Jakarta

Viral Singapura disebut menemukan makanan dari Jepang mengandung kontaminasi limbah nuklir, dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Jepang. Badan Pengawas Pangan Singapura (SFA) buka suara, memberikan klarifikasinya pada Minggu (3/9/2023).

Dipastikan, negara tetangga RI tersebut belum menemukan sampel makanan yang terkontaminasi dari PLTN Fukushima Jepang.

Klarifikasi ini menyusul laporan Wall Avenue Journal (WSJ) dalam podcast bertajuk pelarangan makanan impor Jepang di banyak negara. Pasalnya, dalam pembahasan tersebut disebutkan Singapura menemukan kontaminasi radioaktif di sampel sayuran dari Jepang.

“Podcast WSJ merujuk pada rilis media yang dilakukan oleh mantan Otoritas Agri-Meals & Veterinary Singapura pada tahun 2011,” kata SFA, membantah informasi yang beredar.

Meskipun podcast tersebut diposting di situs WSJ pada 24 Agustus, pernyataan temuan kontaminasi di sayuran Jepang sebenarnya merupakan laporan kejadian 25 Maret 2011, dua minggu setelah bencana nuklir Fukushima di Jepang.

SFA menambahkan, pihaknya belum menemukan sampel sayuran yang terkontaminasi dari Jepang atau produk makanan terlarang dari prefektur Jepang manapun baru-baru ini.

Badan tersebut juga menegaskan kembali bahwa mereka mengadopsi pendekatan berbasis sains dalam menilai risiko keamanan pangan.

“Makanan yang diimpor ke Singapura tunduk pada sistem pengawasan dan pemantauan SFA, yang mencakup pengawasan radiasi dan tindakan penegakan hukum akan diambil jika ada makanan impor yang ditemukan tidak aman atau tidak layak untuk dikonsumsi.”

Menanggapi pertanyaan tentang keamanan pangan menyusul keputusan Jepang untuk membuang air limbah Fukushima ke Samudera Pasifik, Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Singapura Grace Fu juga turut memberikan pernyataan.

Pihaknya dengan yakin telah memantau cermat impor pangan, termasuk yang berasal dari Jepang.

“Badan Lingkungan Nasional (NEA) menilai bahwa rencana pembuangan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut oleh Jepang kemungkinan besar tidak akan berdampak pada air laut di atau sekitar perairan Singapura,” tambahnya.

“Radioaktivitas yang diukur tetap berada dalam tingkat alamiah kita.”

Pada tanggal 24 Agustus, pihak berwenang Jepang mulai membuang air olahan ke laut yang digunakan untuk mendinginkan reaktor yang rusak.

Badan Perikanan Jepang menemukan bahwa ikan yang diuji di perairan sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima tidak mengandung tingkat radiasi yang terdeteksi, dua hari setelah limbah tersebut dilepaskan.

Namun, China telah melarang semua impor makanan laut Jepang setelah pelepasan tersebut, sementara Hong Kong telah membatasi produk makanan laut dari 10 prefektur di Jepang.

Korea Selatan juga menyaksikan protes dengan sekitar 50.000 orang menggelar aksi demo menuntut pemerintah negara tersebut mengambil tindakan.

Simak Video “Jepang Buang Limbah Nuklir, Warga Fukushima: Pemerintah Ingkar Janji
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)