Tag: Panji

Panji Petualang Ngaku Sembuh dari Diabetes, Gula Darah Sudah Tak ‘Nanjak’ Lagi

Jakarta

Sosok Panji Petualang menjadi sorotan netizen beberapa waktu lalu. Pasalnya berbeda dari yang biasanya terlihat di layar kaca, Panji tampak jauh lebih kurus. Saat itu, Panji memang mengidap penyakit diabetes. Bahkan kadar gulanya sempat melonjak mencapai angka 500.

Kabar terbarunya Panji mengungkapkan, dirinya kini sudah sembuh meskipun masih mengkonsumsi sejumlah obat. Namun seiring itu, kadar gulanya kini sudah terpantau di kisaran angka yang regular.

“Alhamdulillah sekarang sudah sehat. Alhamdulillah Allah kasih sembuh. Saya nggak mau orang lain yang nyatain tapi saya sendiri yang nyatain. Sembuh, sudah,” ungkapnya saat ditemui detikcom, Kamis (21/9/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Masih (minum obat). Tapi intinya obat itu buat penyakit lain saja. Kalau diabetes saya sudah sembuh, sudah regular. Sudah 120 sampai 150,” imbuh Panji.

Jurus Panji Biar Nggak Stres saat Berobat

Lebih lanjut Panji menjelaskan, dirinya tidak memiliki pantangan tertentu selama berobat. Kecuali, olahan daging kambing dan makanan bersantan.

Sebab menurutnya, kunci untuk mencegah stres adalah dengan makan sebagaimana biasanya. Menurutnyya jika terlalu banyak membatasi makan, tubuh hanya akan semakin kurus.

“Intinya diabet itu harus makan. Kalau misalkan kita sudah kebiasaan makan, kita dikasih nggak makan, stres yang ada. Malah kurus, makan saja. Saya sembuh kok sekarang Alhamdulillah. Kalian juga pasti bisa,” bebernya.

“Kalau kalian memang posisinya kayak daging kambing atau santan memang nggak boleh. Itu saya hindari,” pungkas Panji.

Beberapa waktu lalu, Panji sempat mengisahkan kadar gulanya mendekati angka 300. Menurutnya, kondisinya saat itu dipengaruhi oleh pola makan yang tidak teratur.

“Pola makan saya sempat nggak bener akhirnya gula darah saya naik dan bikin badan drop. Akhirnya sering lemas, berat badan drastis turun, sekarang lagi juga mulai terapi,” ungkap Panji dalam tayangan di kanal Youtube-nya.

NEXT: Sempat diduga efek gigitan ular

Dialami Panji Petualang, Ahli Jiwa Beberkan Gejala Nervousness yang Perlu Diwaspadai


Jakarta

Panji Petualang belum lama ini buka-bukaan terkait masalah kesehatan psychological nervousness atau kecemasan berlebih yang dialaminya. Panji mengatakan bahwa kondisi tersebut ia dapatkan usai diagnosa diabetes yang diidapnya

Panji bahkan mengaku bahwa kecemasan berlebihan tersebut membuatnya takut mati. Untuk mengatasi masalah kesehatan psychological yang ia alami, Panji tengah menjalani pengobatan dengan psikiater.

“Misalkan kalau makan nasi diabet gue naik nih, wah mati gue cepat. Jadi mikirnya makan nasi mati, nggak makan nasi mati, sudah ah sama aja. Kayak ngerokok mati nggak ngerokok mati,” ucap Panji kepada wartawan.

Berkaitan dengan masalah yang dialami oleh Panji, psikiater dr Lahargo Kembaren SpKJ mengatakan bahwa nervousness atau ansietas merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan munculnya kegelisahan, kekhawatiran, dan ketidaktenangan.

Selain tanda-tanda perasaan, dr Lahargo menjelaskan nervousness juga dapat ditunjukkan dengan tanda kondisi fisik dan perilaku tertentu.

“Gejala fisik ansietas itu bisa berupa asam lambung naik sehingga mual, muntah, perutnya terasa kembung, diare, atau jantung berdebar lebih kencang, napas terasa pendek, kepala terasa tidak nyaman, kulit gatal kemerahan,” ucap dr Lahargo pada detikcom.

“Selain itu gejala perilaku bisa ditunjukkan dengan pola makan dan tidur yang terganggu, gelisah, tidak tenang, ada perilaku yang berulang-ulang,” sambungnya.

dr Lahargo mengatakan bahwa ada beberapa hal atau pertolongan pertama yang dapat dilakukan seseorang ketika memiliki gejala nervousness. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan ‘validasi’.

“Langkah pertama yang kita lakukan adalah melakukan self-care terlebih dahulu. Pertama, coba validasi perasaan kita, ‘Oke, saya lagi cemas, lagi khawatir, saya lagi merasa tidak nyaman saat ini’,” ucapnya.

Selanjutnya, coba lakukan ‘ventilasi’ dengan mencoba bercerita dengan orang terpercaya untuk bisa mengurangi beban. Bisa pada teman, sahabat, keluarga, atau pasangan.

“Atau kalau kita tipe orang yang introvert, nggak gampang untuk bercerita, kita bisa melakukan journaling dengan menulis di buku harian. Itu pun membantu mengekspresikan apa yang sedang kita rasakan,” jelasnya.

Cara ketiga yang dapat dilakukan apabila mengalami masalah nervousness adalah dengan ‘regulasi’. Langkah ini dilakukan dengan berbagai teknik manajemen stres.

“Diregulasi itu kita lakukan berbagai teknik manajemen stres, seperti teknik pernapasan dalam, teknik grounding, mindfulness, teknik relaksasi otot progresif, atau berbagai mekanisme coping lain yang bisa meringankan atau meregulasi masalah pikiran atau emosional yang kita rasakan,” ujarnya.

dr Lahargo mengatakan bahwa teknik regulasi ini juga dapat merubah sudut pandang atau mindset menjadi lebih positif dan rasional.

“Kalau kita sudah mencoba validasi, ventilasi, dan regulasi belum juga membaik, apalagi membuat menderita, dan menghambat aktivitas, itu waktunya untuk datang ke profesional kesehatan jiwa. Mereka punya kompetensi dan kapabilitas untuk memberikan pertolongan,” pungkasnya.

Simak Video “Teknik Baru Atasi Gangguan Kesehatan Psychological dengan VR
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Dialami Panji Petualang, Ahli Jiwa Ungkap Alasan Anxiousness Bisa Picu Badan Kurus

Jakarta

Baru-baru ini, Panji Petualang mengungkap kondisi kesehatannya. Selain mengidap diabetes, ia mengetahui bahwa dirinya mengalami nervousness atau kecemasan yang berlebihan.

Panji mengatakan kondisinya itu menjadi salah satu faktor yang membuatnya terlihat jauh lebih kurus. Anxiousness yang diidapnya itu muncul karena merasa takut menghadapi kematian.

“Itu yang buat aku ngedrop banget. Jadi, kemarin ke psikiater juga karena aku punya nervousness juga, kecemasan yang berlebihan,” kata Panji Petualang ditemui di Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

“Kata dokter, faktor kurus bukan dari diabet, tapi pikiran,” sambungnya.

Namun, kini Panji tengah berusaha melawan rasa takutnya akan kematian. Ia mengatakan terus berpikir positif dan lebih santai untuk mencegah ‘kambuhnya’ gangguan kecemasan tersebut.

Apa Itu Anxiousness?

Psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menjelaskan bahwa nervousness atau ansietas adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan munculnya gejala pada perasaan, perilaku, hingga fisik.

Gejala pada perasaan meliputi beberapa kondisi, seperti kecemasan, kekhawatiran, kegelisahan, ketidaktenangan.

“Gejala pada perilaku meliputi sulit tidur, pola makan dan tidur yang terganggu, gelisah, tidak tenang, ada perilaku yang berulang-ulang,” kata dr Lahargo pada detikcom, Minggu (20/8/2023).

“Adapun gejala fisik yang muncul pada ansietas itu adalah misalnya asam lambung naik sehingga mual, muntah, perutnya terasa kembung, diare, atau jantung berdebar lebih kencang, napas terasa pendek, kepala terasa tidak nyaman, kulit gatal kemerahan,” jelasnya.

NEXT; Benarkah Anxiousness Bisa Bikin Badan Kurus?

Simak Video “Studi China: Banyak Makan Gorengan Bisa Terkait dengan Depresi
[Gambas:Video 20detik]

Kata Ahli Jiwa soal Anxiousness, Diidap Panji Petualang gegara Diabetes


Jakarta

Belakangan ramai soal pengakuan Panji Petualang soal kondisi kesehatannya. Ia mengaku tengah mengidap nervousness atau gangguan kecemasan berlebih.

Kondisi ini dipicu ketakutannya akan kematian usai didiagnosis mengidap diabetes. Ia juga sampai berkonsultasi ke psikiater untuk mendapatkan penanganan soal kondisinya itu hingga membuat tubuhnya kurus.

“Jadi kemarin ke psikiater juga karena aku punya nervousness juga, kecemasan yang berlebihan. Kata dokter ada faktor kurus bukan dari diabet, tapi pikiran,” kata Panji Petualang ditemui di Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

Menanggapi ini, psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menjelaskan ansietas atau nervousness itu merupakan gangguan kejiwaan yang ditandai dengan munculnya beberapa gejala pada perasaan, seperti muncul kecemasan, kekhawatiran, kegelisahan, ketidaktenangan.

Namun kondisi itu juga bisa memunculkan gejala pada kondisi fisik dan perilaku.

“Gejala fisik yang muncul pada ansietas itu adalah misalnya asam lambung naik
sehingga mual, muntah, perutnya terasa kembung, diare, atau jantung berdebar lebih kencang, napas terasa pendek, kepala terasa tidak nyaman, kulit gatal kemerahan,” jelas dr Lahargo pada detikcom, Minggu (20/8/2023).

“Dan juga ada gejala perilaku seperti sulit tidur, pola makan dan tidur yang terganggu, gelisah, tidak tenang, ada perilaku yang berulang-ulang. Semua kumpulan gejala-gejala itu, yang disebut namanya gangguan ansietas,” lanjutnya.

Benarkah Anxiousness Bikin Badan Kurus?

dr Lahargo menjelaskan gangguan fisik akibat nervousness juga kerap disebut sebagai gangguan psikosomatik. Ini terjadi saat adanya keluhan pada fisik dan pikiran.

Menurutnya, kondisi ini yang menyebabkan naik dan turunnya berat badan hingga gangguan fisik lainnya.

“Nah, gangguan anxietas ini juga bisa menyebabkan munculnya atau bertambah beratnya, hingga gangguan-gangguan fisik yang lain, seperti diabetes melitus, hipertensi, sakit jantung, dan lainnya,” kata dr Lahargo.

“Karena di otak penderita gangguan ansietas itu keluar sebuah hormon yang namanya hormon kortisol, yang menyebabkan organ tubuh bekerja ekstra,
yang tentunya akan membuat munculnya gangguan-gangguan fisik dan berkurangnya
kalori, dan memperberat apabila seseorang punya diabetes melitus atau kencing manis,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa kesehatan fisik dan jiwa sebenarnya tidak bisa dipisahkan. Maka dari itu, dr Lahargo menyarankan agar pasien mendapat penanganan secara holistik.

Simak Video “Studi China: Banyak Makan Gorengan Bisa Terkait dengan Depresi
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)

Idap Nervousness gegara Takut Kematian, Panji Petualang Kini Berusaha Berpikir Positif


Jakarta

Belakangan, warganet dikejutkan dengan penampilan Panji Petualang yang terlihat semakin kurus. Ternyata Panji tengah berjuang melawan penyakit diabetes yang diidapnya.

Selain penyakit diabetes yang diidapnya, Panji juga mengidap anxiousness atau kecemasan yang berlebihan lantaran merasa takut akan kematian.

“Itu yang buat aku ngedrop banget. Jadi kemarin ke psikiater juga karena aku punya anxiousness juga, kecemasan yang berlebihan. Kata dokter ada faktor kurus bukan dari diabet, tapi pikiran,” kata Panji Petualang ditemui di Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

Namun, Panji kini berusaha melawan rasa takutnya. Ia berusaha untuk berpikir positif dan lebih santai.

“Kadang kita belum tentu kayak gitu, dilawan saja. Misalkan kalau makan nasi diabet gue naik nih, wah mati gue cepet. Jadi mikirnya makan nasi mati, nggak makan nasi mati, sudah ah sama aja. Kayak ngerokok mati, nggak ngerokok mati,” jelasnya.

Nervousness dysfunction adalah gangguan psychological yang menyebabkan rasa cemas dan takut berlebih. Hal tersebut membuat seseorang menjadi tak semangat untuk melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk hobi yang biasanya digemari.

Meski begitu, ada beberapa cara yang mungkin bisa dicoba untuk mengatasi anxiousness. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut caranya:

Tetap melakukan aktivitas rutin secara fisik

Salah satu aktivitas fisik yang bisa dilakukan adalah olahraga. Itu adalah pereda stres yang ampuh, yang bisa meningkatkan temper dan membantu tetap sehat.

Lakukan manajemen stres dan teknik relaksasi

Teknik visualisasi, meditasi dan yoga adalah contoh teknik relaksasi yang dapat meredakan kecemasan.

Prioritaskan tidur

Pastikan waktu tidur yang cukup setiap hari agar tetap bisa beristirahat. Jika tidak bisa tidur nyenyak, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan.

Konsumsi makanan sehat

Pola makan sehat dengan mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan ikan mungkin bisa membantu mengurangi kecemasan. Tetapi, diperlukan lebih banyak penelitian.

Cari cara untuk mengendalikannya

Untuk mengetahui cara mengendalikan anxiousness, bisa berkonsultasi dulu ke penyedia layanan kesehatan.

Simak Video “Kata BMKG soal Hujan Buatan Jadi Solusi Polusi Udara di DKI
[Gambas:Video 20detik]
(sao/suc)

Mengenal Nervousness, Diidap Panji Petualang gegara Takut Kematian

Jakarta

Panji Petualang saat ini tengah berjuang melawan diabetes yang membuat tubuhnya semakin kurus. Namun selain diabetes, ia juga mengalami nervousness dysfunction atau gangguan kecemasan berlebihan.

Pria dengan nama lengkap Muhammad Panji ini pun harus berkonsultasi dengan psikiater untuk mengatasi kecemasannya lantaran takut akan kematian.

“Itu yang buat aku ngedrop banget. Jadi kemarin ke psikiater juga karena aku punya nervousness juga, kecemasan yang berlebihan. Kata dokter ada faktor kurus bukan dari diabet, tapi pikiran,” kata Panji Petualang ditemui di Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu.

Meski dihantui dengan hal-hal negatif, ia saat ini memilih pasrah pada Tuhan dalam menjalani hidup di tengah penyakit yang didapnya. Panji juga sering melawan rasa takutnya terhadap kematian. Dia berusaha mengubah pola pikir ke arah yang lebih positif untuk mencegah datangnya kecemasan tersebut.

“Misalkan kalau makan nasi diabet gue naik nih, wah mati gue cepat. Jadi mikirnya makan nasi mati, nggak makan nasi mati, sudah ah sama aja. Kayak ngerokok mati nggak ngerokok mati,” imbuhnya.

Tentang Nervousness Dysfunction

Nervousness Dysfunction atau gangguan kecemasan adalah kondisi yang membuat seseorang merespons hal-hal dan situasi tertentu dengan kecemasan dan ketakutan. Ini juga mungkin memunculkan gejala fisik seperti jantung berdebar dan berkeringat.

Dikutip dari Cleveland Clinic, kondisi ini bisa muncul saat seseorang merasa cemas atau gugup jika harus mengatasi masalah di tempat kerja, mengikuti tes, atau membuat keputusan penting.

Namun, gangguan kecemasan ini bisa lebih parah dari kegugupan biasa dan sedikit ketakutan yang mungkin dirasakan dari waktu ke waktu. Gangguan kecemasan terjadi ketika:

  • Sering bereaksi berlebihan ketika ada sesuatu yang memicu emosi
  • Tidak dapat mengontrol respons terhadap situasi
  • Gangguan kecemasan dapat membuat sulit menjalani hari

Simak Video “Studi China: Banyak Makan Gorengan Bisa Terkait dengan Depresi
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Kabar Terbaru Panji Petualang yang Idap Diabetes hingga BB Turun Drastis

Jakarta

Panji Petualang buka-bukaan soal kondisi kesehatannya. Beberapa waktu lalu perubahan tubuh Panji yang semakin kurus menjadi sorotan masyarakat.

Dalam sebuah kesempatan ia mengaku bahwa beberapa bulan terakhir ia mengidap penyakit diabetes. Panji mengatakan bahwa ia mendapatkan genetik diabetes dari ayahnya. Tidak hanya itu saja pola makan buruk yang sempat ia jalani juga membuat tubuhnya lebih drop.

“Jadi memang badan saya sekarang makin kurus awalnya gejala diabetes ada historical past dari bapak diabetes. Jadi nurun ke saya, dan pola makan saya sempat nggak bener akhirnya gula darah saya naik dan bikin badan drop,” ucap Panji dalam salah satu video di kanal Youtube-nya.

“Akhirnya sering lemas, berat badan drastis turun, sekarang lagi juga mulai terapi,” sambungnya.

Tubuh Makin Drop ketika Digigit Ular

Selain diabetes, Panji mengatakan bahwa kondisinya juga makin buruk usai digigit ular king kobra. Menurutnya racun dari ular tersebut membuat imunnya menurun.

“Cuman kemarin imun drop pas kena gigitan ular itu. Langsung di situ, drastis banget karena kena diabetes, imun saya rontok juga karena bisa king kobra sampai tangan melepuh tapi alhamdulillah Allah jaga saya,” ucapnya.

Berkaitan dengan kondisi yang dialami Panji, dokter spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD buka suara. Ia mengatakan bahwa secara umum racun ular tidak dapat menyebabkan diabetes dan penurunan berat badan.

“Dari jurnal yg saya baca tidak saya temukan hubungan racun ular dan penyebab diabetes. Diabetes sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh faktor genetik. Jadi pada kasus Panji saya pikir berat badan turun bukan karena racun ular tetap karena diabetes melitus yang dialaminya,” ucap dr Aru ketika dihubungi.

Berkaitan dengan imun yang drop, dr Aru mengatakan bahwa kondisi tersebut juga tidak dapat mempengaruhi berat badan pasien diabetes. dr Aru mengatakan imunitas rendah menyebabkan lebih kepada infeksi bakteri, virus, dan jamur.

“Apakah racun ular memperburuk diabetes? Secara literatur tidak disebutkan. Racun ular hanya bertahan sebentar di dalam tubuh, setelah diberikan antinya, maka akan dibuang oleh tubuh,” ujarnya.

NEXT: Kenapa Diabetes Bisa Bikin Kurus?

Awal Mula Panji Petualang Alami Turun Berat Badan Drastis gegara Diabetes


Jakarta

Beberapa waktu lalu, Panji Petualang buka-bukaan soal kondisi kesehatannya. Panji mengaku selama beberapa bulan terakhir ini mengidap diabetes.

Kondisi tersebut akhirnya membuat perubahan yang signifikan pada tubuhnya. Berat badannya mengalami penurunan yang begitu drastis.

Hal tersebut terungkap ketika Dedi Mulyadi mengunjungi rumah Panji. Ia dibuat pangling oleh penampilan Panji yang semakin kurus dan sedikit pucat.

“Sudah lima bulan pak sakit gula. Kemarin itu sih dicek 200, kadang-kadang sampai 300,” ucap Panji dalam tayangan di kanal Youtube Dedi Mulyadi.

Dalam kesempatan berbeda, Panji sempat menceritakan awal mula penyebab penurunan berat badannya yang signifikan. Panji mengatakan ada banyak orang yang penasaran mengapa berat badannya turun dengan cepat.

Panji menjelaskan bahwa memang keluarganya memiliki riwayat diabetes dari ayahnya. Selain itu pola makan yang tidak baik menurutnya juga menjadi penyebab ia mengalami diabetes.

“Jadi memang badan saya sekarang makin kurus awalnya gejala diabetes ada historical past dari bapak diabetes. Jadi nurun ke saya, dan pola makan saya sempat nggak bener akhirnya gula darah saya naik dan bikin badan drop,” ucap Panji dalam salah satu video di kanal Youtube-nya.

“Akhirnya sering lemas, berat badan drastis turun, sekarang lagi juga mulai terapi,” sambungnya.

Selain itu, Panji mengatakan bahwa ia sempat digigit ular berbisa king kobra. Menurunya, racun dari ular tersebut membuat kondisinya menjadi lebih parah.

“Kemarin itu yang bikin parah itu sebenarnya bukan soal diabetesnya, karena sebenarnya sudah lama saya sadar bahwa gula darah saya itu suka naik. Cuman kemarin imun drop pas kena gigitan ular kemarin itu,” jelasnya.

“Langsung di situ, drastis banget karena kena diabetes, imun saya rontok juga karena bisa king kobra sampai tangan melepuh tapi Alhamdulillah Allah jaga saya,” pungkasnya.

Simak Video “Waspada Diabetes pada Anak
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)