Jakarta

Mengatasi masalah polusi udara, pemerintah kini mendorong kebijakan do business from home (WFH) untuk pekerja kantoran di Jakarta. Aturan bekerja secara hibrida atau hybrid working juga diusulkan sebagai upaya menurunkan polusi udara yang terpantau semakin parah beberapa waktu terakhir.

Terkait rencana tersebut, spesialis paru sekaligus Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof dr Tjandra Y Aditama, SpP menyambut baik langkah apapun dalam mengurangi efek buruk polusi udara, termasuk WFH.

“Segala upaya untuk mengurangi dampak polusi udara tentu perlu dilakukan saat ini, di mana angka polutan sedang tinggi-tingginya dan tentu mengganggu kesehatan paru dan saluran napas,” ujar Prof Tjandra saat dihubungi detikcom, Selasa (15/8/2023).

Dia mengharapkan agar ada langkah serius untuk menurunkan polusi udara. Karena kemacetan adalah salah satu penyebab kualitas udara buruk, maka WFH dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk menangkal efek polusi.

Tetapi WFH saja tak cukup. Menurutnya perlu ada aturan untuk mengurai kemacetan dan kebijakan lain seperti pembakaran sampah atau pembangunan gedung yang banyak menimbulkan debu, yang menjadi salah satu penyebab adanya polutan berpotensi mengiritasi saluran napas.

“Mengatasi juga polusi akibat industri atau pabrik kalau ada, semuanya baik di Jakarta maupun dari provinsi tetangga,” pungkas Prof Tjandra.

Simak Video “Suggestions Kurangi Potensi Gangguan Kulit Akibat Polusi Udara Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]
(kna/vyp)