Tag: Vape

WHO Desak Seluruh Negara Larang Vape dengan Perasa, Ini Alasannya


Jakarta

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak seluruh negara mulai melarang penggunaan rokok elektrik atau vape dengan varian rasa.

Beberapa peneliti, aktivis, dan pemerintah melihat rokok elektrik, atau vape, sebagai alat utama dalam mengurangi kematian dan penyakit yang disebabkan oleh merokok konvensional. Namun, WHO menegaskan belum ada bukti yang menunjukkan vape lebih ‘aman’ dari rokok konvensional.

WHO memastikan tidak ada cukup bukti vape membantu perokok berhenti dari kecanduan rokok konvensional. Vape malah memicu risiko kesehatan, termasuk kecanduan nikotin di kalangan non-perokok konvensional, terutama anak-anak dan remaja.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Lebih banyak anak usia 13-15 tahun yang menggunakan vape dibandingkan orang dewasa di seluruh wilayah, dibantu dengan pemasaran yang sangat agresif,” demikian penekanan WHO, dikutip dari Reuters, Kamis (14/12/2023).

“Anak-anak direkrut dan dijebak pada usia dini untuk menggunakan rokok elektrik dan mungkin kecanduan nikotin,” sorot Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, dan mendesak negara-negara untuk menerapkan tindakan tegas.

WHO menyerukan perubahan, termasuk larangan semua bahan penyedap rasa seperti mentol, dan penerapan langkah-langkah pengendalian tembakau pada vape. Termasuk penerapan pajak atau cukai yang tinggi, serta larangan penggunaan di tempat umum.

WHO tidak mempunyai kewenangan atas peraturan nasional, dan hanya memberikan panduan. Namun rekomendasinya sering kali diadopsi secara sukarela.

WHO dan beberapa organisasi anti-tembakau lainnya mendorong peraturan yang lebih ketat terhadap produk nikotin baru, dengan menargetkan alternatif yang menjadi landasan beberapa perusahaan rokok raksasa seperti Philip Morris Worldwide (PM.N) dan British American Tobacco (BATS.L).

WHO mengatakan vape menghasilkan zat, beberapa di antaranya diketahui menyebabkan kanker, dan menimbulkan risiko bagi kesehatan jantung dan paru-paru. Hal ini juga dapat membahayakan perkembangan otak pada generasi muda.

Simak Video “WHO Minta Semua Negara Setop Rokok dan Vape di Sekolah!
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Paru-paru Rusak karena Vape, Bocah 12 Tahun Kritis sampai Koma

Jakarta

Seorang anak perempuan berusia 12 tahun mengalami koma setelah mencoba vaping. Kondisi bocah bernama Sarah itu semakin diperburuk karena penyakit asma yang dideritanya.

Ibunya, Mary Griffin, dari Belfast, Inggris, mengatakan putrinya itu hampir meninggal dunia akibat vape yang membuatnya kesulitan bernapas. Sarah dilarikan ke ICU di Rumah Sakit Royal Victoria karena kondisinya memburuk dengan sangat cepat.

“Dokter menunjukkan hasil rontgen paru-paru Sarah dan menjelaskan bahwa ada salah satu yang terluka parah. Oleh karena itu, yang lainnya bekerja lebih keras dan memperburuk asmanya,” kata Mary yang dikutip dari The Solar, Selasa (10/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sarah juga mengalami infeksi, jadi jika digabungkan akan berdampak besar pada tubuhnya dengan sangat cepat,” sambungnya.

Dokter sempat merawat Sarah selama empat jam, sebelum akhirnya koma. Mary mengatakan banyak sekali alat yang digunakan untuk menangani putrinya itu.

“Ada tabung, kabel, dan mesin di mana-mana- sungguh menyedihkan melihatnya seperti itu. Sebagai ibunya, saya merasa sangat tidak berdaya, itu adalah mimpi buruk yang menjadi kenyataan,” ungkap dia.

Selama dirawat, Sarah menggunakan mesin untuk membantunya bernapas. Saat itu, Mary merasa putrinya itu tidak bisa diselamatkan karena kadar oksigennya yang sangat rendah.

Di awal penanganan, banyak kekhawatiran dari petugas medis saat akan menginduksinya. Namun, usaha tersebut membuahkan hasil dan berhasil membawa Sarah keluar dari koma.

“Mereka kemudian mencoba membawa Sarah keluar dari koma keesokan harinya dan mulai melepas selang, mengurangi obat penenangnya, melepas ventilator dan perlahan-lahan mengembalikannya ke keadaan sadar,” ujar Mary.

“Pada tahap itu saya punya harapan Sarah akan baik-baik saja. Dia adalah seorang petarung dan benar-benar luar biasa dalam segala hal,” lanjutnya.

Atlet Kolaps gegara Vape, Begini Horornya Kondisi Paru-paru yang Harus Dipotong

Jakarta

Seorang atlet MMA sekaligus pegiat kebugaran harus merelakan sebagian paru-parunya diangkat karena kebiasaan ngevape. Pria bernama Sean Tobin itu mengaku takut dan menyesal telah membiarkan paru-parunya rusak.

“Itu benar-benar menakutkan karena saya merasa telah melakukannya sendiri.Sudah bertahun-tahun saya tidak merawat paru-paru saya sebagaimana seharusnya dirawat,” kata Tobin dikutip dari NYPost.

“Kardio saya sangat bagus. Saya sangat sehat dan seharusnya saya tidak mulai vaping,” lanjutnya.

Kebiasaan buruk itu dimulai sejak tahun 2018. Karena merasa kecanduan, ia bahkan menggunakan satu pena sekali pakai 5.000 kepulan per minggu.

Meski rajin berolahraga, itu tidak menyelamatkan paru-parunya dari efek buruk vape. Sampai akhirnya, Tobin mengetahui adanya kerusakan yang parah pada paru-parunya.

Ia sampai harus dipindahkan ke Rumah Sakit Harmony New Hampshire, di mana mereka memastikan bahwa kerusakan itu disebabkan oleh vaping.

“Ahli radiologi membaca laporan saya, dan mereka memberitahu saya bahwa paru-paru saya kolaps,” tutur Tobin.

Kondisi Paru-parunya yang ‘Hancur’

Untuk memeriksanya, dokter membuat sayatan di antara tulang rusuknya dan memasukkan selang. Prosedur itu dilakukan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap yang menghancurkan paru-paru dan dadanya.

Namun, setelah dua hari lubang itu tidak menutup dan harus dilakukan prosedur operasi. Sebelum prosedur, ahli bedah memeriksa rongga dada Tobin dengan kamera.

Terlihat bahwa paru-parunya dipenuhi bintik-bintik hitam. Dokter memastikan bahwa itu adalah endapan karbon di bagian paru-parunya.

“Itu adalah hal yang menakutkan untuk dilihat. Saat saya melihatnya, saya menjadi sangat kesal pada diri saya sendiri. Saya sangat sedih dan berpikir, ‘Sial, saya melakukan ini pada paru-paru saya sendiri.’,” ungkapnya.

NEXT: Paru-parunya Dipotong

Kisah Pria Alami Paru Kolaps-Nyaris Tewas gegara Vape, Sempat Keluhkan Gejala Ini


Jakarta

Seorang pria di Inggris bernama Ewan Fisher (21), menceritakan pengalaman kelamnya yang nyaris meninggal karena keseringan menghisap vape. Kejadian itu terjadi pada tahun 2019 saat ia masih berusia 16 tahun.

Awalnya, ia menggunakan vape sebagai pengganti rokok lantaran disebutnya dapat meningkatkan kebugaran dan kemampuan bertinjunya. Namun pada suatu malam, paru-parunya mengalami kolaps hingga ia harus dilarikan ke rumah sakit.

Ewan harus menghabiskan waktu berminggu-minggu lamanya untuk perawatan intensif. Ia bahkan memerlukan ‘paru-paru buatan’ untuk bisa bertahan hidup.

“Dokter mengatakan paru-paruku seperti perokok berusia 80 tahun. Jadi hal tersebut tentu saja begitu mengerikan,” ucap Ewan dikutip dari The Solar, Minggu (2/7/2023).

Pada tahun 2020, Ewan dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa dokter sempat menyebut bahwa paru-parunya akan sembuh dalam waktu dua tahun. Namun kondisinya belum benar-benar membaik.

“Mereka sempat mengatakan bahwa paru-paru saya akan sembuh complete dalam dua tahun. Tapi kini nampaknya akan jauh lebih lama, bahkan saat ini kondisiku belum berada di 60 persen,” katanya.

“Dulu saya sangat sehat. Saya biasa berlari setiap malam dan saya tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Saya tidak bisa lari, saya benar-benar kesulitan mendaki bukit,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Ewan bahkan mengaku kondisinya jauh lebih buruk bila dibandingkan dengan kakeknya yang sudah lanjut usia.

“Kakek saya jauh lebih sehat daripada saya dan dia berusia 65 tahun. Ketika saya dibawa ke rumah sakit dokter mengatakan bahwa paru-paru saya seperti perokok 80 tahun. Padahal saya baru menggunakan vape 5 sampai 6 bulan,” ucap Ewan.

Pada Mei 2019, Ewan merasakan gejala kesulitan bernapas dan kondisinya semakin parah. Paru-parunya mulai mengalami kolaps hingga akhirnya ia harus dibawa ke Queen’s Medical Middle di Nottingham.

Setelah itu dia dibawa ke Leicester dan dipasangkan ke paru-paru buatan atau mesin ECMO (extra-corporeal membrane oxygenation).

“Ketika saya dibawa ke rumah sakit, mereka mengambil vape saya dan saya sedang vaping rasa blackberry,” kata Ewan.

“Hal-hal semacam itulah yang membuat saya kecanduan, Rasa manis itu membuat ketagihan dan memikat anak muda,” pungkasnya.

Simak Video “Aturan Vape di Indonesia Bakal Diperketat
[Gambas:Video 20detik]
(avk/suc)