Jakarta

Love scamming atau modus penipuan berkedok asmara diungkap pihak kepolisian. Sebanyak 88 WNA China ditangkap karena terbukti melakukan pemerasan lewat video name intercourse (VCS).

Mengantisipasi risiko penipuan dengan modus serupa love scamming, psikolog klinis dan founder dari pusat konsultasi Anastasia and Affiliate, Anastasia Sari Dewi menjelaskan sebenarnya ada sejumlah tanda yang bisa dikenali dari seorang penipu yang mengajak berkenalan dan ‘PDKT’ di media sosial. Misalnya, tidak adanya teman yang sama (mutual good friend) dengan orang tersebut.

“Temannya nggak ada yang sama, tinggalnya terpisah jauh, tiba-tiba nggak pernah kenal dari mana pun nggak ada kesamaan hobi apa pun yang sama atau komunitas tiba-tiba bisa kontak. Nah ini kan menjadi tanda tanya besar,” ungkap Sari kepada detikcom, Jumat (1/9/2023).

Selain itu, ada kemungkinan juga orang yang berniat menipu ini enggan ditemui secara tatap muka. Pun mereka mau bertukar kontak nomor handphone dan menjalankan video name, mereka akan menanyakan hal-hal privasi, misalnya berkenaan dengan profil keuangan.

“Misalkan pekerjaan calon korban apa, kesibukannya apa, keluarganya bagaimana. Dia akan menanyakan hal-hal untuk mendapatkan profil keuangan calon korban,” ujar Sari.

“Jadi hati-hati saat memberikan informasi yang sifatnya pribadi kepada orang yang sama sekali belum pernah ditemui atau dikenal. Misalkan orang tuanya ditanya kerja apa, kamu kerja apa, penghasilannya berapa, atau misalkan pendekatan yang sifatnya mengarah ke privasi keuangan,” imbuhnya.

Simak Video “Psikolog Beri Ideas Mengubah Pribadi Buruk Anak
[Gambas:Video 20detik]