Jakarta –
Para wanita umumnya akan mengalami menstruasi setiap bulannya. Sebelum memasuki siklus ini, sebagian perempuan kemungkinan akan menghadapi tanda-tanda haid atau gejala mens terlebih dahulu.
Dilansir healthline.com, tanda-tanda haid ini dikenal dengan sebutan premenstrual syndrome (PMS). Detikers mungkin pernah mendengar istilah PMS menjelang haid bukan?
Bisa dibilang, PMS merupakan kondisi umum yang terjadi pada kaum wanita. Karena lebih dari 90 persen orang yang menstruasi mengalami PMS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mayoritas perempuan disebutkan melewati gejala PMS ringan. Dan sebagian lainnya mendapatkan PMS yang cukup parah hingga mampu ganggu aktivitas sehari-hari. Tapi ada juga wanita yang haid tanpa mengalami PMS.
Tanda-tanda haid ini juga bervariasi pada setiap perempuan. Namun biasanya, tiap orang punya pola PMS yang terjadi hampir sama tiap bulannya.
Kalau detikers memperhatikan dan paham betul gejala PMS yang biasa kamu dapat tiap bulan, itu dapat menjadi cara mudah untuk bisa mengetahui siklus mens bulananmu dimulai, lho.
Lantas, apa saja kondisi PMS yang biasa terjadi pada wanita? Kamu dapat cari tahu informasinya di uraian bawah ini.
Berapa Lama Tanda-tanda Haid Berlangsung?
Sebelum menuju ke pembahasan macam-macam gejala PMS, tanda-tanda haid pada wanita kerap terjadi sekitar 5 hari sebelum menstruasi mulai. Dan akan hilang setelah kadar estrogen dan progesteron pada tubuh meningkat, kisaran 4 hari sesudah mens dimulai.
Tanda-tanda Haid Regular
Gejala PMS termasuk wajar bila terjadi sebelum, selama, dan setelah menstruasi. Berikut tanda-tanda haid yang regular:
1. Kram Perut
Perut yang mengalami kram sebelum haid merupakan tanda yang cukup umum. Kram akan terasa pada perut bagian bawah dan dapat menjalar ke pinggang juga paha atas. Kondisi ini biasanya terjadi selama beberapa hari sebelum dan setelah mens dimulai.
Kram disebabkan oleh produksi hormon prostaglandin yang memicu kontraksi rahim untuk bantu meluruhkan lapisan endometrium ketika tak terjadi kehamilan. Tingkat keparahan kram dapat bervariasi. Mulai dari nyeri ringan sampai rasa sakit ekstrem yang mampu ganggu kegiatan harian.
2. Muncul Jerawat
Gejala lainnya adalah jerawat. Pada fase PMS, jerawat terjadi karena perubahan hormonal alami yang berkaitan dengan siklus reproduksi wanita.
Di mana hormon androgen merangsang produksi sebum, yakni minyak yang diproduksi oleh kelenjar dalam kulit. Saat sebum terlalu banyak diproduksi maka jerawat akan muncul.
Jerawat selama PMS akan terlihat pada bagian dagu dan rahang. Atau juga muncul di bagian tubuh mana saja, seperti space lain di wajah hingga punggung. Dan jerawat ini akan hilang jelang berakhirnya mens.
3. Mudah Lelah
Menjelang mens, kadar hormon estrogen dan progesteron akan menurun drastis. Hal ini yang menyebabkan kelelahan. Selain itu, kekurangan tidur selama PMS juga membuat kamu mungkin mudah lelah.
4. Payudara Membengkak
Sekitar fase ovulasi, hormon progesteron akan meningkat dan menyebabkan kelenjar di payudara akan membesar. Kemudian payudara bakal terasa nyeri dan bengkak. Pada sebagian wanita, kondisi ini akan membuat tidak nyaman.
5. Sakit Kepala
Fluktuasi kadar hormon mampu sebabkan sakit kepala dan migrain. Perubahan estrogen meningkatkan serotonin dan reseptor serotonin di otak selama siklus haid. Serotonin sendiri adalah neurotransmitter yang memicu sakit kepala. Serangan migrain memungkinkan terjadi sebelum, selama, dan setelah menstruasi berakhir.
6. Nyeri Pinggang
Kontraksi rahim yang dipicu prostaglandin dapat mengakibatkan terjadinya kontraksi otot di bagian punggung bawah atau pinggang. Inilah yang menjadi penyebab nyeri pinggang saat PMS.
7. Temper Swings
Tak hanya gejala fisik, tanda-tanda haid juga bisa menyerang emosional. Sebagian perempuan akan mengalami suasana hati yang berubah, depresi, marah, hingga cemas selama PMS. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang naik turun.
8. Kesulitan Tidur
Sejumlah tanda-tanda haid seperti kram, sakit kepala, dan temper swing mampu mempengaruhi kualitas tidur. Demikian detikers bisa saja merasa sulit untuk tidur selama siklus menstruasi.
9. Perut Kembung
Perubahan hormon estrogen dan progesteron bisa mengakibatkan tubuh menahan lebih banyak air dan garam dari biasanya. Karena inilah perut kembung dapat terjadi saat PMS.
Kamu bisa mengatasi kembung pada fase ini dengan mengurangi konsumsi garam, olahraga teratur, dan makan lebih banyak buah serta sayuran.
10. Masalah Pencernaan
Prostaglandin yang menyebabkan kontraksi rahim juga bisa memicu kontraksi di usus lantaran letaknya yang berdekatan. Hal ini yang membuat beberapa wanita mengalami diare atau sembelit jelang menstruasi.
11. Nafsu Makan Meningkat
Penelitian menyebutkan keinginan mengkonsumsi makanan manis atau karbohidrat selama siklus haid adalah umum terjadi. Ini karena kadar serotonin pada tubuh menurun sehingga kamu akan mencari cara lain salah satunya dengan mengincar banyak makanan.
Tanda-tanda Haid Tidak Regular
Jika detikers mengalami gejala PMS seperti kram, perut, nyeri pinggang, kelelahan secara ekstrem sampai ganggu aktivitas harian, maka kamu perlu waspada dan bisa pertimbangkan diri untuk menemui dokter.
Selain itu, perubahan suasana hati yang parah mampu mengarahkan pada serangan kecemasan berlebih. Bila ini sampai terjadi, kamu perlu ditangani oleh ahlinya
Kalau sejumlah gejala menstruasi kamu parah, mungkin detikers mengalami gangguan disforik pramenstruasi atau premenstrual dysphoric dysfunction (PMDD). Ini termasuk gejala PMS yang serius dan memerlukan perawatan dokter.
Karena itu, detikers perlu memperhatikan tanda-tanda haid yang kerap kamu alami, ya. Supaya kamu bisa mendeteksi lebih awal mana yang biasa terjadi dan mana yang tidak regular.
Simak Video “Waspada! Kista Pada Kaum Hawa“
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)