Tag: Sulit

Sulit Tidur hingga Alami Jantung Berdebar saat Bangun, Apakah Sleep Apnea Dok?

Jakarta

Pertanyaan:

Halo Dok, saya pria usia 30 tahun dan sering mengalami sleep apnea. Tidur saya mudah terganggu dan jantung berdebar saat bangun.

Beberapa hari ini badan saya juga lemas, seperti tidak bertenaga. Apa yang terjadi sebenarnya Dok, apakah ini termasuk sleep apnea?


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebenarnya, penyebab sleep apnea itu apa saja dan bagaimana mengatasinya?

FK (pria, 30 tahun)

Jawaban:

Jadi yang dimaksud dengan Obstructive Sleep Apnea atau sleep apnea adalah gangguan pernapasan sewaktu tidur. Gejala yang terjadi pada malam hari saat tidur seperti:

  • Mendengkur atau loud night breathing
  • Henti napas saat tidur
  • Gasping atau sensasi seperti tersedak, seperti ada cairan lambung yang naik membuat tersedak sampai kadang-kadang pasien terbangun
  • Tidur yang tidak nyenyak

Kemudian gejala yang muncul pada siang hari, seperti:

  • Bangun pagi yang tidak segar, karena tidur yang tidak nyenyak
  • Bisa menyebabkan sakit kepala pada pagi hari
  • Tenggorokan yang sakit atau kering
  • merasa lelah dan lesu
  • Rasa ngantuk yang berlebihan

Untuk mengidentifikasi penyebab sleep apnea bisa, pasien harus dianalisis terlebih dulu seperti pemeriksaan fisik. Secara fisiologis regular, kita bernapas lewat hidung jadi kemungkinan adanya hambatan saat yang terjadi pada hidung akan dicari. Biasanya, dokter THT akan melakukan pemeriksaan endoskopi, dari hidung sampai laring akan dilihat apakah ada penyempitan atau tidak.

Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti ada sekat hidung yang membagi ruang hidung kanan dan kiri ada yg bengkok. Selain itu adanya pembesaran konka yang menyebabkan sumbatan, polip yang besar, ada amandel di belakang hidung atau adenoid, sumbatan napas, tumor atau tonsil membesar di bawah lidah, serta faring yang menyempit.

Cara mengatasinya:

  • Bisa melakukan tindakan korektif seperti pembedahan untuk mengatur saluran napas
  • Bisa dilakukan pemasangan tekanan oksigen

Jika mulai terlihat gejala-gejala tersebut dan telah dilakukan tindakan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang yaitu sleep analysis check. Saat tidur, kita ukur kadar oksigennya, ada kenaikan tekanan darah atau tidak, nadinya tambah cepat atau tidak, apakah ada henti napas, atau apakah ini ada pengaruhnya dari perubahan posisi atau tidak.

Sebagai informasi, apnea index yang regular adalah kurang dari 5 atau sama dengan 5. Kalau yang ringan 5-15 kali dalam satu jam. Kalau yang moderat 15-30 kali dalam satu jam, dan kalau yang berat ada lebih dari 30 kali dalam satu jam.

dr Zainal Adhim, SpTHT KL, Subsp, LF (Okay), PhD

Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Subspesialis Laring Faring

RS Pondok Indah – Pondok Indah

Tentang Konsultasi Kesehatan

Pembaca detikcom yang memiliki pertanyaan seputar kesehatan, dapat mengirimkan pertanyaan disertai keterangan nama, usia, dan jenis kelamin melalui kind Konsultasi detikHealth, KLIK DI SINI.

Identitas penanya bisa ditulis terang atau disamarkan, disesuaikan dengan keinginan pembaca. Kerahasiaan identitas dijamin.

Mau tahu kondisi psychological well being kamu? Coba ikutan tes psikologi DI SINI.

Simak Video “Penampakan RS Al Shifa, Pasien Tidur di Luar dengan Tenda Compang-camping
[Gambas:Video 20detik]
(sao/suc)

Mr P Sulit ‘Berdiri’? 3 Trik Ampuh Saran Dokter Urologi Ini Boleh Dicoba


Jakarta

Ada masa ketika penis kesulitan untuk ‘berdiri’. Meski hal tersebut wajar, jika sering terjadi bisa merusak keharmonisan hubungan dengan pasangan.

Tak hanya itu, ahli urologi dari Spire Southampton Hospital, dr Rowland Rees mengatakan penis yang loyo bisa membuat pria merasa malu dan kurang percaya diri.

Jika Anda pernah mengalami hal tersebut, tak perlu khawatir. Berikut 3 suggestions ampuh ala dr Rees agar penis senantiasa perkasa.

1. Rajin Berolahraga

dr Rees mengatakan penis yang loyo bisa jadi disebabkan oleh faktor stress atau kurang percaya diri. Dengan rajin berolahraga, maka akan meningkatkan kesehatan psychological sehingga terhindar dari stres.

Tak hanya itu, tubuh juga akan lebih sehat dan match. Hal ini secara langsung akan meningkatkan rasa percaya diri.

“Gelisah, kegemukan dan stres bisa memengaruhi kemampuan untuk ereksi dan mempertahankannya,” ujar dr Reese, dikutip dari The Solar, Kamis (17/8/2023).

2. Menurunkan Berat Badan

Selain membuat kurang percaya diri, kegemukan ternyata juga bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Karena itu, penting untuk mengadopsi pola makan yang sehat dan seimbang, plus olahraga secara rutin, guna mencegah obesitas, disfungsi ereksi, serta penyakit lainnya.

3. Berhenti Merokok

Siapa sangka, merokok ternyata bisa memengaruhi kemampuan penis untuk ereksi. dr Rees menjelaskan merokok bisa mengurangi suplai darah ke seluruh organ tubuh, termasuk penis. Hal ini lah yang membuat penis kesulitan untuk ereksi.

“Pria yang merokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi,” tandas dr Rees.

Simak Video “Situasi Sekolah di Jepang yang Terpaksa Tutup Imbas Resesi Seks
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Menkes Bicara Polemik RUU Kesehatan: Sulit Diterima Para ‘Pemain’


Jakarta

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin bicara terkait polemik RUU Kesehatan yang sebentar lagi segera memasuki tahap pengesahan pada Rapat Paripurna DPR RI. Ia tak menampik bahwa RUU Kesehatan menuai penolakan dari beberapa pihak.

Penolakan ini, disebutnya muncul karena RUU Kesehatan sulit diterima oleh ‘pemain’.

“RUU Kesehatan sulit diterima oleh para ‘pemain’,” kata Menkes dalam Podcast Rapor Pandemi hingga Polemik RUU Kesehatan dikutip Selasa (4/7/2023).

Menkes menambahkan RUU Kesehatan dibuat melalui insiatif DPR atas pertimbangan pengalaman saat pandemi COVID-19. Di samping itu, UU Kesehatan di Indonesia juga sudah tertinggal jika dibandingkan negara lain.

“Teman-teman juga bisa merasakan, saya ngomong dengan banyak ‘pemain’, banyak dokter, banyak perawat. Mereka bilang hole kita dengan luar negeri jauh, itu sebabnya kenapa orang Indonesia ‘pindah’ (berobat-red) ke luar negeri,” bebernya.

Menurut Budi, RUU Kesehatan sudah dipersiapkan sejak Desember 2022 dengan melibatkan masyarakat. Sosialisasi berlanjut pada agenda public listening to oleh pemerintah sejak Februari sampai akhir April 2023.

Selama periode tersebut, dia menyebut Kemenkes telah menggelar 150 occasion mengundang 1.200 institusi, 7.000 tamu undangan hingga menghasilkan 6.000 masukan yang dipertimbangkan.

Menurut Budi, ketidakpuasan sejumlah pihak terhadap RUU Kesehatan merupakan hal yang wajar dalam diskusi dan demokrasi.

“Kalau ada yang merasa, kok saya kasih seratus (masukan) tidak semuanya diterima, ya wajar. Kami lihat, dari seratus yang masuk akal cuma 50, DPR lihat yang masuk akal cuma 40. Diskusi itu terjadi,” pungkasnya.

Simak Video “Momen IDI hingga PDGI Demo, Tolak RUU Kesehatan
[Gambas:Video 20detik]
(kna/naf)