Gura Pallay (24) sedang melihat kereta lain melewati kereta yang dia tumpangi ketika tiba-tiba dia mendengar derit keras. Sebelum dia bisa memahami apa yang terjadi, dia terlempar keluar dari kereta.
Pallay mendarat di samping rel bersama dengan rongsokan logam kereta yang ditumpanginya, langsung kehilangan kesadaran. Hal pertama yang dia lihat ketika dia membuka matanya adalah sisa-sisa tiga kereta api yang terpelintir di atas rel.
Keretanya tergelincir setelah bertabrakan dengan kereta barang yang berhenti. Kereta penumpang lain, yang dilihatnya lewat beberapa saat sebelumnya, menabrak gerbong yang tergelincir.
“Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri, tetapi saya masih tidak bisa menggambarkan apa yang saya lihat. Saya dihantui olehnya,” katanya dikutip dari Channel Information Asia, Selasa (6/6/2023).
Pallay saat ini dirawat di sebuah rumah sakit, di mana dia terbaring di atas tandu dengan kaki patah dan luka hitam di wajah serta lengannya.
Pallay adalah seorang buruh, seperti kebanyakan orang di dalam dua kereta penumpang yang menjadi korban pada hari Jumat (2/6) di negara bagian Odisha timur, menewaskan lebih dari 275 orang dan melukai ratusan lainnya.
Dia sedang melakukan perjalanan ke kota Chennai, India Selatan untuk bekerja di pabrik kertas. Kereta Coromandel Categorical yang ditumpanginya bertabrakan dengan kereta barang barang, membuatnya keluar jalur, dan kemudian ditabrak oleh kereta kedua yang datang dari arah berlawanan di jalur paralel.
“Saya tidak pernah membayangkan hal seperti ini bisa terjadi, tapi saya kira itu adalah takdir kami,” katanya.
Penyelidik mengatakan pada hari Minggu (4/6) bahwa kegagalan sinyal mungkin telah menyebabkan kecelakaan tiga kereta, salah satu bencana rel terburuk dalam sejarah negara itu. Pihak berwenang merekomendasikan agar Biro Investigasi Pusat India, yang menyelidiki kasus-kasus kriminal besar, membuka penyelidikan atas kecelakaan itu.
“Kami tidak dapat mengembalikan mereka yang telah hilang, tetapi pemerintah bersama keluarga dalam kesedihan mereka. Siapa pun yang dinyatakan bersalah akan dihukum berat,” kata Perdana Menteri India Narendra Modi saat mengunjungi lokasi kecelakaan, Sabtu (3/6).
Kecelakaan itu terjadi ketika pemerintah Modi berfokus pada modernisasi jaringan kereta api period kolonial Inggris di India.
Beberapa orang yang selamat dari kecelakaan itu mengatakan mereka masih berjuang untuk memahami bencana tersebut.
“Semuanya terjadi begitu cepat,” kata Subhasish Patra, seorang pelajar yang bepergian bersama keluarganya dari Balasore ke ibu kota negara bagian, Bhubaneswar, dengan Coromandel Categorical.
Dia berencana membawa ibunya ke rumah sakit di Bhubaneswar untuk mengobati cedera tangan. Kemudian melakukan perjalanan ke Puri, salah satu kuil paling penting di Odisha.
Hal pertama yang dipahami Patra setelah kecelakaan itu adalah suara tangisan anak-anak. Orang-orang berteriak minta tolong dalam kegelapan dan tergeletak mayat di sekitarnya.
“Ada banyak mayat di sekitar saya,” kata Patra.
Patra mengatakan gerbong kereta yang ditumpanginya mendarat dengan pintu menghadap ke atas. Dia naik ke tumpukan reruntuhan di dalam kereta dan berhasil menarik dirinya keluar.
Di rumah sakit pada Minggu (3/6), kepalaPatra dibalut kain kasa sambil menunggu scanMRI. Kepalanya berdenyut sakit, katanya, tapi dia bersyukur dia dan seluruh keluarganya selamat.
Simak Video “Anita Tanjung Beri Trauma Therapeutic Anak-anak Korban Gempa Cianjur“
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/kna)