Tag: Mycoplasma

Mycoplasma Pneumonia Muncul di DKI, Menkes Pastikan Gejalanya Tak Seberat COVID-19

Jakarta

Kementerian Kesehatan RI melaporkan ada 6 kasus infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae di DKI Jakarta. Bakteri inilah yang disebut-sebut menjadi pemicu pneumonia ‘misterius’ di China, marak menyerang anak-anak.

Seluruh pasien merupakan anak-anak dengan kisaran usia 3 hingga 12 tahun. Ditegaskannya, bakteri ini di Indonesia sebenarnya bukanlah hal baru, melainkan sudah lama ada berkaitan dengan penyakit pernapasan.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan perbedaan infeksi bakteri ini dengan awal mula kemunculan COVID-19. Ditegaskannya, berbeda dengan virus Corona, bakteri Mycoplasma pneumoniae sudah lama ada di Indonesia sehingga bentuk penyakit dan pengobatannya pun sudah diketahui.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Itu (infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae) beda dengan COVID. Kalau COVID kan patogen baru, menyebar sehingga kita nggak tahu obatnya apa, vaksinnya apa, merawatnya bagaimana, penyebarannya cepat,” ujarnya saat ditemui di sela peringatan Hari Anti Korupsi Dunia (HAKORDIA) di Jakarta Pusat, Kamis (7/12/2023).

“Kalau mycoplasma, itu dari dulu sudah ada. Kita sudah tahu cara mengobatinya bagaimana, menyebarnya seperti apa, dan kenaikan-kenaikannya juga ada ukuran WHO. 20 per 100 ribu ini masih sangat jauh di bawah,” imbuh Menkes.

Gejalanya Relatif Ringan

Dalam kesempatan sebelumnya, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Nastiti Kaswandani, SpA(Okay) menjelaskan, gejala infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae ini sebenarnya mirip dengan infeksi saluran pernapasan (ISPA) lainnya.

“Biasanya diawali dengan demam, kemudian batuk. Batuk ini yang sangat mengganggu sehingga bisa sampai dua sampai tiga pekan,” jelasnya juga dalam konferensi pers.

“Gejala-gejala lainnya nyeri tenggorok. Kalau anak besar terkadang sampai nyeri dada, kemudian ada gejala fatigue atau lemah. Itu yang menonjol pada pneumonia karena Mycoplasma,” pungkas dr Nastiti.

Simak Video “Pneumonia ‘Misterius’ di China Picu Pandemi? Ini Kata Kemenkes
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)

Ada 6 Kasus Mycoplasma Pneumoniae di RI, Begini Gejala yang Dikeluhkan


Jakarta

Kementerian Kesehatan RI melaporkan ada 6 kasus infeksi Mycoplasma pneumoniae di Indonesia, bakteri yang disebut-sebut memicu merebaknya pneumonia ‘misterius’ di China. Ditegaskannya, penyakit ini sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.

“Bukan penyakit baru. Umumnya ada sejak dulu sebelum COVID, itu insidensinya 8,5 persen. Jadi penyakit ini memang sudah lama ada, jadi bukan penyakit baru. Cuma memang naik di China. Naiknya karena apa belum tahu,” tegas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers, Rabu (6/12/2023).

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Nastiti Kaswandani, SpA(Ok) menjelaskan, gejala infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae ini sebenarnya mirip dengan infeksi saluran pernapasan (ISPA) lainnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Biasanya diawali dengan demam, kemudian batuk. Batuk ini yang sangat mengganggu sehingga bisa sampai dua sampai tiga pekan,” jelasnya juga dalam konferensi pers.

“Gejala-gejala lainnya nyeri tenggorok. Kalau anak besar terkadang sampai nyeri dada, kemudian ada gejala fatigue atau lemah. Itu yang menonjol pada pneumonia karena Mycoplasma,” pungkas dr Nastiti.

Simak Video “Pneumonia ‘Misterius’ di China Picu Pandemi? Ini Kata Kemenkes
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Kata Dokter Paru soal Mycoplasma di Balik Kasus Pneumonia ‘Misterius’ China


Jakarta

Kasus pneumonia ‘misterius’ di China bikin ketar-ketir. Sejumlah rumah sakit di China melaporkan lonjakan kasus yang membuat petugas medis kewalahan.

Ada banyak dugaan mengenai penyebab pneumonia ‘misterius’ yang terjadi di China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas China menyebut pemicunya bukan patogen baru, salah satunya mycoplasma atau mikoplasma.

Mycoplasma pneumoniae merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dengan cara merusak lapisan sistem pernapasan seperti di tenggorokan, paru-paru, batang tenggorokan. Hanya saja kasusnya disebut jarang terjadi sehingga tetap perlu dilakukan kewaspadaan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Memang mycoplasma dapat menimbulkan pneumonia, tetapi tidak sering, sering disebut atipikal. Karena itu peningkatan kasus yang terjadi di Tiongkok ini perlu diwaspadai dan perlu dianalisa secara element kenapa kok jadi penyebab,” kata spesialis paru sekaligus guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Aditama, SpP saat dihubungi detikcom, Rabu (29/11/2023).

Prof Tjandra juga menilai perlu ada penelitian lebih lanjut terkait pemicu lonjakan kasus pneumonia di China yang terjadi beberapa waktu terakhir. Masyarakat juga diimbau untuk terus mengikuti informasi akurat mengenai kejadian tersebut baik lewat WHO atau Kemenkes RI.

“Yang paling rentan tentu anak-anak dan lansia, tapi pada dasarnya (mycoplasma) bsa mengenai semua usia,” tambahnya.

Lebih lanjut mengenai Mycoplasma pneumoniae, laman CDC menjelaskan bakteri Mycoplasma pneumoniae umumnya menyebabkan infeksi ringan pada sistem pernapasan. Terkadang bakteri ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang lebih serius sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.

Ketika seseorang yang terinfeksi M. pneumoniae batuk atau bersin, mereka bisa mengeluarkan droplet yang mengandung bakteri tersebut. Orang lain dapat tertular jika mereka menghirup droplet itu.

Infeksi Mycoplasma pneumoniae paling sering terjadi pada orang dewasa muda dan anak-anak usia sekolah, namun dapat menyerang siapa saja. Orang yang tinggal dan bekerja di lingkungan ramai mempunyai risiko lebih tinggi.

Anak-anak di bawah usia 5 tahun yang terkena infeksi Mycoplasma pneumoniae mungkin memiliki gejala yang berbeda dengan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Sebaliknya, mereka mungkin mengalami gejala seperti flu berikut:

  • Bersin
  • Hidung tersumbat atau berair
  • Sakit tenggorokan
  • Mata berair
  • Mengi
  • Muntah
  • Diare

Simak Video “Kasus Pneumonia ‘Misterius’ Anak Belanda Meningkat Hampir 25%
[Gambas:Video 20detik]
(kna/naf)

Edaran Pneumonia ‘Misterius’ China, RI Perketat Pintu Masuk-Pantau Kasus Mycoplasma


Jakarta

Kementerian Kesehatan RI merilis surat edaran resmi kewaspadaan pemerintah soal laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait pneumonia misterius. Meski belum diketahui secara pasti penyebab dari pneumonia yang marak dilaporkan, temuan awal otoritas China mengarah pada kasus mycoplasma pneumoniae yang ditemukan di 40 persen dari complete kasus.

Mycoplasma merupakan infeksi umum pernapasan, sebelum COVID-19 mewabah. Di china, kasus tersebut meningkat sejak Mei 2023, kemudian di Oktober 2023, angka kesakitan akibat respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, dan influenza juga mulai banyak dilaporkan, beberapa pasien mengalami infeksi kombinasi virus.

Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bergerak cepat dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat edaran yang terbit Senin (27/11/2023), ditujukan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala Rumah Sakit, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kepala Puskesmas di Indonesia.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu menyebut edaran ini demi mengantisipasi kemungkinan penyebaran atau peningkatan kasus undiagnosed pneumonia.

Pertama, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diminta rutin melakukan pemantauan perkembangan kasus, khususnya dari negara terjangkit di tingkat world. Melakukan pemantauan kasus dicurigai pneumonia.

Di sisi lain, Maxi juga meminta KKP untuk meningkatkan pengawasan terhadap orang meliputi awak, personel, dan penumpang, alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama yang berasal dari negara terjangkit.

Sementara bagi KKP dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di daerah diinstruksikan untuk melakukan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus yang terlaporkan di wilayah. Bila ada penemuan kasus, diminta langsung dicatat melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons(SKDR) sepertii:

  • Hyperlink: https://skdr.surveilans.org
  • Nomor WhatsApp (WA)
  • Public Well being Emergency Operation Centre (PHEOC): 0877-7759-1097
  • Electronic mail: [email protected] dan ditembuskan serta Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Maxi menyebut Dinas Kesehatan perlu menindaklanjuti laporan penemuan kasus yang dicurigai mycoplasma pneumoniae dari fasyankes dan memfasilitasi pengiriman spesimennya ke laboratorium rujukan Sentinel ILI/SARI.

Seluruh pihak menurutnya wajib menggencarkan upaya promosi kesehatan berupa edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penyakit pneumonia.

Simak Video “Kemenkes Ungkap Satu Kasus Baru Cacar Monyet di Jakarta
[Gambas:Video 20detik]
(naf/suc)