Tag: Mental

RI Darurat Kesehatan Jiwa, 1 dari 10 Orang Idap Gangguan Psychological


Jakarta

Kesehatan jiwa masih menjadi topik yang tak dibicarakan sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Indonesia saat ini mengalami darurat kesehatan jiwa. Mengacu pada information dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), sekitar 1 dari 10 orang di Indonesia mengidap gangguan psychological. Dalam information yang sama, Riskesdas 2018 mengungkapkan bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun di Indonesia mengalami gangguan psychological emosional. Selain itu, lebih dari 12 juta orang dalam kelompok usia yang sama mengalami depresi.

“Gangguan kesehatan jiwa tidak hanya berdampak pada penderitanya, tetapi juga pada perekonomian negara,” kata Kepala Deputi III Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Kependudukan Kemenko PMK YB Satya Sananugraha dalam Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa diinisiasi sejumlah pakar dari berbagai latar belakang, di antaranya, Nila Moeloek, Mudji Sutrisno, Semiarto Aji Purwanto, Adriana Elizabeth, Ray W. Basrowi, Maria Ekowati, dan Kristin Samah. Menurut para inisiatornya, Indonesia mengalami darurat kesehatan jiwa.

Hal tersebut terlihat dari riset eksploratif yang dilakukan Kaukus pada Oktober 2023. Hasilnya menunjukkan bahwa ada tiga masalah yang menjadi dasar tingginya gangguan psychological. Yakni stigma, lingkungan yang tidak ramah kesehatan jiwa sampai fenomena self-diagnosis.

Kristin Samah, salah satu inisiator Kaukus, mengajak para pemangku kepentingan untuk melakukan studi kesehatan jiwa terutama untuk menyikapi fenomena self-diagnosis yang banyak dilakukan kelompok remaja.

“Bagaimana kita bisa buat instruments untuk mengukur happiness atau tingkat kesehatan jiwa dengan cara yang lebih sederhana tetapi bisa dipertanggungjawabkan,” kata Kristin.

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa ada 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan jiwa. Ia mengatakan bahwa salah satu kesulitan yang ditemukan dalam penanganannya adalah deteksi dini yang lemah.

“Di Indonesia, 1 dari 10 yang terdeteksi (gangguan jiwa). Deteksi dini kita itu lemah sekali. Kalau gangguan jiwa ini masih sangat handbook, jadi pakai kuisioner. Apakah dia punya anxiousness sama depresi,” sebut Menkes dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (7/11).

Simak Video “Dampak Positif Merawat Kebersihan Diri pada Kesehatan Psychological Anak
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Lobotomi Viral di TikTok, Pengobatan Gangguan Psychological Sadis yang Kini Dilarang

Jakarta

Kini ramai di media sosial TikTok bahasan seputar prosedur pengobatan gangguan psychological lobotomi. Konten terkait lobotomi kebanyakan memperlihatkan video before-after pasien setelah menjalani prosedur tersebut.

Lobotomi merupakan prosedur pengobatan gangguan psychological dengan melubangi kepala pasien. Operasi ini lazim dilakukan pada pertengahan 1900-an, namun kini dilarang karena tindakannya yang sadis.

Apa itu lobotomi?

Menurut American Affiliation for the Development of Science (AAAS), lobotomi atau yang juga dikenal sebagai leucotomy, adalah operasi bedah saraf yang melibatkan kerusakan permanen pada bagian lobus prefrontal otak. Sejak awal kemunculannya, lobotomi selalu menjadi kontroversi, namun dilakukan secara luas selama lebih dari dua dekade sebagai pengobatan skizofrenia, manik depresi, gangguan bipolar, dan penyakit psychological lainnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari WebMD, operasi lobotomi melibatkan pengangkatan sebagian lobus frontal otak pasien melalui lubang atau lubang yang dibuat di tengkorak. Salah satu pionirnya adalah Dr Walter Freeman, yang memulai prosedur ini di AS bekerja sama dengan ahli bedah saraf yang berkualifikasi.

Kemudian, dia mulai melakukan prosedur tersebut sendiri dan melakukan ribuan lobotomi, termasuk 19 pada anak-anak. Ia menggunakan dan mengajarkan pendekatan transorbital, yang dilakukan melalui rongga mata dengan menggunakan instrumen yang ia rancang sendiri.

Freedman sendiri melaporkan bahwa lebih dari seperempat pasien yang menjalani lobotomi mengidap epilepsi. Banyak orang mengalami dampak buruk lainnya, menjadi apatis atau menunjukkan perilaku sosial yang tidak pantas.

Tujuan prosedur lobotomi

Selama 1940an dan 1950an, lobotomi dilakukan untuk merawat pasien yang mengidap gangguan psychological selama bertahun-tahun. Beberapa kondisi yang ditangani dengan lobotomi meliputi:

  • Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
  • Penyakit depresi berat
  • Psikosis
  • Skizofrenia
  • Psikosis manik depresif
  • Neurosis kronis
  • Kepribadian psikopat

Lobotomi mengganggu hubungan antara korteks frontal dan seluruh otak, khususnya thalamus. Dokter percaya bahwa hal itu akan mengurangi rangsangan irregular yang mencapai space frontal. Rangsangan seperti itu diduga menimbulkan perilaku impulsif dan kekerasan. Lobotomi akan membuat pasien tenang dan patuh sehingga bisa dipulangkan untuk tinggal bersama keluarganya.

Sudah Dilarang

Puluhan ribu lobotomi dilakukan di Amerika Serikat antara tahun 1930-an dan 1960-an, seringkali tanpa persetujuan. Akhirnya, kurangnya bukti yang mendukung prosedur membuat prosedurnya ditinggalkan.

Uni Soviet secara resmi melarang prosedur ini pada tahun 1950. Para dokter di Uni Soviet menyimpulkan bahwa prosedur tersebut “bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan”. Pada tahun 1970-an, banyak negara telah melarang prosedur ini, begitu pula beberapa negara bagian Amerika.

Pada 1977, Kongres AS, pada masa kepresidenan Jimmy Carter, membentuk Komite Nasional untuk Perlindungan Subyek Penelitian Biomedis dan Perilaku Manusia untuk menyelidiki tuduhan bahwa bedah psiko – termasuk teknik lobotomi – digunakan untuk mengendalikan kelompok minoritas dan membatasi hak-hak individu.

Simak Video “Menkes Ungkap 1 dari 10 Orang Indonesia Alami Gangguan Jiwa
[Gambas:Video 20detik]
(kna/vyp)

Remaja Darurat Kesehatan Psychological, Pakar Sarankan Ada Skrining di Sekolah


Jakarta

Kesehatan psychological merupakan sebuah permasalahan yang cukup mengkhawatirkan. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak usia remaja juga rentan mengalami masalah kesehatan psychological.

Tim peneliti Studi World pada Remaja Awal atau World Early Adolescent Examine (GEAS) Prof dr Siswanto Agus Wilopo, SU, MSc, mengatakan pendidikan kesehatan psychological pada remaja masih sangat rendah. Hal ini membuat kasus kesehatan psychological pada remaja cukup tinggi.

“Bagaimana cara mengatasi kasus kesehatan psychological, itu harus diskrining, seperti mana anak yang berisiko tinggi,” beber Prof Siswanto saat ditemui di acara Rutgers Indonesia di Bogor, Senin (13/11/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Karena hampir 40 persen itu anak-anak remaja dengan gejala-gejala depresi. Jadi depresi sama anxiousness yang paling banyak,” lanjutnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Prof Siswanto mengatakan perlu ada kolaborasi. Misalnya, untuk skrining awal bisa dilakukan oleh guru bimbingan konseling (BK).

Pada tahap ini, guru BK bisa melihat anak-anak yang memang berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan psychological. Sementara untuk pencegahannya, itu harus dilakukan oleh ahlinya yaitu psikolog.

“Untuk pencegahannya itu harus ke psikolog. Oleh karena itu, perlu dirujuk ke puskesmas yang memang memiliki psikolog. Karena guru BK saja nggak bisa untuk mencegah anak-anak itu dari masalah kesehatan psychological. Tapi, masalahnya puskesmas itu sudah punya psikolog atau belum,” jelas Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Sebagai contoh, Prof Siswanto mengungkapkan cara itu yang sudah dilakukan di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Ia mengatakan wilayah tersebut sudah memulai skrining kesehatan psychological di lingkungan sekolah.

Jika ditemukan anak yang dianggap berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan psychological, akan diarahkan untuk melakukan konsultasi ke puskesmas oleh guru BK. Di Yogyakarta sendiri, lanjut Prof Siswanto, semua puskesmas sudah mempunyai psikolog.

“DIY itu punya psikolog, nah mannequin itu yang kita dorong. Di puskesmas harus ada psikolog, karena guru BK saja nggak bisa untuk mencegah (masalah kesehatan psychological),” pungkasnya.

Simak Video “Dampak Positif Merawat Kebersihan Diri pada Kesehatan Psychological Anak
[Gambas:Video 20detik]
(sao/up)

Tenaga Kesehatan di Gaza Frustasi, Banyak yang Kena Gangguan Psychological


Jakarta

Banyak petugas kesehatan di Palestina yang mengalami trauma, frustasi, dan kelelahan yang luar biasa alias burnout imbas menangani ribuan korban serangan Israel. Deru bom dan rudal yang terdengar menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak secara psychological dan fisik para petugas kesehatan.

Dokter, perawat, staf administrasi, dan kru penyelamat bekerja sepanjang waktu mengobati dan merawat pasien korban serangan Israel, beberapa di antaranya mengalami burnout. Sementara yang lainnya mengalami kelelahan psikologis akibat merawat luka-luka yang mengerikan atau frustasi karena kekurangan sumber daya.

“Sebelum perang, kami bertanggung jawab untuk meringankan stres dan trauma para korban yang sakit dan terluka, tetapi sekarang kami lah yang justru membutuhkan pelampiasan karena tubuh dan jiwa kami yang kelelahan,” kata perawat Huda Shokry dari Al-Daraj Medical Advanced, dikutip Aljazeera.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pengawas ruang gawat darurat di Al-Daraj, dr Ahmed Ghoul mengatakan, para profesional medis yang bekerja bersamanya berdedikasi untuk merawat pasien.

“Meskipun kekurangan hampir semua hal yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan kami secara efektif, kami tidak meninggalkan kamar kami, siang atau malam, kecuali untuk istirahat ke rest room,” ucapnya.

“Kami telah kehilangan waktu berhari-hari dalam seminggu karena kami lebih mementingkan ribuan orang yang terluka,” sambungnya lagi.

Petugas kesehatan di Gaza juga tak memiliki tempat untuk tidur meskipun mereka memiliki kesempatan untuk memejamkan mata. Kamar tidur pribadi mereka bahkan telah diubah menjadi space operasi hingga perawatan darurat pasien.

Sementara itu, sebagian besar dapur rumah sakit sudah tidak berfungsi lagi. Mereka kekurangan sumber daya dasar untuk menyiapkan makanan bagi staf atau pasien.

“Kami sudah lelah dengan apa yang kami saksikan,” lanjut Shokry.

“Menjadi seorang dokter dalam perang di Gaza, berarti harus kehilangan rasa takut dan kelelahan. Mustahil untuk mempertahankan jiwa yang regular,” lanjutnya lagi.

Sebelumnya pada 7 Oktober, kelompok militan Hamas melakukan serangan terhadap Israel yang menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 200 orang. Israel kemudian melancarkan serangan balasan ke Gaza, yang menurut Kementerian Kesehatan Hamas, telah menewaskan lebih dari 10.000 orang sejauh ini.

Simak Video “Krisis Bahan Bakar, Satu-satunya RS Kanker di Gaza Berhenti Operasi
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Bagi-bagi Well being Instruments Free of charge Peringati Hari Kesehatan Psychological Sedunia


Jakarta

Dalam rangka merayakan Hari Kesehatan Psychological Sedunia atau World Psychological Well being Day (WMHD) yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2023, layanan psikologi terpadu Ohana House mengadakan kampanye berjudul ‘Sehat Psychological Free of charge untuk Semua’. Dalam kampanye ini, Ohana House membagikan QR Code berisi tautan Psychological Well being First Help Instruments yang dapat diakses secara free of charge oleh siapa saja.

Hanya dengan memindai QR Code ini, berbagai alat kesehatan psychological akan tersedia di ujung jari semua orang. Adapun QR Code tersebut berisi 100 afirmasi positif, template jurnal, dan audio rileksasi.

“Sesuai dengan tema besar dunia bahwa ‘Psychological Well being is a Common Human Rights’, jadi semua orang berhak untuk sehat psychological dan silakan akses QR Code kita,” ungkap psikolog klinis yang juga co-founder Ohana House, Veronica Adesla, kepada detikcom, ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (13/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ohana SpaceOhana House Foto: Suci Risanti Rahmadania/DetikHealth

Veronica menjelaskan, Psychological Well being First Help Instruments ini menjadi pertolongan pertama dan langkah preventif seseorang untuk menolong dirinya. Terlebih, untuk pergi ke psikolog bukanlah hal yang mudah bagi kebanyakan orang.

Mengingat kondisi saat ini yang serba digital, Ohana House ingin mempermudah akses untuk semua orang, kapan saja, dan di mana saja.

“Ditambah dengan kampanye ini kita ingin membagikan akses yang lebih luas yang bisa diakses semua orang. Jadi mereka nggak perlu untuk spesifik cari ke mana dulu baru bisa dapet aksesnya,” kata psikolog klinis dan co-founder Ohana House Kantiana Taslim dalam kesempatan yang sama.

Ohana SpaceOhana House Foto: Suci Risanti Rahmadania/DetikHealth

“Di period digitalisasi ini juga diharapkan dengan lebih mudah, QR Codenya bisa disebarkan, difoto, di-screenshot, dan semuanya bisa mengakses itu tanpa perlu susah-susah,” pungkasnya.

Dapatkan hyperlink Psychological Well being First Help Instruments dari Ohana House DI SINI

Simak Video “Ini yang Dilakukan Jika Temui Penderita Hoarding Dysfunction
[Gambas:Video 20detik]
(Syifaa F Izzati/up)

Psychological Gen Z Lebih Lemah dari Milenial Cuma Mitos, Hasil Riset Ungkap Faktanya


Jakarta

Kerap muncul persepsi generasi Z atau mereka yang lahir di tahun 1997 sampai dengan 2012 mentalnya lebih lemah dibandingkan generasi sebelumnya yakni milenial dan X. Hasil survey di 2022 dari Jakpat, yakni aplikasi on-line yang terbiasa melakukan riset dengan para responden di Indonesia, menunjukkan persentase perbedaan masalah psychological di antara generasi cukup signifikan.

Ada 59,1 persen generasi Z yang mengalami gangguan kesehatan psychological, sementara angka lebih kecil berada di generasi milenial yakni 39,8 persen, hanya 24,1 persen generasi X yang dilaporkan mengalami gangguan psychological berdasarkan 1.870 responden.

dr Khamelia Malik dari Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) menyebut kebanyakan generasi Z dibayangi masalah psychological merupakan hal kompleks. Banyak faktor yang bisa melatarbelakangi laporan tersebut, termasuk isolasi sosial saat pandemi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal senada yang juga diutarakan Nimaz Dewantary, psikolog klinis. Dirinya melihat laporan generasi Z yang dianggap mentalnya lebih lemah ketimbang milenial dan X perlu dianalisis lebih lanjut.

Pasalnya, semua generasi berisiko mengalami gangguan kesehatan psychological. Bahkan, kasus gangguan psychological misalnya OCD disebut Nimaz sejak tahun 1700 sudah dilaporkan.

“Saat ini memang yang diketahui generasi Z lebih tinggi dalam mereport keluhannya,” beber Nimaz dalam konferensi pers Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober.

Namun, tidak menutup kemungkinan faktor lain yang terlihat menunjukkan generasi Z lebih banyak mengalami masalah psychological adalah tekanan dari media sosial.

“Sebenarnya mungkin bukan lebih banyak, dari dulu memang sudah ada. Tapi ya itu lagi-lagi generasi Z lebih banyak melaporkan keluhan, kaitannya memang tekanannya juga bertambah di media sosial, apa-apa dilihat, kemudian akses untuk tahu tentang kondisi psychological juga lebih banyak,” pungkasnya.

Simak Video “Ini yang Dilakukan Jika Temui Penderita Hoarding Dysfunction
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Burnout Adalah Kelelahan Fisik dan Psychological, Ini Ciri dan Penyebabnya

Jakarta

Kesehatan psychological merupakan hal penting untuk mengatasi emosi yang tercermin dalam pandangan hidup kita. Dengan memiliki kesejahteraan psychological yang baik, seseorang dapat bertahan menghadapi berbagai tantangan.

Stres dalam kadar tertentu menjadi bagian alami dalam kehidupan. Stres bisa meningkatkan produktivitas, tetapi juga bisa menyebabkan kelelahan yang berdampak serius seperti burnout.

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai burnout. Mulai dari pengertian, ciri-ciri, penyebab, hingga cara mengatasi burnout. Simak hingga akhir, ya!


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Burnout

Dilansir dari laman Queensland Well being, burnout adalah kondisi ketika seseorang mengalami kelelahan psychological, fisik, dan emosional secara menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh stres berlebihan dan berkepanjangan.

Ketika seseorang mengalami burnout, mereka akan merasa sulit untuk melakukan aktivitas yang biasanya mereka nikmati. Mereka juga mungkin kehilangan minat pada hal yang dulu penting atau merasa semakin putus asa.

Burnout terjadi ketika tugas yang biasanya dikerjakan malah terasa terlalu membebani, menghabiskan energi emosional, dan membuat seseorang merasa tidak mampu memenuhi tuntutan secara terus-menerus.

Penyebab Burnout

Dikutip dari MedPark Hospital, penyebab utama terjadinya burnout adalah tekanan kerja yang berlebihan dan interaksi negatif dengan orang lain secara berkepanjangan sehingga menyebabkan seseorang kesulitan melakukan tugasnya dan menghasilkan stres emosional yang kronis.

Hal ini bisa disebabkan oleh situasi kerja yang penuh stres, beban tanggung jawab yang berat, atau jam kerja yang sangat panjang yang akhirnya mengakibatkan burnout.

Selain itu, menurut Psychology As we speak, burnout dapat terjadi ketika seseorang tidak memiliki kontrol atas bagaimana pekerjaan dilakukan, baik di tempat kerja maupun di rumah, atau diminta untuk menyelesaikan tugas yang bertentangan dengan pandangan mereka dan kurangnya dukungan psychological.

Ciri-ciri Burnout

Dikutip dari Very Properly Thoughts dan Mayo Clinic, burnout dapat memiliki gejala yang berefek pada psychological sekaligus fisik.

Gejala Fisik Burnout

Karena burnout disebabkan oleh stres yang berkelanjutan, ketika seseorang mengalami burnout, biasanya terdapat tanda-tanda fisik tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa gejala fisik burnout yang umum termasuk:

  1. Gangguan pencernaan
  2. Stres berlebihan
  3. Sistem kekebalan tubuh yang lemah (sering sakit)
  4. Sakit kepala berulang
  5. Masalah tidur
  6. Perubahan pola makan
  7. Kurang berenergi
  8. Tekanan darah tinggi

Gejala Psychological Burnout

Burnout juga memiliki dampak pada kesejahteraan psychological dan emosi Anda. Berikut adalah beberapa tanda umum gejala psychological burnout:

  1. Kesulitan dalam fokus atau konsentrasi
  2. Perasaan sedih atau depresi
  3. Rasa kurang berharga
  4. Kehilangan minat atau kegembiraan
  5. Sensitif

Cara Mengatasi Burnout

Dilansir dari laman Mayo Clinic, berikut ini adalah tindakan dan cara untuk mengatasi burnout.

1. Evaluasi Pilihan Anda

Anda perlu meninjau pilihan atau opsi yang Anda miliki kepada atasan atau rekan kerja Anda. Anda perlu berdiskusi mengenai perasaan Anda terkait pekerjaan dan mencari solusi bersama.

Dengan berbicara terbuka dan jujur dengan atasan, Anda dapat mencari jalan keluar yang dapat mengurangi beban pekerjaan dan membantu Anda mengatasi burnout.

Selain itu, menetapkan prioritas dan tujuan yang jelas dapat membantu Anda fokus pada tugas yang paling penting dan menghindari pekerjaan yang berlebihan.

2. Cari Dukungan

Kekurangan dukungan dari lingkungan bisa menjadi penyebab burnout. Dalam mengatasi burnout, penting untuk tidak merasa sendirian dan mencari bantuan dari orang-orang di sekitar Anda.

Ini bisa berarti berbicara dengan teman-teman, keluarga, atau rekan kerja yang bisa mendengarkan dan memberikan dukungan ethical. Anda juga bisa mencari dukungan dari bantuan profesional konseling dalam mengatasi burnout.

3. Tidur yang Cukup

Tidur yang cukup adalah aspek penting dalam menjaga kesejahteraan fisik dan psychological Anda. Saat Anda tidur, tubuh Anda memiliki kesempatan untuk mengembalikan energi yang diperlukan untuk menghadapi stres sehari-hari.

Tidur yang cukup juga memiliki dampak positif pada konsentrasi, temper, dan produktivitas Anda saat bekerja. Oleh karena itu, penting untuk memberikan waktu yang cukup bagi untuk tidur agar dapat mengurangi risiko burnout.

4. Lakukan Aktivitas Santai

Salah satu cara efektif untuk mengatasi stres dan mencegah burnout adalah dengan melakukan kegiatan yang memiliki unsur relaksasi.

Kegiatan santai dapat membantu Anda merilekskan pikiran dan tubuh dan meningkatkan kesejahteraan psychological.

Anda dapat mengambil bagian dalam kegiatan relaksasi seperti yoga, meditasi, atau tai chi dapat membantu Anda mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan psychological dan fisik Anda.

5. Olahraga

Berolahraga secara teratur memiliki banyak manfaat, termasuk dalam menghadapi stres dan mencegah burnout. Aktivitas fisik dapat merangsang pelepasan endorfin, hormon yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi perasaan stres.

Selain itu, berolahraga juga membantu menjaga kesehatan fisik Anda, yang dapat berkontribusi pada kesejahteraan psychological Anda.

Aktivitas fisik juga dapat menjadi cara untuk melepaskan diri sejenak dari beban pekerjaan sehingga membantu mengurangi risiko burnout.

Nah, itulah tadi penjelasan mengenai burnout. Burnout adalah kondisi kelelahan bekerja baik psychological, fisik, maupun emosional secara menyeluruh karena stres berkepanjangan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk detikers.

Simak Video “Teknik Baru Atasi Gangguan Kesehatan Psychological dengan VR
[Gambas:Video 20detik]
(khq/inf)

Menkes Kaget Korban Bully PPDS Tak Cuma ‘Kena’ Psychological, Dipalak Uang Puluhan Juta


Jakarta

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan kasus bullying di kalangan dokter residen tidak hanya berimbas bagi fisik peserta didik, tetapi psychological dan bahkan finansial mereka. Dari sejumlah laporan, Menkes kerap menemui keluhan para mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dimintai uang untuk kepentingan pribadi senior.

Tak tanggung-tanggung, nominalnya bahkan nyaris ‘setara’ uang kuliah. Padahal, tidak ada kaitan sama sekali dengan tugas semasa PPDS, baik dari sisi pendidikan maupun pelayanan.

“Yang saya juga kaget ini berkaitan dengan uang, jadi cukup banyak juga junior-junior ini suruh ngumpulin, ada yang jutaan, puluhan juta, kadang-kadang ratusan juta,” beber Menkes dalam konferensi pers Kemenkes RI Kamis (21/7/2023).

Bentuk perundungan dalam sifat finansial cukup beragam. Mulai dari sekadar menyiapkan makanan hingga kebutuhan senior.

“Macam-macam, bisa buat nyiapin rumah untuk kumpul, para senior kontraknya setahun 50 juta bagi rata ke juniornya,” terang dia.

“Atau ini kan di RS suka sampai malam, dikasih makan di RS tapi makan malamnya nggak enak, jadi disuruh pesan makan Jepang. Setiap malam keluarin 5-10 juta, mesti makan makanan Jepang,” tuturnya.

Contoh lainnya yang sering dilaporkan menurut Menkes adalah menyiapkan tempat untuk futsal atau petamdingan bola, bukan hanya lokasinya melainkan ikut menyediakan sepatu untuk mereka.

“Atau kadang-kadang aduh nih handphone saya sudah nggak bagus ipadnya nggak bagus. Dan itu nggak pernah berani dilaporkan oleh para junior, akhirnya kita ingin putuskan praktik perundungan yang sudah berjalan selama puluhan tahun ini,” tandasnya.

Kementerian Kesehatan RI menyedialan hotline pengaduan perundungan dokter yang bisa dilaporkan dengan dua cara berikut:

perundungan.kemenkes.go.id
0812-9979-9777

Sementara aturan mengenai sanksi perundungan sudah dikeluarkan dalam Instruksi Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/1512/2023. Sejumlah sanksi berat diatur dalam kebijakan baru tersebut demi memberantas tradisi bullying berkedok pembentukan karakter.

Simak Video “Menkes Ungkap Pemicu Perundungan Calon Dokter Spesialis
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Apa Itu Dopamin? Fungsi dan Hubungannya dengan Kesehatan Psychological

Jakarta

Dopamin adalah istilah di dunia kesehatan yang kerap kita dengar. Banyak yang mengatakan, dopamin adalah hormon yang penting untuk otak dan fungsi tubuh.

Bahkan, peneliti menyebutkan bagaimana dopamin memegang peranan yang sangat besar bagi organ-organ tubuh. Kesehatan psychological pun ada hubungan yang erat dengan jumlah dopamin, loh. Dirangkum dari berbagai sumber, baca artikel ini untuk tahu lebih lanjut mengenai apa itu dopamin, fungsi, serta hubungannya dengan kesehatan psychological.

Apa Itu Dopamin?

Dopamin adalah sejenis neurotransmitter monoamina yang diciptakan oleh otak untuk membawa pesan kimia. Mengutip dari Cleveland Clinic, dopamin berfungsi sebagai komunikator pesan antara sel-sel saraf di otak serta otak dengan seluruh tubuh.

Sebagai hormon, dopamin dibedakan menjadi dopamin, epinefrin, dan norepinefrin. Hormon-hormon ini diciptakan oleh kelenjar adrenal manusia, yakni kelenjar kecil berbentuk seperti topi yang berada di atas masing-masing ginjal manusia. Selain itu, dopamine juga dapat dimaknai sebagai hormon saraf yang dilepaskan oleh hipotalamus pada otak.

Fungsi Dopamin Bagi Tubuh

Bagi tubuh manusia, dopamin memiliki banyak sekali fungsi. Mengutip dari Cleveland Clinic, salah satunya adalah sebagai neurotransmitter. Neurotransmitter artinya senyawa yang bekerja membawa pesan antar neuron. Berikut adalah peran dopamin sebagai neurotransmitter tubuh.

  1. Pergerakan
  2. Penyimpanan
  3. Penghargaan dan motivasi
  4. Perilaku dan kognisi
  5. Perhatian
  6. Tidur dan bangun
  7. Suasana hati
  8. Pembelajaran
  9. Laktasi.

Kemudian, dopamin juga punya sejumlah peran terhadap proses kerja organ dalam tubuh, antara lain:

  • Membuat pembuluh darah menjadi lebih rileks (bertindak sebagai vasodilator jika dosisnya rendah) atau menyempit (bertindak sebagai vasokonstriktor pada dosis yang tinggi)
  • Meningkatkan natrium atau garam untuk merangsang pembuangan urin dari tubuh
  • Mengurangi produksi insulin di pankreas
  • Memperlambat gerakan gastrointestinal (GI) dan melindungi lapisan GI
  • Mengurangi aktivitas limfosit dalam sistem kekebalan tubuh.

Dalam sumber lain, Internet MD mengatakan bahwa dopamin juga berperan dalam beberapa fungsi tubuh berikut, yakni:

  • Detak jantung
  • Fungsi ginjal
  • Kontrol mual dan muntah
  • Pemrosesan rasa sakit.

Hubungan Dopamin dan Kesehatan Psychological

Faktanya, dopamin secara tak langsung berhubungan dengan kesehatan psychological manusia. Jumlah dopamin yang terlalu banyak maupun terlalu sedikit bisa berdampak langsung pada fungsi psychological. Merujuk pada Internet MD, berikut penjelasan selengkapnya:

  1. Skizofrenia, yakni gangguan yang menyebabkan seseorang tidak mampu berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik. Gangguan skizofrenia ditandai dengan halusinasi dan delusi. Peneliti percaya bahwa skizofrenia dapat dilatarbelakangi oleh dopamin yang hiperaktif, artinya terlalu banyak. Sementara dalam beberapa kasus yang berbeda, kurangnya dopamin menyebabkan penurunan motivasi.
  2. ADHD atau singkatan dari Consideration Deficit Hyperactivity Dysfunction, merupakan istilah untuk menyebut gangguan kronis yang menyebabkan penderitanya kesulitan untuk fokus, hiperaktif, dan cenderung impulsif. Seperti disebutkan pada poin sebelumnya, dopamin adalah hormon tubuh yang penting untuk membuat manusia punya perhatian terhadap sesuatu. Alhasil, kekurangan dopamin menyebabkan seseorang kemudian menderita ADHD. Maka dari itu, methylphenidate atau ritalin sebagai salah satu obat ADHD bekerja dengan cara meningkatkan dopamin.
  3. Kecanduan narkoba seperti kokain memang dikenal ampuh untuk meningkatkan jumlah dopamin dalam otak secara drastis. Namun, penggunaan narkoba secara berulang dapat berangsur-angsur membuat tubuh beradaptasi, sehingga dosisnya perlu ditingkatkan setiap kali pemakaian. Secara bersamaan, konsumsi obat-obatan membuat tubuh kehilangan kemampuan alaminya untuk memproduksi dopamin. Akibatnya, suasana hati akan memburuk ketika tubuh tak terisi oleh narkoba.

Simak Video “Pakar: Dopamin Bisa Jadi Tanda ‘Pink Flag’
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)