Jakarta –
Sebelum merencanakan kehamilan, pasangan suami istri sebaiknya mengetahui masa subur terlebih dahulu. Akan tetapi, masa subur tak hanya dimiliki oleh perempuan saja, namun laki-laki juga memiliki masa suburnya.
Sebagai informasi, masa subur pada wanita adalah fase dalam siklus menstruasi wanita ketika sel telur matang dan siap untuk dibuahi. Saat melakukan hubungan intim di masa subur, maka kemungkinan kehamilannya lebih tinggi.
Lantas, bagaimana cara mengetahui masa subur pria? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengetahui Masa Subur Pria
Pada wanita, masa subur umumnya terjadi selama 2-3 hari dalam waktu 1 bulan setelah berakhirnya menstruasi. Sementara itu, pria memiliki masa subur hampir setiap hari, di mana masa subur pria merupakan kondisi saat sperma dalam jumlah yang sangat banyak dan kualitasnya sangat baik.
Dilansir situs Path Fertility, puncak masa subur pria berada di usia 25-29 tahun. Di rentang usia tersebut, seorang pria memiliki kualitas sperma yang baik. Hal ini membantu sperma dalam membuahi sel telur sekaligus meningkatkan peluang kehamilan pada wanita.
Meski masa subur pria berlangsung hampir setiap hari, namun dalam suatu waktu kualitas dan jumlah sperma akan menurun. Seorang profesor bernama Suks Minhas mengatakan, tingkat kesuburan pria mulai menurun ketika menginjak usia 40 tahun.
“Penelitian (yang ada) telah menunjukkan bahwa quantity dan kualitas sperma cenderung menurun seiring bertambahnya usia pria, terutama dari usia 40 tahun ke atas,” kata Profesor Minhas dilansir situs Specific UK.
Penelitian tersebut juga menunjukkan kalau pria berusia lanjut lebih mungkin untuk memiliki anak dengan gangguan perkembangan saraf. Hal ini disebabkan karena mulai muncul kerusakan DNA pada sperma.
“Semakin tua seorang pria, semakin tinggi kemungkinan DNA spermanya rusak yang menyebabkan mutasi genetik dan cacat lahir pada anak,” ujarnya.
Selain faktor usia, Profesor Minhas mengungkapkan kalau gaya hidup yang tidak baik juga dapat mempengaruhi kualitas sperma. Misalnya pola makan yang buruk, kebiasaan merokok (rokok konvensional maupun vape), minum-minuman beralkohol, penggunaan narkoba, hingga obesitas.
“Merokok baik rokok maupun vape telah dikaitkan dengan penurunan kualitas sperma, tetapi juga jumlah dan motilitasnya (kemampuan sperma mencapai dan membuahi sel telur),” papar Profesor Minhas.
Kebiasaan buruk tersebut dapat mempengaruhi kuantitas sperma. Idealnya, seorang pria yang melakukan ejakulasi akan mengeluarkan 15 juta lebih sel sperma setiap per milimeter.
Dengan jumlah sel sperma yang sangat banyak tersebut, hanya beberapa sel sperma yang dapat membuahi sel telur dengan sempurna. Apabila kuantitas sel sperma mulai berkurang maka dapat mempengaruhi proses pembuahan.
Demikian pembahasan mengenai masa subur pria serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas sel sperma. Semoga artikel ini dapat menambah informasi detikers.
Simak Video “Sering Pakai Handphone Bisa Turunkan Jumlah Sperma“
[Gambas:Video 20detik]
(ilf/fds)