Tag: Meninggal

Menyoal Komplikasi Kanker Paru Stadium 4, Diidap Kiki Fatmala Sebelum Meninggal


Jakarta

Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air. Aktris Kiki Fatmala meninggal dunia pada Jumat (1/12/2023). Pihak keluarga mengungkap penyebab meninggalnya Kiki Fatmala yakni komplikasi kanker.

“Kiki Fatmala meninggal dunia pada 1 Desember 2023 pada usia 56 tahun, karena komplikasi akibat kanker,” tulis pihak keluarga di akun @qq_fatmala, Jumat (1/12/2023).

Kiki Fatmala bercerita sempat didiagnosis kanker paru-paru stadium 4 pada November 2021. Ia lalu menjalani radioterapi, kemoterapi dan terapi imun untuk memulihkan kesehatannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kanker paru adalah suatu kondisi saat sel-sel tumbuh secara tidak terkendali di dalam organ paru-paru. Seperti jenis kanker lainnya, stadium kanker paru-paru dikategorikan berdasarkan seberapa luas penyebarannya di dalam tubuh. Hanya saja kanker paru biasanya baru ketahuan saat stadium lanjut.

“Semua penyakit kanker yang strong, itu dibedah dan bisa sembuh, hanya saja 80 persen ketemu stadium lanjut,” ujar Prof dr Elisna Syahrudin, PhD. SpP(Okay), Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Kedoteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam temu media di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/11).

dr Elisna menjelaskan kanker paru-paru stadium 4 berarti jenis kankernya sudah bermetastasis atau telah menyebar dari lokasi asalnya. Penyebaran kanker paru bisa di berbagai organ di tubuh, namun terbanyak di otak.

“Kadang-kadang menyebar ke hati, perutnya jadi membengkak. Ke tulang, dada nyeri. Sakit kepala, nyeri kepala hebat. Penyebaran paling banyak adalah ke otak dan ke tulang,” tuturnya.

Angka kematian kanker paru disebut termasuk tinggi karena kebanyakan pasien datang dalam kondisi stadium lanjut. Sekitar 70 persen kasus kanker paru di Indonesia merupakan usia produktif.

“Pengobatan untuk kanker paru itu bisa bedah, bisa radioterapi, bisa kemoterapi, bisa terapi goal, bisa imunoterapi. Tidak semua orang sama pilihannya,” tandasnya.

Simak Video “Dokter Paru: Pneumonia Sudah Lama Ada di Indonesia, Gejalanya Sangat Ringan
[Gambas:Video 20detik]
(kna/suc)

Kemenkes Bicara Etik Viral Bayi 1,5 Kg Meninggal Disebut usai New child Pictures


Jakarta

Belakangan ramai bayi prematur 1,5 kg di Tasikmalaya meninggal dunia, disebut-sebut pasca dijadikan evaluation konten ‘new child pictures’ oleh klinik, tempat dirinya lahir, tanpa persetujuan orang tua. Kasus tersebut tengah ditangani Dinas Kesehatan setempat, yang juga membentuk Majelis Adhoc untuk penelusuran lebih lanjut dalam proses investigasi.

Direktur Jenderal Pelayanan Kementerian Kesehatan RI Azhar Jaya menyebut pihaknya sudah memberikan keleluasaan penuh kepada pemerintah daerah untuk mengusut kasus terkait. Laporan element meninggalnya bayi pasca melakukan sesi ‘new child pictures’ termasuk hasil pemeriksaan, diminta Kemenkes RI segera dilengkapi Dinkes, untuk kemudian diserahkan selambatnya pekan depan.

“Jadi saya sudah menugaskan Dinas Kesehatan Tasikmalaya untuk melakukan pemeriksaan, pendahuluan, dan melaporkan hasilnya ke Kemenkes RI, paling lambat minggu depan, Senin saya tunggu hasilnya,” tutur Azhar saat ditemui detikcom di RSAB Harapan Kita, Rabu (22/11/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Azhar mengaku belum melihat medical file bayi tersebut, sehingga enggan berkomentar banyak. Namun, satu hal yang disorot adalah kemungkinan pelanggaran secara etis.

Hal ini juga masih perlu dipastikan melalui sidang bersama organisasi profesi terkait.

“Sebenarnya menurut saya ini agak sedikit tidak biasa dilakukan, dan apakah ini masuk ke ketegori etis? Melanggar etis atau tidak, nanti kita akan lihat komite etik daripada bidan,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, orangtua bayi mengaku tidak terima saat anaknya dijadikan mannequin untuk sesi foto, terlebih dalam kondisi memerlukan perawatan intensif. Hal ini diutarakan saudara orangtua tersebut, dalam unggahan postingan media sosial Instagram.

“Bayi 1,5 kg kalian beginikan tanpa ada izin dari pihak keluarga, tanpa ada pemberitahuan dari pihak keluarga. Yang harusnya ini bayi di inkubator dan diberikan perawatan yang intensif, malah kalian buat evaluation dan konten. Dimana hati nurani kalian? Ini manusia loh bukan binatang,” sebutnya seperti dilihat detikcom Rabu (23/11/2023).

Simak Video “Kemenkes Ungkap Satu Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)

Respons Kemenkes soal Bayi Prematur 1,5 Kg Meninggal usai Jadi Konten Evaluate Klinik


Jakarta

Viral laporan seorang bayi prematur seberat 1,5 kg dijadikan konten evaluate ‘new child pictures’ tanpa izin di klinik tempatnya lahir, Tasikmalaya. Pengakuan ini semula diunggah dalam akun Instagram saudara orang tua yang bersangkutan @nadiaanastasyasilvera.

“Bayi 1,5 kg kalian beginikan tanpa ada izin dari pihak keluarga, tanpa ada pemberitahuan dari pihak keluarga. Yang harusnya ini bayi di inkubator dan diberikan perawatan yang intensif, malah kalian buat evaluate dan konten. Dimana hati nurani kalian? Ini manusia loh bukan binatang,” sebutnya seperti dilihat detikcom Rabu (23/11/2023).

Bayi tersebut dilaporkan meninggal dunia pasca staf medis diduga melakukan kelalaian yang mengarah ke malpraktik. Nakes terkait dilaporkan ke kepolisian untuk dimintakan pertanggungjawaban.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Kementerian Kesehatan RI menyerahkan pengusutan lebih awal kepada pemerintah daerah setempat.

“Ini kan di pemerintah daerah setempat dulu ya. Kemenkes sudah memberikan standar pelayanan medis,” tutur Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi Selasa (22/11).

“Sudah ditangani Dinkes setempat,” lanjut dia.

Mengacu ketentuan Undang Undang kesehatan baru, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya membentuk Majelis Adhoc untuk perkara pengaduan dugaan kasus malpraktik. Majelis Adhoc adalah tim khusus pencari fakta yang melakukan investigasi laporan dari pasangan Erlangga Surya (23) dan Nisa Armila (23) warga Leuwimalang Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya.

“Hari ini kami lakukan rapat pembahasan, hasilnya kami putuskan untuk membentuk Majelis Adhoc yang berfungsi untuk penegakan disiplin kinerja tenaga kesehatan dan bidan berkaitan dengan kasus ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat, Selasa (21/11/2023), dikutip dari detikJabar.

“Pembentukan Majelis Adhoc ini merupakan amanat UU Kesehatan untuk menangani pengaduan terkait layanan kesehatan. Tim diberi waktu 14 hari ke depan untuk bekerja menggali fakta dan memutuskan ada tidaknya pelanggaran,” kata Uus.

Majelis Adhoc menurut meliputi tenaga profesi, asosiasi klinik, tokoh masyarakat.

“Laporan sementara dari pihak keluarga ada keluhan-keluhan yang disampaikan, dimana bayi meninggal dunia karena ada kelalaian-kelalaian yang menurut pasien dilakukan pihak klinik,” kata Uus.

Simak Video “Viral Bayi 5 Bulan Disebut ‘Hamil’, Ini Hasil Diagnosisnya
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)

Matthew Perry Meninggal, Sempat Ungkap Perjuangannya Lepas dari Kecanduan Narkoba

Jakarta

Bintang ‘Associates’ Matthew Perry meninggal pada usia 54 tahun. Perry ditemukan meninggal setelah diduga tenggelam di sebuah rumah di Los Angeles, California, pada Sabtu (28/10/2023).

Pemeran Chandler Bing ini mengungkapkan kisah hidupnya di dalam memoarnya yang rilis tahun 2022 lalu. Ia buka-bukaan tentang kehidupan, karier, dan perjuangannya melawan kecanduan narkoba dalam memoar yang berjudul ‘Associates, Lovers, and the Massive Horrible Factor’ tersebut.

Di dalam memoarnya, Perry merinci kehidupan keluarganya yang penuh gejolak, perjuangannya dalam melawan kecanduan narkoba dan alkohol, serta hubungan romansanya dengan bintang-bintang seperti Julia Roberts dan Valerie Bertinelli.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pesan utama memoar tersebut adalah seorang pria yang bersyukur karena bertahan hidup dan untuk mengungkap kehidupan nyata di balik salah satu karakter sitkom yang paling dicintai di dunia.

Faktanya, kepada The New York Occasions menjelang perilisan buku ini, Perry sempat mengungkap bahwa beberapa momen terindahnya di serial Associates ternyata diiringi oleh masa-masa paling kelam dalam kehidupannya, dikutip dari Leisure Tonight.

Sempat Kecanduan Alkohol dan Narkoba

“(Saya) berada di puncak tertinggi saya di Associates, titik tertinggi dalam karier saya, momen ikonik di acara ikonik,” katanya.

“Ketika Anda seorang pecandu narkoba, itu semua adalah matematika. Saya tidak melakukannya untuk merasa senang atau merasa baik. Saya tentu saja bukan seorang yang suka berpesta; saya hanya ingin duduk di couch saya, meminum lima butir Vicodin dan menonton movie. Itu adalah surga bagi saya. Sekarang tidak lagi,” sambungnya.

Perry tidak segan-segan menggambarkan besarnya masalah narkoba dan alkohol yang dialaminya. Selain kebiasaan Vicodin-nya, yang mencapai 55 pil sehari selama musim ketiga Associates, ia menyebutkan bahwa dirinya pun menggunakan dan menyalahgunakan Xanax, OxyContin, Dilaudid, metadon, buprenorfin/subokson, kokain, dan banyak vodka.

Dirinya mengaku bahwa ia tidak pernah mabuk saat syuting Associates, tetapi mengakui bahwa kecanduannya mengganggu performa aktingnya. Bahkan, Perry mengatakan bahwa ia tidak merasakan apa-apa ketika Associates berakhir.

Perry ingat menyaksikan rekan-rekan pemerannya terisak di sekelilingnya saat Associates merekam episode terakhir mereka pada tahun 2004, tetapi mengatakan bahwa obat detoksifikasi yang ia konsumsi pada saat itu membuatnya mati rasa.

“Saya tidak merasakan apa-apa; saya tidak tahu apakah itu karena buprenorfin opioid yang saya konsumsi, atau apakah saya hanya mati rasa di dalam,” katanya.

Sempat Idap Perforasi Gastrointestinal

Sang aktor sempat beberapa kali dirawat inap akibat penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Namun, buku ini dimulai dengan keadaan darurat medisnya yang paling mengerikan, yakni ketika dia menderita perforasi gastrointestinal pada usia 49 tahun setelah usus besarnya pecah akibat penggunaan opioid yang berlebihan.

Perry menghabiskan dua minggu dalam keadaan koma dan lima bulan di rumah sakit. Ia pun harus menggunakan kantong kolostomi untuk menampung feses selama sembilan bulan.

“Para dokter mengatakan kepada keluarga saya bahwa saya hanya memiliki peluang dua persen untuk hidup,” katanya kepada Individuals pada saat itu.

“Saya dipasangkan sebuah alat yang disebut mesin ECMO, yang melakukan semua pernapasan untuk jantung dan paru-paru. Dan itu disebut Salam Maria. Tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari itu,” sambungnya.

Perry mengungkapkan dalam buku tersebut bahwa ia menjalani 14 kali operasi pada perutnya, dan bekas luka tersebut menjadi ‘pengingat untuk tetap sadar’.

Namun faktor pendorong terbesar untuk menjauhi narkoba datang dari terapisnya, yang mengatakan kepadanya, “Lain kali jika Anda berpikir untuk menggunakan Oxycontin, pikirkan saja tentang memiliki kantong kolostomi seumur hidup Anda.”

Memiliki Keinginan untuk Berkeluarga

Salah satu hal yang sangat diharapkan Perry di sisa hidupnya adalah jatuh cinta dan membangun sebuah keluarga.

Dia sempat melamar mantan pacarnya, Molly Hurwitz, ketika sedang menjalani rehabilitasi di Swiss pada tahun 2019. Namun pada akhirnya, Perry memutuskan hubungan dengan Hurwitz, dan mengatakan bahwa dia mengakhiri hampir semua hubungan yang pernah dijalaninya.

“Itulah yang saya takutkan. Itulah yang saya wujudkan, sesuatu yang salah dengan mereka. Dan kemudian saya putus dengan mereka. Tetapi tidak mungkin ada sesuatu yang salah dengan semua orang. Saya adalah orang yang paling sering salah. Saya pergi lebih dulu karena saya pikir mereka akan menghancurkan saya,” katanya kepada Individuals.

Meskipun Perry mengakui bahwa ia memiliki ketakutan yang luar biasa tentang cinta, ia mengatakan bahwa, melalui banyak usaha, dirinya telah berhasil mengatasi rasa takut itu. Mengenai siapa orang tersebut, Perry mengatakan bahwa dia mencari seseorang yang mandiri dan benar-benar peduli kepadanya.

“Orang berikutnya yang benar-benar saya anggap serius adalah seseorang yang akan membuat saya jatuh cinta dan tidak takut dengan hal-hal yang dulu membuat saya takut,” ungkapnya.

“Dalam segala hal, terutama secara finansial karena saya beberapa kali ditipu oleh wanita yang menginginkan uang saya, tanpa benar-benar peduli dengan saya,” tambahnya.

Perry juga ingin memiliki anak, dan mengatakan bahwa dia ingin menjadi seorang ayah. Kesehatan, pasangan, dan anak-anak adalah hal-hal yang Perry yakin akan bisa dia dapatkan dalam ketenangan.

“Saya pikir saya akan menjadi ayah yang hebat. Sungguh. Saya tumbuh dengan banyak anak kecil di sekitar saya, dan mungkin itulah alasannya, tapi saya tidak sabar menunggu,” imbuh sang aktor.

Simak Video “Respons Mikha Tambayong soal Banyak yang Olahraga karena Tren
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Shena Malsiana Meninggal Dunia, Sempat Berjuang Lawan Lupus Nefritis

Jakarta

Penyanyi Shena Malsiana meninggal dunia di usia 32 tahun. Adapun kabar kepergian Eks kontestan X Issue Indonesia itu dibagikan melalui unggahan Instagram pribadinya pada Rabu (25/10/2023).

Sampai saat ini masih belum diketahui penyebab kematiannya. Namun sebelum meninggal, Shena diketahui tengah berjuang melawan penyakit lupus nefritis. Penyakit tersebut diidapnya sejak 2021 sampai menyebabkan gagal ginjal kronik Persistent Kidney Illness (CKD).

Shena juga sempat membagikan masa-masa pemulihannya di akun TikTok-nya dan menjalani transplantasi ginjal di RS Cipto Mangunkusumo.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kebetulan pendonor ginjalnya adalah ibu gue sendiri karena yang lebih baik mendonorkan ginjalnya itu yang berelasi ya entah itu adik, kakak, orang tua atau keluarga jauh,” kata Shena di akun TikTok pribadinya Juni 2023 lalu.

Apa Itu Lupus Nefritis?

Dokter spesialis penyakit dalam Dr dr Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM, menjelaskan lupus nefritis adalah peradangan pada ginjal yang terjadi sebagai akibat dari sistem kekebalan tubuh yang salah sasaran atau disebut autoimun. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang dengan lupus sistemik eritematosus (SLE), penyakit autoimun yang dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, dan organ lain.

Sampai saat ini penyebab pasti lupus nefritis belum sepenuhnya dipahami. Namun, diyakini dipicu oleh sistem kekebalan subuh yang salah sasaran dan menyebabkan peradangan pada ginjal.

“Faktor genetik dan lingkungan juga mungkin berperan,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (27/10/2023).

“Gejala lupus nefritis bisa bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala yang mungkin termasuk protein dalam urine, darah dalam urine, peningkatan tekanan darah, pembengkakan di sekitar mata, kaki, atau kaki, dan penurunan fungsi ginjal. Beberapa orang mungkin juga mengalami kelelahan, sakit sendi, dan ruam kulit, yang merupakan gejala lupus sistemik,” imbuhnya lagi.

Alasan Lupus Nefritis Picu Gagal Ginjal

Menurut dr Sukamto, alasan lupus nefritis bisa memicu gagal ginjal kronik lantaran kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal jika tidak diobati. Peradangan kronis pada ginjal akibat lupus nefritis dapat mengarah pada gagal ginjal kronik, yang berarti ginjal tidak dapat lagi melakukan fungsinya dengan baik.

“Selain gagal ginjal kronik, lupus nefritis juga dapat menyebabkan komplikasi lain, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), gangguan elektrolit, peradangan pada jantung, dan masalah kesehatan lainnya,” sambungnya.

Simak Video “Riwayat Sakit Shena Malsiana Sebelum Meninggal
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Perawat Meninggal Dikira Lengthy COVID, Salah Prognosis Ternyata Kanker Paru-paru

Jakarta

Seorang perawat di Inggris meninggal dunia setelah dokter salah mendiagnosa gejalanya dengan lengthy COVID. Sebelum meninggal, dia sempat mengeluh sakit dada yang ternyata tanda kankernya telah menyebar.

Brogan Williams (35) di tahun 2021 lalu mencari perawatan di unit gawat darurat karena nyeri dada yang dia rasakan. Namun saat itu petugas medis hanya menganggap gejala yang dialaminya adalah lengthy COVID.

Diberitakan Every day Mail, Williams awalnya mengeluh sakit dada yang sensasinya seperti dipukul. Meski tidak pernah kena COVID-19, petugas medis di rumah sakit itu mengatakan gejalanya hanya tanda lengthy COVID.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena gejalanya tidak kunjung membaik, sepekan setelahnya dia kembali ke UGD untuk menjalani CT Scan.

Hasil CT Scan mengejutkan karena terlihat bahwa keluhannya adalah karena kankernya telah menyebar ke paru-parunya. Williams diberitahu bahwa dia akan membutuhkan perawatan paliatif dan diberi harapan hidup hanya dua minggu.

Setelah menjalani serangkaian perawatan selama setahun, dia akhirnya meninggal pada 9 Oktober 2023. Kabar meninggalnya ini dibagikan keluarganya di media sosialnya.

“Ini adalah berita yang tidak diinginkan dan belum siap disampaikan oleh siapa pun di antara kami. Pada hari Senin tanggal 9 Oktober, Brogan kami yang cantik tertidur dengan damai,” tulis keluarganya di akun Instagram.

Pegulat Bray Wyatt Meninggal, Disebut Kena COVID-19 hingga Alami Serangan Jantung


Jakarta

Pegulat profesional Bray Wyatt meninggal dunia di usia 36 tahun pada Kamis (24/8/2023). Bos WWE Triple H mengumumkan kematian mantan juara dunia gulat itu secara tidak terduga.

“Baru saja menerima telepon dari Corridor of Famer WWE Mike Rotunda yang memberi tahu kami tentang berita tragis bahwa anggota keluarga WWE kami seumur hidup Windham Rotunda, juga dikenal sebagai Bray Wyatt, meninggal secara tak terduga hari ini,” demikian pengumuman yang diunggah dalam media sosial X, yang dulunya dikenal Twitter.

“Pikiran kami tertuju pada keluarganya dan kami meminta semua orang menghormati privasi mereka saat ini.”

Wyatt sudah lama tidak terlihat sejak Februari 2023 dengan laporan dirinya sedang berjuang melawan penyakit yang tidak dijelaskan. Meski penyebab kematian secara resmi tidak diumumkan, reporter WWE Sean Ross Sapp merinci lebih lanjut soal penyakit yang diidap Bray Wyatt.

“Saya diberi izin untuk mengungkapkan bahwa awal tahun ini Windham Rotunda (Bray Wyatt) terkena COVID yang memperburuk masalah jantungnya,” ungkapnya.

Bray Wyatt sempat disebut memiliki harapan untuk sembuh di awal pengobatannya.

“Ada banyak kemajuan positif menuju kepulangan dan pemulihannya. Sayangnya hari ini dia mengalami serangan jantung dan meninggal dunia,” pungkasnya.

Simak Video “Lebah Madu di AS Cetak Tingkat Kematian Tertinggi Kedua
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Kisah Tragis Pasien Anoreksia yang Meninggal karena Penyakitnya


Jakarta

Seorang wanita meninggal dunia secara tragis karena penyakitnya. Wanita bernama Amy Ellis itu meninggal karena penyakit anoreksia yang dideritanya sejak lama.

Selama hidupnya, wanita asal Broughton, Flintshire, Inggris, itu membagikan perjalannya melawan anoreksia di akun TikTok. Amy bergabung di platform tersebut untuk mengumpulkan uang sebesar 200.000 euro atau sekitar 3 milyar rupiah demi biaya pengobatannya.

Dikutip dari Mirror UK, wanita 43 tahun itu juga mengklaim bahwa dirinya tidak pernah menerima bantuan dari spesialis yang sesuai dengan penyakitnya di pelayanan kesehatan.

Sampai akhirnya, pada 22 Mei 2023 Amy dikabarkan meninggal dunia. Berita duka itu datang hanya sehari setelah Amy memposting video di akunnya yang mengatakan merasa tidak enak badan dan merasa ‘takut.

Diketahui, Amy sejak kecil memang memiliki gangguan makan atau consuming dysfunction. Namun, kondisi itu sering disalahartikan oleh dokter sebagai depresi.

Amy selalu ditawarkan untuk menjalani perawatan kesehatan psychological, tetapi selalu ditolaknya. Sebab, menurutnya perawatan itu tidak bisa mengatasi gangguan makan yang dialaminya.

Diabaikan Layanan Kesehatan

Hingga suatu saat, Amy merasa tidak diperlakukan dengan baik. Dia ditempatkan di unit yang bukan menangani permasalahan kondisinya. Di sana, Amy ditinggalkan selama berjam-jam dengan kondisi yang kacau.

Setelah mengikuti pola makan yang ditentukan, dia juga merinci saat-saat menyakitkan ketika mengalami sindrom refeeding. Itu merupakan kondisi menyakitkan dan mengancam jiwa yang disebabkan makanan yang baru pertama kali lagi masuk ke dalam tubuhnya, setelah berada dalam periode kelaparan.

Pada saat itu, juru bicara Dewan Kesehatan Universitas Betsi Cadwaladr mengatakan layanan spesialis gangguan makan dewasa mereka menyediakan intervensi dan pengobatan spesialis untuk gangguan makan sedang hingga parah.

“Dan setiap pasien diberikan penilaian multidisiplin dan rencana pengobatan yang komprehensif berdasarkan kebutuhan mereka. presentasi yang unik dan kesulitan,” kata juru bicara tersebut.

Namun, Amy mengatakan sudah sampai pada titik dirinya takut anoreksia bisa membunuhnya. Ia takut itu akan terjadi, jika dia tidak menerima perawatan spesialis. Tetapi, sampai saat informasi ini diterbitkan, penyebab kematian Amy masih belum bisa dikonfirmasi.

Sebelum meninggal, Amy membagikan video dari tempat tidurnya yang memberitahu para pendukungnya bahwa dia sedang tidak sehat. Dia menggambarkan ketidakmampuannya untuk berdiri.

“Aku terus memikirkan kemungkinan terburuk,” ucapnya.

“Saya takut, saya tidak tahu apa yang terjadi. Apa yang saya dapat?” tutur Amy dalam video terakhirnya.

Simak Video “Prosesi Pemakaman Fajri Pria Obesitas Dibantu Basarnas dan Damkar
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

Tiap Tahun, 2 Juta Orang di Asia Tenggara Meninggal terkait Polusi Udara


Jakarta

Belakangan, sejumlah wilayah termasuk DKI Jakarta dan Tangerang Selatan dihantam polusi udara yang ugal-ugalan. Hal ini menuai kekhawatiran banyak pihak, lantaran dikhawatirkan berisiko memicu beragam penyakit termasuk gangguan pernapasan dan penyakit kardiovaskular.

Dokter spesialis paru dr Nuryunita Nainggolan, SpP(Ok) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan, sebagian besar polusi udara di Indonesia umumnya dipicu oleh kendaran bermotor. Di samping itu, polutan udara juga disumbang oleh aktivitas industri dan domestik.

“Berdasarkan information yang ada sebagian besar sumber polusi udara di Indonesia berasal dari sektor transportasi 80 persen, diikuti dengan dari industri, pembakaran hutan, dan aktivitas domestik,” ungkapnya dalam konferensi pers digital, Jumat (18/8/2023).

“Selain kontribusi kendaraan bermotor, industri konstruksi dan kondisi musim kemarau juga ditengarai memperburuk kualitas udara,” beber dr Nuryunita lebih lanjut.

Juga disinggungnya, polusi udara memiliki kaitan erat dengan risiko penyakit paru dan pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, bronkitis, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan kanker paru, penyakit jantung, dan stroke.

“Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat saat ini 90 persen penduduk dunia menghirup udara dengan kualitas yang buruk. WHO mencatat setiap tahun ada 7 juta kematian, 2 juta di Asia Tenggara berhubungan dengan polusi udara luar ruangan dan dalam ruangan,” pungkas dr Nuryunita.

Simak Video “Pengaruh Polusi Udara pada Tahapan Kehidupan Manusia
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)

Dokter Anak Ungkap Tiap Hari Ada 200 Bayi di RI Meninggal, Ini yang Jadi Pemicu


Jakarta

Masalah pernapasan dapat menjadi masalah besar pada bayi yang baru dilahirkan. Tingginya angka kematian bayi yang baru lebih paling banyak disebabkan oleh masalah pernapasan.

Dokter spesialis anak Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo, SpA(Ok) buka suara terkait masalah pernapasan yang dialami bayi. Prof Rinawati mengatakan bahwa persentase potensi bayi yang baru lahir mengalami masalah pernapasan adalah sekitar 10 persen.

Prof Rinawati menjelaskan masalah pernapasan seperti asfiksia yang dialami oleh bayi yang baru lahir memerlukan penanganan khusus. Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut berpotensi besar menyebabkan kematian pada bayi. Angka kematian bayi yang baru lahir di Indonesia sangatlah besar.

“Risiko terbesar masalah pernapasan yang bisa dialami bayi itu bahkan bisa membuat bayi meninggal dunia,” katanya ketika ditemui di Jakarta Pusat, Senin (14/8/2023).

“Setiap hari kalau dihitung angka kelahiran di Indonesia itu kan sekitar 5 juta ya. Nah, dalam satu hari itu ada 200 bayi yang meninggal di seluruh Indonesia. Kasus kematian itu 70 persen karena masalah penyakit pernapasan,” sambungnya.

Selain masalah pernapasan, Prof Rinawati mengatakan umumnya penyebab kematian pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh kelahiran prematur dan juga masalah kesehatan bawaan.

“Yang masuk kategori bayi itu kan yang usia 0-1 tahun ya. Di antaranya itu paling banyak kasus kematian bayi baru lahir itu dalam 24 jam pertama sampai seminggu pertama,” jelasnya.

“Indonesia itu nomor lima tertinggi di Asia Tenggara untuk jumlah kematian bayi baru lahir. Kita kalah sama Singapura, Thailand, dan Vietnam untuk persoalan ini,” pungkasnya.

Simak Video “Operasi Pemisahan Bayi ‘Berkaki 6’ di Lombok Dilakukan Akhir Pekan
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)