pada gejala dan seberapa lama bakteri ada dalam tubuh pengidapnya. Adapun perawatan dan pengobatan yang diterima pasien raja singa, yakni suntik penisilin G benzatin intramuskular.

Penisilin adalah salah satu antibiotik yang paling banyak digunakan dan biasanya efektif untuk mengobati sifilis. Suntikan ini diberikan kepada orang dengan tahap primer dan sekunder. Pada orang dengan fase laten dan tersier memerlukan suntikan mingguan selama 3 pekan.

Adapun pasien neurosifilis diobati dengan penisilin intravena (IV) selama 2 minggu untuk menghilangkan bakteri dari sistem saraf pusat.

Penderita penyakit raja singa yang alergi terhadap obat penisilin kemungkinan akan diobati dengan antibiotik lain, seperti doksisiklin dan seftriakson.

Pencegahan Penyakit Raja Singa

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan supaya tidak tertular sifilis. Berikut langkah-langkah mengurangi risiko terkena raja singa:

  • Tidak melakukan hubungan seks bebas
  • Monogami
  • Gunakan kondom saat berhubungan intim
  • Gunakan dental dam selama seks oral
  • Hindari saling meminjam mainan seks dengan orang lain
  • Hindari pemakaian jarum suntik bersama
  • Lakukan pemeriksaan infeksi menular seks.

Itulah penjelasan mengenai penyakit raja singa, mulai dari penyebab hingga cara pencegahannya.

Simak Video “Mengenal Tahapan Perkembangan Penyakit Sifilis: Primer-Tersier
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)