Tag: Anak

Ayah ‘Donor Sperma’ Punya 96 Anak Biologis, Keliling AS-Kanada Temui Satu-satu


Jakarta

Pria di Amerika Serikat (AS), Dylan Stone Miller, telah menjadi ayah biologis dari 96 anak lantaran menjadi seorang donor sperma. Pria tersebut belum lama ini memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai insinyur perangkat lunak lantaran ingin bertemu dengan semua anaknya.

Bahkan ia rela meninggalkan tempat tinggalnya di Atlanta, Georgia, dan melakukan perjalanan ke utara menuju Kanada dengan satu tujuan, yaitu bertemu sebanyak mungkin dari 96 anak biologisnya. Sejauh ini Miller telah bertemu 25 anak di antaranya.

Adapun perjalanannya bertemu anak-anaknya itu dimulai dari media sosial. Menurut laporan Wall Road Journal, Miller sempat menerima pesan Fb pada 2020. Pesan tersebut datang dari Alicia Bowes, salah satu dari dua ibu dari balita yang merupakan salah satu anak kandung Stone-Miller.

“Saya sangat berharap Anda tidak merasa dilanggar dengan cara apa pun, tetapi ini adalah hari Thanksgiving di Kanada dan saya ingin memberitahu Anda betapa berterima kasihnya keluarga saya kepada Anda,” kata Bowes.

Pesan itu tiba beberapa bulan setelah Miller berpisah dari istrinya. Segera setelah itu, dia bertanya kepada Bowes apakah dia bisa bergabung dengan grup Fb yang diberi nama sesuai dengan ID financial institution spermanya. Menurut Wall Road Journal, Bowes dapat melacak Miller di media sosial melalui rincian yang diperoleh dari file donornya.

Saat sudah masuk grup tersebut dan mengatakan bahwa dia tertarik untuk bertemu dengan anak kandungnya, yang sebagian besar adalah orang Amerika, 20 orang tua memperbolehkannya.

Ayah 96 anak itu pun telah mengunjungi Bowes, yang tinggal di Edmonton bersama dua putri yang keduanya merupakan anak biologis Miller, pada dua kesempatan.

Salah satu kunjungannya, yang merupakan perjalanan terpanjang dalam perjalanannya, berlangsung selama sembilan hari. Baik anak-anaknya, Bowes, pasangannya, dan Miller masih berusaha menjalani hubungan baik.

Sebelum bertemu dengan Bowes dan keluarganya, Miller juga sempat mengunjungi anak biologisnya di Atlanta dan Connecticut sebelum menuju ke barat hingga Vancouver.

Miller pertama kali mulai mendonorkan spermanya ketika dia masih seorang mahasiswa, dan menerima USD100 atau sekitar Rp 1 juta dari financial institution sperma Xytex.

Adapun motivasinya menjadi donor tersebut yakni ingin membayar pengacaranya setelah dia didakwa meminum minuman beralkohol di bawah umur, namun dia terus melakukannya selama enam tahun.

Meskipun beberapa negara membatasi jumlah anak per donor, AS tidak memiliki batasan nasional. American Society for Reproductive Medication menawarkan pedomannya sendiri, yang menyarankan batasan 25 anak per donor dalam populasi 800.000 jiwa.

Di Kanada, aturannya serupa, maksimal 25 keturunan per 800.000 penduduk dapat dilahirkan dari satu donor, meskipun tidak ada batasan jumlah keluarga yang akan ‘dibentuk’. Berbeda dengan AS, donor sperma di Kanada tidak mendapat kompensasi.

Simak Video “Fuji Ngaku Kesulitan Syuting karena Idap Skoliosis
[Gambas:Video 20detik]
(suc/vyp)

Ortu Jangan Lalai, 4 Kebiasaan Ini Bisa Picu Obesitas pada Anak!


Jakarta

Tak cuma orang dewasa, nyatanya obesitas juga mengintai bayi dan anak-anak. Kondisi obesitas ini tidak boleh disepelekan, karena dapat berujung pada komplikasi lainnya.

Dikutip dari Mayo Clinic, obesitas dapat membuat anak rentan mengalami masalah kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Obesitas pada masa kanak-kanak juga dapat menyebabkan depresi.

Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan pola hidup anak agar mereka terhindar dari obesitas. Melansir berbagai sumber, berikut beberapa hal yang dapat menjadi pemicu obesitas pada anak.

1. Malas Beraktivitas

Anak-anak yang malas melakukan aktivitas fisik dan olahraga cenderung lebih mudah mengalami obesitas. Hal ini bisa terjadi karena jumlah kalori yang terbakar hanya sedikit karena tubuh jarang bergerak. Akibatnya, berat badan anak akan lebih mudah bertambah. Apalagi jika mereka memiliki kebiasaan makan berlebih. Sebagai orang tua, penting bagi Anda untuk mengajaknya olahraga teratur. Mulailah tanamkan kebiasaan sehat dengan rajin olahraga setidaknya minimal 30 menit per hari, 2-3 kali seminggu.

2. Kurang Tidur

Tidur menjadi faktor penting dalam masa pertumbuhan anak-anak. Anak -anak yang kurang tidur lebih cenderung menjadi gemuk. Pasalnya, kurang tidur menyebabkan kantuk di siang hari yang membuat mereka kurang aktif. Akibatnya, hal ini mengganggu hormon yang mengendalikan nafsu makan sehingga membuat mereka merasa lebih lapar dan makan lebih banyak saat terbangun.

Sebaiknya, atur waktu tidur mereka cukup awal untuk memastikan mereka mendapatkan jumlah tidur yang tepat. Adapun anak berusia lima tahun ke bawah sebaiknya tidur 11 jam. Sementara anak usia 5-10 tahun mendapatkan tidur 10 jam, dan anak 10 tahun ke atas tidur minimal 9 jam.

3. Sering Fundamental Gadget

Seiring berkembangnya teknologi, gadget menjadi hal yang sulit dijauhkan dari anak-anak. Padahal, keseringan major gadget tidak baik bagi tumbuh kembang anak-anak. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam BioMed Central Journal of Well being, Inhabitants and Vitamin, melaporkan kebiasaan major gadget terlalu banyak berkaitan dengan risiko obesitas. Hal ini karena peningkatan durasi screentime dikaitkan dengan peningkatan asupan makanan.

Agar anak tidak bergantung pada gadget, sebaiknya menerapkan display screen time. Menurut WHO, anak usia 2 tahun diperbolehkan untuk display screen time maksimum satu jam per hari. Sama seperti anak dua tahun, anak berusia 3-4 tahun pun hanya diperbolehkan untuk display screen time tidak lebih dari satu jam per hari.

Jika mereka tantrum atau stress tanpa gadget, orang tua perlu melakukan komunikasi rutin. Sering-seringlah mengajak mereka ngobrol dan bertukar pikiran. Hal ini akan membuat mereka lebih terbuka dan mengerti maksud Anda.

4. Jajan Tidak Sehat

Kebiasaan sering jajan makanan atau minuman dapat memicu obesitas pada anak. Apalagi jika orang tua sering memberi jajanan manis dengan alasan agar anak merasa kenyang atau berhenti tantrum. Padahal, anak harus mengonsumsi makronutrien dan mikronutrien agar kebutuhan gizinya terpenuhi dengan baik.

Tak hanya itu, jajanan tinggi gula atau kalori juga menyebabkan anak menjadi ogah-ogahan mengonsumsi makanan utama. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari mengonsumsi jajanan kurang sehat yang dapat memicu obesitas pada anak.

Jika anak suka jajan sembarangan, orang tua bisa ajarkan mereka untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Untuk sumber karbohidrat cobalah sajikan menu yang lebih bervariasi. Nggak melulu nasi, melainkan bisa diganti dengan kentang ataupun mi.

Namun sebaiknya pilih mi yang lebih sehat. Misalnya saja mi instan yang di-oven karena melalui proses produksi yang lebih aman, tidak melalui proses penggorengan. Pola makan sehat ini tentunya perlu diimbangi dengan porsi yang tepat sehingga mereka bisa terhindar dari obesitas.

Nah, itulah beberapa kebiasaan yang dapat memicu anak kelebihan berat badan. Selain menjaga pola makan, menerap display screen time dan melakukan aktivitas fisik, pastikan juga anak menerapkan pola hidup sehat lainnya. Salah satunya dengan mengajak mereka menjaga kebersihan. Pastikan juga mereka mendapatkan vaksin dan pemeriksaan rutin untuk mengecek kondisi kesehatan anak.

(akd/ega)

Expensive Ortu! IDAI Beberkan Suggestions Anak Tak Mudah Ngedrop di Tengah Polusi Ugal-ugalan


Jakarta

Polusi udara terbukti berdampak buruk bagi kesehatan, khususnya bagi kelompok rentan seperti anak-anak. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Bernie Endyarni Medise, SpA(Okay), MPH, kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak melonjak imbas kualitas udara yang buruk.

“ISPA yang polusi ini cukup tinggi ya karena banyak yang batuk pilek, nggak sembuh-sembuh, itu lebih banyak, tapi nggak demam ya. Lebih ke alergi polutan. Cukup banyak,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023).

Bagaimana ideas agar anak tetap sehat dan tak mudah sakit?

Menurut dr Bernie, salah satu ideas agar anak tetap sehat dan tak mudah sakit di tengah polusi adalah mendapat nutrisi yang cukup, mulai dari karbohidrat, protein, hingga mineral. Adapun kelengkapan nutrisi akan memperkuat imun anak sehingga tak gampang sakit.

Selain nutrisi, kebutuhan tidur yang cukup juga menjadi sangat penting untuk menjaga kesehatan anak.

“Anak cukup makan, harus dapat imunisasi, harus cukup tidur istirahat, stimulasinya harus dilakukan supaya dia berkembang juga,” tuturnya.

Begitu juga dengan pemakaian masker. dr Bernie mengingatkan orang tua untuk memastikan anak mengenakan masker apabila melakukan aktivitas di luar ruangan atau out of doors.

“Untuk jangka pendek mungkin penggunaan masker, kalau bisa tidak terlalu banyak ke daerah2 yang polusinya tinggi. Tapi anak lebih memang butuh out of doors sih, jadi penggunaan masker menjadi salah satunya,” katanya.

“Sebenarnya masker-masker biasa nggak apa-apa. Kalau masker untuk partikel besar seperti polusi, gunanya yang penting kan tidak masuk ke dalam,” sambungnya lagi.

Simak Video “Polusi Jakarta Memprihatinkan, Paparannya Bikin Iritasi Saluran Napas
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)

IDAI Sebut Kasus Batpil-ISPA Anak Melonjak gegara Polusi, Perlukah PJJ?


Jakarta

Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) dr Bernie Endyarni Medise, SpA(Ok), MPH, blak-blakan menyebut kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak meningkat imbas polusi. Menurutnya, banyak yang mengalami batuk hingga pilek yang tak sembuh-sembuh imbas alergi polutan.

“Batuk pilek lebih banyak, tapi nggak demam ya. Lebih ke alergi polutan. Cukup banyak,” ucapnya saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023).

Karenanya, ia mengingatkan orang tua untuk tidak mengajak anak ke tempat-tempat dengan polusi tinggi. Tak lupa juga menggunakan masker hingga memberikan asupan makan yang cukup pada anak.

“Anak cukup makan, harus dapat imunisasi, harus cukup tidur istirahat, stimulasinya harus dilakukan supaya dia berkembang juga,” tuturnya.

“Sebenarnya masker-masker biasa nggak apa-apa. Kalau masker untuk partikel besar seperti polusi, gunanya yang penting kan tidak masuk ke dalam,” sambungnya lagi.

Lantas, Selain Masker-Asupan Makan Cukup, Perlukah PJJ untuk Anak Sekolah?

Menurut dr Bernie, penerapan pembelajaran jarak jauh atau PJJ di tengah polusi buruk untuk anak sekolah perlu dipikirkan secara matang, termasuk dampak jangka panjangnya. Hal ini dikarenakan banyaknya anak didik yang tak bisa menyerap mata pelajaran dengan baik ketika belajar dari jarak jauh.

“Supaya anak ini harus terus bisa sekolah dong, jadinya mungkin perlunya pemerintah apa, kemudian mungkin pengguna kendaraan karena kan polusi banyak dari kendaraan mungkin lebih banyak pakai transportasi yang nyaman mungkin. Jadi apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi polusi ini,” imbuhnya lagi

Simak Video “Ideas Kurangi Potensi Gangguan Kulit Akibat Polusi Udara Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]
(suc/up)

ANAK SEHAT TANGGUNG JAWAB BERSAMA



Publish Views:
427

 

Kamis, 28 Juli 2022 bertempat di Resort Santika, Walikota Malang Bersama Kepala Dinas Kota Malang mencanangkan pelaksanaan BIAN atau Bulan Imunisasi Anak Nasional. Kegiatan tersebut dihadiri oleh ketua TP PKK Kota Malang, ketua IDAI Kota Malang, Koordinator kader se-Kota Malang, TPPKK tingkat kota, … Sebagai bentuk pencanangan BIAN  dilakukan penyuntika vaksim MR kepada 18 balita perwakilan dari posyandu.

Seperti diketahui, BIAN di Kota Malang akan mulai dilaksanakan pada tanggal 1 – 16 Agustus 2022 di seluruh posyandu dan puskesmas. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan tenaga kesehatan puskesmas saja, melainkan juga melibatkan tenaga kesehatan dari klinik atau rumah sakit yang ada di Kota Malang. Jadwal pelaksanaan sudah ditentukan untuk setiap wilayah posyandu, sehingga dihimbau ibu mengajak balita ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi ini sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

BIAN sebenarnya terdiri dari 2 kegiatan yaitu imunisasi kejar untuk melengkapi imunisasi yang jadwalnya terlewat (OPV, IPV, DPT-HB-Hib) dan imunisasi tambahan campak rubella (MR). BIAN bertujuan untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang menurun di masa pandemic covid-19. Selain itu, BIAN juga bertujuan untuk reaktivasi posyandu di setiap kabupaten/kota. Sehingga pelaksanaan BIAN diutamakan dan difokuskan di posyandu, karena program imunisasi merupakan salah satu program kesehatan di posyandu.


Dokter Anak Ungkap Tiap Hari Ada 200 Bayi di RI Meninggal, Ini yang Jadi Pemicu


Jakarta

Masalah pernapasan dapat menjadi masalah besar pada bayi yang baru dilahirkan. Tingginya angka kematian bayi yang baru lebih paling banyak disebabkan oleh masalah pernapasan.

Dokter spesialis anak Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo, SpA(Ok) buka suara terkait masalah pernapasan yang dialami bayi. Prof Rinawati mengatakan bahwa persentase potensi bayi yang baru lahir mengalami masalah pernapasan adalah sekitar 10 persen.

Prof Rinawati menjelaskan masalah pernapasan seperti asfiksia yang dialami oleh bayi yang baru lahir memerlukan penanganan khusus. Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut berpotensi besar menyebabkan kematian pada bayi. Angka kematian bayi yang baru lahir di Indonesia sangatlah besar.

“Risiko terbesar masalah pernapasan yang bisa dialami bayi itu bahkan bisa membuat bayi meninggal dunia,” katanya ketika ditemui di Jakarta Pusat, Senin (14/8/2023).

“Setiap hari kalau dihitung angka kelahiran di Indonesia itu kan sekitar 5 juta ya. Nah, dalam satu hari itu ada 200 bayi yang meninggal di seluruh Indonesia. Kasus kematian itu 70 persen karena masalah penyakit pernapasan,” sambungnya.

Selain masalah pernapasan, Prof Rinawati mengatakan umumnya penyebab kematian pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh kelahiran prematur dan juga masalah kesehatan bawaan.

“Yang masuk kategori bayi itu kan yang usia 0-1 tahun ya. Di antaranya itu paling banyak kasus kematian bayi baru lahir itu dalam 24 jam pertama sampai seminggu pertama,” jelasnya.

“Indonesia itu nomor lima tertinggi di Asia Tenggara untuk jumlah kematian bayi baru lahir. Kita kalah sama Singapura, Thailand, dan Vietnam untuk persoalan ini,” pungkasnya.

Simak Video “Operasi Pemisahan Bayi ‘Berkaki 6’ di Lombok Dilakukan Akhir Pekan
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Kontroversi Pasangan Wanita Hamil Berbarengan demi Punya ‘Anak Kembar’


Jakarta

Kisah pasangan wanita hamil secara bersamaan demi memiliki ‘anak kembar’. Diketahui, pasangan bernama Valerie Thourin (45) dan Renee (41), itu melahirkan hanya berselang 12 hari setelah bertahun-tahun melewati masa-masa sulit, termasuk empat kali keguguran.

Awalnya Renee mencoba memiliki bayi menggunakan donor sperma. Namun, ia mengalami keguguran, sehingga memutuskan beralih ke perawatan IVF (in vitro fertilization) atau bayi tabung. Setelah tiga kali percobaan, termasuk dua keguguran dan kehamilan ektopik, petugas medis menyarankan Reciprocal IVF pada Oktober 2019.

Adapun perawatan tersebut untuk pasangan sesama jenis, melibatkan pembuahan sel telur Renee dengan sperma orang asing, serta menempatkannya di dalam rahim Valerie. Valerie sempat berhasil hamil setelah menjalani perawatan tersebut. Namun ia mengalami keguguran tiga bulan kemudian pada Februari 2020.

Meski telah dihadang banyak rintangan, mereka pun tetap tak menyerah dan berharap menemukan pasangan yang menyediakan embrio donor, membuat sel telur dan sperma orang asing.

Mereka melakukan “switch kembar” pada April 2021, di mana kedua wanita tersebut memiliki embrio donor yang ditransfer ke mereka pada hari yang sama. Kedua wanita tersebut hamil pada hari yang sama dan memiliki kehamilan yang sehat.

Pasangan wanita yang bertemu pada tahun 2016 tahun itu akhirnya menyambut dua bayi laki-laki mereka setelah hampir lima tahun mencoba untuk memiliki anak.

Pada 7 Desember 2021, Valarie dan Renee menyambut lahirnya kedua anak mereka bernama Levi Theodore Thourin dengan berat 6lb 8oz atau setara 2,94 kg, dan Lenny Rrll Thourin, lahir 12 hari kemudian pada 19 Desember dengan berat 3,9 kg.

“Saya tidak berharap menjadi ibu lagi karena saya sudah menjadi ibu dari dua anak saya yang sudah dewasa dari pernikahan sebelumnya.

“Tetapi saya tahu bahwa Renee ingin menjadi ibu, jadi saya ingin mendukung. Sungguh memilukan melihat dia mengalami kekecewaan karena tidak hamil. Ketika saya sendiri mengalami keguguran, itu memilukan dan saya dapat benar-benar berempati dengan segalanya. Renee telah melewatinya,” dikutip dari New York Submit.

“Kami tidak berencana untuk hamil pada saat yang sama, tetapi siklus kami telah sinkron, dan dokter kami menyarankan pemindahan kembar – memang seharusnya begitu. Kehamilan kami mencerminkan satu sama lain dengan mual di pagi hari, dan kami dapat melakukannya,” sambungnya lagi.

Simak Video “Kenapa Hidung Saya Membesar saat Hamil?
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Mothers Jangan Abai, Obesitas Bisa Sebabkan Mikropenis pada Anak

Jakarta

Maraknya kasus obesitas masih menjadi ‘PR’ besar di Indonesia, tidak terkecuali pada kelompok anak-anak. Dokter menjelaskan, ada banyak kemungkinan faktor pemicu anak kegemukan. Di antaranya promosi produk makanan tidak sehat, pola asuh keluarga, pengaruh lingkungan sekolah atau pertemanan, hingga pengaruh genetik.

“Pola asuh keluarga ini sangat penting ya. Bisa dilihat dari kebiasaan keluarganya juga apakah makan sambil nonton TV atau seperti apa,” ucap dokter spesialis anak dr Novitria Dwinanda, SpA, SubspNPM ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2023).

“Bisa juga disebabkan oleh keluarga yang menjadikan makan sebagai ‘hadiah’ pada anak. Misalnya anak dibelikan es krim karena mau disuntik. Ini sepele sebenarnya, tapi menyumbang kasus obesitas,” sambungnya.

Obesitas pada anak dapat meningkatkan berbagai risiko berbahaya. Mulai dari penyakit jantung, penyakit diabetes tipe dua, masalah otot, hingga gangguan psikologis.

Risiko Mikropenis pada Anak Kegemukan

Tidak hanya itu saja, obesitas pada anak juga bisa menyebabkan masalah pada organ reproduksi. Salah satu contohnya adalah mikropenis, yang merupakan istilah medis untuk penis yang berukuran kecil namun berstruktur regular.

“Mikropenis karena obesitas ini terjadi sebenarnya bukan karena penisnya kecil. Tapi, karena tenggelam di dalam lemaknya. Jadi perutnya gede, lemak pahanya gede, semuanya gede jadi dia tenggelam masuk ke dalam,” ucapnya.

dr Novitria mengatakan bahwa mikropenis yang terjadi akibat obesitas umumnya akan kembali regular lagi apabila pasien melakukan eating regimen dan menurunkan berat badannya.

“Nanti kalau tubuhnya kurus akan kembali regular lagi akan kelihatan penisnya dan tidak akan mengganggu reproduksi apabila hormonnya tidak terganggu,” kata dr Novitria.

“Obesitas itu bisa mempengaruhi hormon, kalau hormonnya terganggu itu bisa saja mengganggu reproduksi. Masalah reproduksi ini bukan soal penisnya ya, tapi soal testosteron, hormon, dan segala macam,” pungkasnya.

Simak Video “Simak Cara Pencegahan Obesitas pada Bayi, Balita dan Anak!
[Gambas:Video 20detik]
(avk/vyp)

Buntut Populasi Anjlok, Ternyata Ini Alasan Ibu di Jepang Ngaku Nyesal Punya Anak

Jakarta

Krisis populasi di Jepang semakin ngeri, Kementerian Dalam Negeri Jepang menyebut jumlah populasi di negara itu menyusut lebih dari 800 ribu untuk pertama kalinya.

Penurunan dilaporkan hampir di semua prefektur Jepang. Catatan ini menjadi penanda Jepang 14 kali berturut-turut melaporkan rendahnya populasi sejak 2009 hingga 2022. Secara complete populasi saat ini berada di angka 125,4 juta.

Diduga fenomena penurunan populasi hingga angka kelahiran di Jepang disebabkan oleh banyaknya warga yang ogah menikah dan memiliki anak.

Beredar anggapan yang menyatakan masyarakat Jepang terbiasa hidup dengan kenyamanan, teknologi canggih, dan standar yang tinggi. Lingkungan ini memberi mereka banyak kemewahan dan gaya hidup yang relatif mudah.

Akibatnya, beberapa orang dewasa muda mulai memprioritaskan kenyamanan pribadi dan pemanjaan diri, daripada tantangan dan pengorbanan yang terkait dengan membesarkan anak.

Salah satu ibu di Jepang juga sempat viral karena cuitannya di Twitter. Ia mengungkapkan rasa penyesalannya lantaran pernah memilih untuk memiliki bayi.

Setelah memiliki bayi, ibu tanpa diungkap identitasnya itu mengaku tak bisa bangun jam tujuh pagi di akhir pekan, tak bisa memasak sarapan, jalan-jalan di taman, hingga tak bisa tidur tepat pada waktu jam sembilan malam waktu setempat.

“Saya lelah hidup dengan perasaan terus-menerus menekan diri saya yang sebenarnya sejak putri saya lahir,” ungkapnya dikutip dari UCA Information, Minggu (5/8/2023).

Tweet tersebut mengungkapkan rasa frustasi seorang ibu dan keengganannya untuk berusaha demi anaknya, dan menimbulkan kekhawatiran terkait prioritas keinginan pribadi daripada tanggung jawab orang tua.

Hampir Setengah Warga Jepang yang Belum Menikah Ogah Punya Anak

Dalam riset terpisah yang dilakukan oleh Rohto Pharmaceutical, ditemukan bahwa hampir setengah dari orang yang belum menikah di bawah 30 tahun di Jepang mengatakan mereka tidak menginginkan anak. Dilihat dari jenis kelamin, sebanyak 53 persen pria dan 45,6 persen wanita mengaku tidak tertarik untuk menjadi orang tua.

Riset tersebut dilakukan terhadap 400 responden berusia antara 18 hingga 29 tahun. Sebanyak 49,4 persen di antaranya mengaku tidak tertarik untuk memiliki anak.

Simak Video “Kehadiran WNA Bantu Menutupi Krisis Populasi di Jepang
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Viral Pasangan Transgender Pamer Suami Sedang Hamil, Menanti Kelahiran Anak Pertama


Jakarta

Belum lama ini heboh sebuah pernikahan transgender viral. Seorang transpuan menikah dengan suami yang dulunya seorang wanita. Bahkan kini sang suami tengah berbadan dua.

Ngoc Tran yang memiliki nama lahir Lieu Ngoc Quang terlahir sebagai seorang laki-laki. Namun selama hidupnya ia merasa bahwa dirinya adalah seorang perempuan.

11 tahun lalu, Ngoc akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi gender di Thailand dan mengubah fisiknya sepenuhnya menjadi seorang perempuan.

“Dulu saya hanya berani berpakaian perempuan setelah malam. Saya disebut queer. Rasa tidak nyaman yang saya rasakan ketika dipanggil dengan nama seperti itu hilang setelah operasi,” kata Ngoc dikutip dari VNExpress, Kamis (27/7/2023).

Waktu berlalu, karir Ngoc di dunia hiburan melesat tajam. Ia menjadi seorang penyanyi, sutradara, dan penyelenggara acara yang sukses. Tak lama, Ngoc bertemu dengan Ngo Minh Dan yang akhirnya menjadi suaminya.

Mereka langsung saling menyukai satu sama lain dan saling bertukar kontak. Pada tahun 2019, Dan akhirnya melamar Ngoc untuk menjajaki hubungan yang lebih serius.

“Dia pintar, berkomunikasi dengan baik, dan selalu tahu bagaimana menghadapi setiap masalah. Saya terkesan dengannya sejak pertama kali kami bertemu,” kata Dan.

Pembicaraan soal pernikahan sebenarnya sudah terjadi pada tahun 2021. Namun, keduanya menunda pernikahan mereka dua kali, sampai akhirnya resmi menikah pada Oktober 2022.

Pernikahan keduanya diketahui sempat menjadi kontroversi lantaran mendapatkan sertifikat pernikahan resmi dari negara. Keduanya diakui sebagai pasangan pasangan suami istri meski sudah mengganti gender.

Kehidupan keduanya pun kembali menjadi sorotan usai pasangan tersebut kini sedang menantikan kelahiran anak. Minh Dan saat ini tengah hamil anak pertama mereka.

Simak Video “Pentingnya Siap Psychological dan Menyayangi Diri Sendiri Sebelum Menikah
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)