Jakarta –
Mulai hari ini, 50 persen aparat sipil negara (ASN) di DKI Jakarta bekerja dari rumah atau do business from home (WFH) demi menangkal polusi di Ibu Kota. Namun, sejumlah wilayah di DKI terpantau masih berada di kategori merah alias kualitas udara tidak sehat.
Menurut aplikasi kualitas udara Nafas Indonesia, pukul 10:35 WIB, Cibubur menjadi wilayah paling berpolusi dengan konsentrasi PM 2.5 mencapai 119 μg/m3. Disusul daerah lain yang masih berada di Jakarta Timur yakni Jatinegara, konsentrasi PM 2.5 tak kalah tinggi yaitu 113 μg/m3, atau 22 kali lipat di atas pedoman aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Cipayung, menjadi wilayah yang juga berpolusi tinggi di Jaktim dengan catatan konsentrasi PM 2.5 di 112 μg/m3.
Peringkat keempat ditempati Marunda, Jakarta Utara, whole konsentrasi PM 2.5 menyentuh angka 100 μg/m3. Diusul Cawang yang mencatat konsentrasi PM 2.5 di 89 μg/m3, seiring dengan laporan lalu lintas daerah tersebut ke arah Pancoran, macet.
Wilayah terakhir yang termasuk 10 besar catatan paling berpolusi di Indonesia, Senin (21/8/2023) adalah Semanan, Jakarta Barat, konsentrasi PM 2.5 terpantau sebanyak 85 μg/m3.
Tren kualitas udara buruk tak hanya dilaporkan di DKI Jakarta, berikut peringkat kualitas udara paling tidak sehat Senin pagi menjelang siang hari ini, Senin (21/8).
1. Sayidan, DI Yogyakarta US AQI 184
2. Cibubur, Jakarta Timur US AQI 183
3. Jatinegara, Jakarta Timur US AQI 180
4. Parung Panjang, Bogor US AQI 180
5. Punggul, Sidoarjo US AQI 175
6. Cipayung, Jakarta Timur US AQI 174
7. Tenggilis Mejoyo, Surabaya US AQI 174
8. Marunda, Jakarta Utara US AQI 173
9. Tarumajaya, Bekasi US AQI 172
10. Serpong, Tangerang Selatan US AQI 171
Hanya ada dua wilayah di DKI yang masuk kategori kualitas udara moderat yakni Rawa Barat dan Kebayoran Baru di Jakarta Selatan, dengan masing-masing mencatat konsentrasi PM 2.5 di bawah 50.
Simak Video “Polusi Jakarta Memprihatinkan, Paparannya Bikin Iritasi Saluran Napas“
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)