Tag: Pasien

Kondisi Pasien Virus Nipah di India, Ada yang Sudah Lepas Ventilator


Jakarta

Pejabat Kesehatan India menyatakan wabah virus Nipah (NiV) di Kerala dapat dikendalikan meski lebih dari 1.200 orang telah masuk dalam daftar kontak erat pasien positif.

Menteri Kesehatan Kerala, Veena George mengatakan, tidak ada kasus baru infeksi virus Nipah yang dilaporkan hingga Senin (18/9). Selain itu, 61 sampel dari kontak yang berisiko tinggi seperti suster atau petugas kesehatan telah terbukti negatif.

Sementara itu, dari enam warga Kerala yang terkonfirmasi positif, dua diantaranya meninggal dunia. Adapun empat pasien lainnya menjalani perawatan. Meski demikian, Veena George mengatakan kondisi pasien-pasien tersebut membaik.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Hal yang sangat positif adalah keempat pasien yang tengah menjalani perawatan sekarang dalam kondisi stabil dan seorang bocah laki-laki usia 9 tahun yang telah menggunakan alat bantu ventilator, secara klinis membaik,” terang Veena, dikutip dari Fox Information.

Bahkan, pasien anak yang terinfeksi virus Nipah itu dikabarkan tidak perlu lagi menggunakan ventilator.

“Dia sekarang sudah lepas dukungan ventilator dan diberikan sedikit bantuan oksigen,” ucap Veena George.

Sebanyak 1.233 orang di Kerala masuk dalam daftar kontak erat pasien virus Nipah di India. Saat ini, pelonggaran pada sembilan wilayah di Kerala yang diisolasi pun telah dilakukan. Namun, aturan menggunakan masker dan menjaga jarak masih tetap diperlukan.

Berdasarkan penjelasan Facilities for Illness Management and Prevention (CDC), virus Nipah bersifat zoonotik yang artinya bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Secara alami, kelelawar buah disebut sebagai pembawa utama (major service) virus Nipah.

“Virus Nipah juga diketahui menyebabkan penyakit pada babi dan manusia,” jelas CDC. Infeksi virus Nipah atau NiV dikaitkan juga dengan pembengkakan otak atau ensefalitis dan bisa menyebabkan kondisi sakit sedang hingga parah, bahkan kematian.

Simak Video “Langkah India Usai 2 Orang Dilaporkan Meninggal Akibat Virus Nipah
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Buka-bukaan Pasien ‘Mati Suri’, Begini Pengakuannya saat Ruh Keluar dari Tubuh

Jakarta

Pernah tidak terlintas di pikiran Anda, apa yang dirasakan orang-orang saat berada di ambang kematian? Percaya atau tidak, ternyata ada sebuah studi yang didedikasikan untuk mengetahui hal tersebut.

Studi tersebut melakukan penelitian terhadap orang-orang yang selamat dari serangan jantung setelah mendapat penanganan CPR. Hasilnya pun beragam, ada yang mengaku masih bisa merasakan apa yang terjadi di sekitarnya, ada yang merasakan pengalaman seperti mimpi, bahkan ada yang mengaku sempat merasakan ‘kematian’.

“Aku bisa merasakan seseorang melakukan sesuatu pada dadaku. Aku memang tidak merasakan tekanan yang sesungguhnya, tapi aku bisa merasakan seseorang menggosoknya dengan keras. Itu terasa sedikit menyakitkan,” ungap salah satu pasien yang selamat dari serangan jantung, dikutip dari The Solar, Senin (18/9/2023)/


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serupa, pasien yang lain mengaku bisa sedikit merasakan sentrum dari alat kejut yang digunakan untuk menyelamatkan nyawanya.

Di sisi lain, tiga dari subjek yang diteliti mengaku merasakan pengalaman yang di luar nalar. Salah satu subjek mengatakan ia ingat seakan berjalan menuju genangan air.

“(Tapi) aku tidak basah dan aku merasa seperti menyatu dengan trotoar,” ucap pasien tersebut.

“Aku ingat melihat nelayan bernyanyi dan saat itu hujan turun,” ujar pasien lain.

Secara mengejutkan, enam dari subjek yang diteliti bisa menceritakan momen ‘kematian’ yang dirasakan.

“Aku tak lagi berada di dalam tubuhku. Aku mengambang tanpa beban ataupun fisik. Aku berada di atas tubuhku dan tepat di bawah langit-langit ruangan terapi. Aku melihat kejadian yang terjadi di bawahku,” ungkap salah seorang pasien.

Sementara, pasien lain mengaku merasakan ketenangan dan semua masalah yang dirasakan menghilang dari pikirannya.

“Hal pertama yang aku rasakan adalah perasaan yang sangat damai. Itu sangat menenangkan dan tentram dengan ketenangan yang luar biasa. Semua kekhawatiran, pikiran, ketakutan, dan opiniku menghilang,” ucapnya.

“Aku sama sekali tidak merasa takut. Aku tidak takut ke mana aku akan pergi dan apa yang akan terjadi ketika aku sampai di tujuan tersebut,” sambungnya.

Subsequent: Flashback dan bertemu orang terkasih yang sudah tiada

Penelitian Baru Mati Suri Ungkap Kondisi Otak Pasien saat ‘Sekarat’


Jakarta

Penelitian dari NYU Grossman Faculty of Drugs mencoba mengungkap apa yang dialami oleh pasien yang nyaris meninggal dunia. Berbagai pengakuan diungkapkan oleh pasien serangan jantung yang menjalani resusitasi jantung paru (RJP) saat mereka berada di ambang kematian.

Ada pasien yang merasa melihat sanak keluarganya, hingga mereka yang sekilas melihat jalan kehidupan, tetapi hanya dalam sekejap.

“Saya ingat ada sesosok makhluk terang berdiri di dekat saya. Sosoknya menjulang tinggi seperti menara kekuatan yang besar, namun hanya memancarkan kehangatan dan cinta,” ujar salah satu pasien dikutip dari NY Publish, Senin (18/9/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter umumnya berasumsi bahwa hanya sedikit aktivitas otak yang terjadi 10 menit setelah serangan jantung. Ketika jantung berhenti berdetak, otak akan kekurangan oksigen. Namun, penelitian ini justru mengungkapkan hal yang berbeda dari kondisi tersebut.

“Ada tanda-tanda aktivitas otak regular dan mendekati regular yang ditemukan hingga satu jam setelah resusitasi,” ucap profesor kedokteran NYU Langone Well being Dr Sam Parnia yang juga penulis utama penelitian ini.

“Kami tidak hanya mampu menunjukkan kesadaran jernih. Kami juga mampu menunjukkan bahwa pengalaman ini begitu unik dan common. Kondisinya berbeda dari mimpi, ilusi, khayalan,” sambungnya.

Proses penelitian melibatkan 53 pasien yang selamat dari serangan jantung di 25 rumah sakit berbeda, Amerika Serikat dan Inggris. Peneliti mengatakan bahwa otak ternyata dapat bertahan lebih lama bila dibandingkan dengan keyakinan dokter sebelumnya.

“Otak kita sangat kuat dan lebih tahan terhadap kekurangan oksigen dari yang diperkirakan sebelumnya,” ujarnya.

Hampir 40 persen dari pasien yang terlibat melaporkan bahwa mereka memiliki ingatan atau pikiran yang sadar. Para pasien juga mengalami lonjakan gelombang otak gamma, delta, theta, alfa, dan beta yang terkait dengan fungsi psychological yang lebih tinggi.

“Terdapat potongan cerita naratif yang hidup pada orang-orang dengan pengalaman mendekati kematian. Kesadaran pasien menjadi lebih tinggi, lebih hidup, dan lebih tajam,” ujarnya.

Parnia mengatakan bahwa pasien mempunyai persepsi mereka terpisah dari tubuhnya dan kemudian bisa bergerak dalam ruangan rumah sakit. Mereka merasa sadar sepenuhnya.

Dalam keadaan tersebut, pasien bisa mengamati para dokter atau perawat yang sedang bekerja untuk menyelamatkan nyawa mereka. Namun, pengamatan mereka sepenuhnya tenang dan bebas dari rasa takut atau kesusahan.

Ilmu pengetahuan belum sepenuhnya memahami bagaimana atau mengapa pengalaman yang common ini dapat terjadi. Namun, Parnia yakin bahwa fokus kerja regular otak menjadi sangat rileks dan ‘tanpa hambatan’ ketika seseorang mengalami pengalaman nyaris mati.

“Biasanya ada sistem pengereman yang menghalangi kita mengakses seluruh aspek otak kita. Fungsi otak Anda yang lain berkurang,” ucap Parnia.

“Namun saat otak berhenti bekerja sebagai mekanisme pertahanan untuk mempertahankan dirinya saat serangan jantung, ‘remnya’ pun lepas. Pada momen tersebut orang mendapatkan aktivasi bagian otak lain yang tidak aktif,” sambungnya.

Menurut Parnia, kejadian tersebut membuat seseorang mendapatkan akses ke seluruh kesadaran dan hal-hal yang biasanya tidak dapat diakses seperti emosi, perasaan, pikiran, dan ingatan.

“Ini bukanlah halusinasi. Ini adalah pengalaman nyata yang terjadi dalam kematian,” pungkasnya.

Simak Video “Lebah Madu di AS Cetak Tingkat Kematian Tertinggi Kedua
[Gambas:Video 20detik]
(avk/naf)

Cerita Tasya Kamila Berobat ke Dokter THT, Ternyata Antre Pasien ‘Korban’ Polusi


Jakarta

Kondisi udara di Jakarta yang tak baik-baik saja membuat banyak orang mengalami gangguan kesehatan. Aktris Tasya Kamila mengaku putri keduanya, Shannin, menjadi korban polusi udara yang masih ‘ugal-ugalan’ di Jakarta.

“Shannin itu sebulan sakit, sembuhnya cuman seminggu. Sekarang dua minggu ini baru sembuh lagi. Jadi kemarin batuknya itu kalau ditotal bisa 1,5 bulan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta Barat, Jumat (25/8/2023).

Tak hanya Shannin, Tasya mengungkapkan dirinya juga mengalami tenggorokan serak gegara dampak polusi udara Jakarta. Pelantun lagu ‘Aku Anak Gembala’ itu pun akhirnya memutuskan memeriksakan diri ke dokter THT.

Tapi tak disangka, dokter THT yang ia kunjungi kebanjiran pasien. Mereka datang berobat gegara terkena dampak polusi udara yang mengotori Ibu Kota.

“Sampai lah emaknya juga nih suaranya serak, dan kemarin aku ke dokter THT ngantri banget. Itu karena memang sebegitu berdampaknya polusi dan udara kotor di Jakarta tempat aku tinggal terhadap kesehatan, terutama anak-anak,” tuturnya.

Karena kualitas udara yang sangat jelek itu, dokter bahkan menyarankan Tasya dan keluarga untuk ‘therapeutic’ dengan bepergian ke tempat yang kualitas udaranya lebih baik.

“Kalau saran dokter sih disuruh therapeutic, disuruh ke luar kota kek, ke luar negeri kek, yang kualitas udaranya memang lebih baik,” ucapnya.

Selain itu, Tasya juga menjaga kedua buah hatinya dari dampak polusi dengan memasang air air purifier, mengurangi aktivitas luar ruangan, dan memastikan asupan makanan yang bergizi untuk putra-putrinya.

Simak Video “Suggestions Kurangi Potensi Gangguan Kulit Akibat Polusi Udara Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Kisah Tragis Pasien Anoreksia yang Meninggal karena Penyakitnya


Jakarta

Seorang wanita meninggal dunia secara tragis karena penyakitnya. Wanita bernama Amy Ellis itu meninggal karena penyakit anoreksia yang dideritanya sejak lama.

Selama hidupnya, wanita asal Broughton, Flintshire, Inggris, itu membagikan perjalannya melawan anoreksia di akun TikTok. Amy bergabung di platform tersebut untuk mengumpulkan uang sebesar 200.000 euro atau sekitar 3 milyar rupiah demi biaya pengobatannya.

Dikutip dari Mirror UK, wanita 43 tahun itu juga mengklaim bahwa dirinya tidak pernah menerima bantuan dari spesialis yang sesuai dengan penyakitnya di pelayanan kesehatan.

Sampai akhirnya, pada 22 Mei 2023 Amy dikabarkan meninggal dunia. Berita duka itu datang hanya sehari setelah Amy memposting video di akunnya yang mengatakan merasa tidak enak badan dan merasa ‘takut.

Diketahui, Amy sejak kecil memang memiliki gangguan makan atau consuming dysfunction. Namun, kondisi itu sering disalahartikan oleh dokter sebagai depresi.

Amy selalu ditawarkan untuk menjalani perawatan kesehatan psychological, tetapi selalu ditolaknya. Sebab, menurutnya perawatan itu tidak bisa mengatasi gangguan makan yang dialaminya.

Diabaikan Layanan Kesehatan

Hingga suatu saat, Amy merasa tidak diperlakukan dengan baik. Dia ditempatkan di unit yang bukan menangani permasalahan kondisinya. Di sana, Amy ditinggalkan selama berjam-jam dengan kondisi yang kacau.

Setelah mengikuti pola makan yang ditentukan, dia juga merinci saat-saat menyakitkan ketika mengalami sindrom refeeding. Itu merupakan kondisi menyakitkan dan mengancam jiwa yang disebabkan makanan yang baru pertama kali lagi masuk ke dalam tubuhnya, setelah berada dalam periode kelaparan.

Pada saat itu, juru bicara Dewan Kesehatan Universitas Betsi Cadwaladr mengatakan layanan spesialis gangguan makan dewasa mereka menyediakan intervensi dan pengobatan spesialis untuk gangguan makan sedang hingga parah.

“Dan setiap pasien diberikan penilaian multidisiplin dan rencana pengobatan yang komprehensif berdasarkan kebutuhan mereka. presentasi yang unik dan kesulitan,” kata juru bicara tersebut.

Namun, Amy mengatakan sudah sampai pada titik dirinya takut anoreksia bisa membunuhnya. Ia takut itu akan terjadi, jika dia tidak menerima perawatan spesialis. Tetapi, sampai saat informasi ini diterbitkan, penyebab kematian Amy masih belum bisa dikonfirmasi.

Sebelum meninggal, Amy membagikan video dari tempat tidurnya yang memberitahu para pendukungnya bahwa dia sedang tidak sehat. Dia menggambarkan ketidakmampuannya untuk berdiri.

“Aku terus memikirkan kemungkinan terburuk,” ucapnya.

“Saya takut, saya tidak tahu apa yang terjadi. Apa yang saya dapat?” tutur Amy dalam video terakhirnya.

Simak Video “Prosesi Pemakaman Fajri Pria Obesitas Dibantu Basarnas dan Damkar
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

Duh! Penyakit Pes ‘Bangkit’ Lagi di China, 2 Pasien Langsung Dikarantina


Jakarta

Wilayah utara China, Mongolia bagian dalam melaporkan dua kasus pes pada Sabtu (12/8/2023). Ini merupakan infeksi kasus baru pasca sebelumnya dilaporkan 7 Agustus, menurut pemerintah setempat.

“Dua orang yang terinfeksi adalah suami dan anak dari kasus sebelumnya,” kata pemerintah dalam pernyataan di situsnya.

Semua kontak dekat dua pasien tersebut saat ini telah dikarantina dan terpantau tidak menunjukkan gejala irregular, menurut pernyataan tersebut.

Kasus infeksi pes, penyakit yang sangat menular yang sebagian besar disebarkan oleh hewan pengerat. Sebagian besar ditemukan di Mongolia dan wilayah barat laut Ningxia dalam beberapa tahun terakhir.

Wabah pes adalah bentuk wabah yang paling umum, yang bisa berakibat deadly jika tidak ditangani tepat waktu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Adapun kedua pasien tersebut terkena bubonic plague yakni jenis penyakit pes yang menyerang sistem limfatik atau kelenjar getah bening.

Bubonic plague juga memicu pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) di leher, ketiak, atau selangkangan. Kelenjar limfa bisa membengkak sampai sebesar telur ayam, teraba padat, dan terasa nyeri bila disentuh.

Gejala bubonic plague umumnya muncul 1-7 hari setelah pengidapnya terinfeksi. Keluhan lain yang mungkin muncul pada bubonic plague antara lain:

  • Demam
  • Menggigil
  • Pusing
  • Lemas
  • Nyeri otot
  • Kejang

Simak Video “Suhu di China Tembus Rekor, Capai 52,2 Derajat Celsius
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Banyak Pasien Lengthy COVID-19 di RI Datang ke RS, Ngeluh Sering Lemas-Nyeri Dada


Jakarta

Umat manusia masih belum sepenuhnya bebas dari ancaman COVID-19. Terbaru, masyarakat dunia dibikin heboh oleh kemunculan kasus Lengthy COVID.

Spesialis paru dr Erlina Burhan, SpP(Ok), mengungkapkan Lengthy COVID adalah sebuah kondisi yang secara nyata mengancam kesehatan.

“Lengthy COVID itu betulan ada. Pasien praktik saya, pasien praktik swasta, banyak itu yang datang. Jadi memang banyak hal yang tidak kita duga-duga dengan COVID ini, salah satunya adalah Lengthy COVID yang sampai saat ini masih kita pelajari bagaimana cara mengatasinya,” papar dr Erlina saat ditemui di aula FKUI, Salemba, Senin (31/7/2023).

Ia mengungkapkan untuk bisa mendiagnosis Lengthy COVID, dibutuhkan pendekatan yang multi-disiplin. Sebab, pasien Lengthy COVID cenderung menunjukkan gejala yang berbeda-beda.

“Gejalanya berbeda-beda, ada yang sesak, ada yang nyeri dada, ada yang pusing, ada yang lemas, ada yang lupa. Banyak sekali yang tiba-tiba ‘Saya lupa, mau ngomong apa lupa’. Jadi tata laksananya tergantung dari gejalanya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dr Erlina menyebut orang usia tua dan komorbid rentan terkena Lengthy COVID.

“Kita masih teliti dan pelajari, kira-kira apa sih yang bisa meminimalisir Lengthy COVID ini,” tandasnya.

Simak Video “Masyarakat Diimbau Waspada Usai Temuan Covid-19 Paling Bermutasi di RI
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Alasan Marak Pasien Pilih Transplantasi Ginjal ke LN daripada di RI


Jakarta

Ketua Perhimpunan Transplantasi Indonesia dr Maruhum Bonar Hasiholan Marbun, SpPD, KGH membeberkan alasan marak pasien melakukan transplantasi ginjal di luar negeri. Hal ini dikaitkan dengan kebijakan atau regulasi di Indonesia mengenai legalitas.

Transplantasi ginjal hanya bisa dilakukan di beberapa rumah sakit dan tidak diperbolehkan sebagai transaksi jual-beli.

“Hambatan di kita itu legalitasnya, karena tidak authorized di RS kita, mereka pergi ke luar negeri, jadi sisi legalitasnya bermasalah,” terang dia dalam konferensi pers Rabu (26/7/2023).

“Misalnya pasien donor darah ke tempat kita belum kenal dengan resipien (atau penerima), kemudian dia akan meminta imbalan, unsur-unsur seperti itu kita tolak pasti, sehingga mereka pergi ke luar negeri dengan lebih bebas dan aturannya kita tidak tahu,” sambungnya.

Meski begitu, menurutnya jika suatu negara kedapatan melakukan transaksional jual-beli ginjal, otomatis akan mendapatkan sanksi dan banyak hambatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Misalnya saja, kesulitan dari sisi akademik, terkait presentasi internasional.

Proses transaksional jual-beli ginjal tidak sejalan dengan aturan konsensus Amsterdam 2004 yang melarang hal tersebut. Peraturan ini dianut hampir oleh semua negara, bukan hanya Indonesia.

Bagaimana Jika dalam Bentuk Imbalan Sukarela?

Jika resipien memberikan imbalan dalam bentuk sukarela, tanpa pemerasan dan pemaksaan, hal itu diperbolehkan. Namun, penilaiannya relatif cukup ketat melibatkan advokasi, lawyer, tokoh agama, yayasan lembaga konsumen untuk mengkaji unsur ekonomi dan sosial.

“Jika hasilnya tidak baik, tentu tidak akan diterima donor transplantasi ginjal tersebut,” kata dia.

Simak Video “Fakta Ginjal Kronis di Singapura, Estimasi Kasus Tembus 300 Ribu Pasien
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Singapura Darurat Gagal Ginjal Kronis, Estimasi Kasus Tembus 300 Ribu Pasien!


Jakarta

Singapura tengah mengalami darurat kasus gagal ginjal. Diperkirakan, jumlah orang yang mengidap penyakit ginjal kronis ini lebih dari 300 orang, lebih banyak dari yang dilaporkan.

Berdasarkan catatan pemerintah, hanya 9.000 kasus yang berhasil didiagnosis. Sementara diperkirakan lebih dari 300 ribu orang mengidap penyakit ginjal kronis di negara tersebut.

“Itu baru kasus yang terdeteksi. Untuk setiap 10 prognosis, diperkirakan lima hingga tujuh orang tidak mengetahui kondisi mereka,” kata Yeo See Cheng, Kepala Kedokteran Ginjal di Rumah Sakit Tan Tock Seng (TTSH), dikutip dari Channel Information Asia.

“Ini berarti 200.000 lebih banyak orang dapat berjalan-jalan tanpa menyadari bahwa ginjal mereka mengalami masalah. Jika dibiarkan, akan berkembang menjadi gagal ginjal kronis,” tuturnya.

Yeo mengungkapkan sekitar sepertiga dari pasien tidak menyadari bahwa ginjal mereka bermasalah. Kondisi mereka semakin memburuk karena keterlambatan penanganan.

Banyak pasien yang datang dengan kondisi yang sudah parah, seperti kaki yang membengkak hingga perut yang gatal tak tertahankan. Di saat itulah, kondisi ginjal pasien tengah di ambang kegagalan. Artinya, kerusakannya sudah tidak bisa diperbaiki lagi.

Maka dari itu, pasien harus segera menjalani prosedur cuci darah atau dialisis. Prosedur itu menjadi terapi seumur hidup, kecuali akan dilakukan transplantasi ginjal dalam waktu dekat.

“Ini seperti silent killer. Karena pada tahap awal, pasien tidak memiliki gejala apapun. Mereka merasa regular, merasa sehat, meski fungsi ginjalnya menurun,” jelas Yeo.

“Banyak pasien bahkan tidak menyadarinya sampai mereka berada di stadium lima, yang dikenal sebagai gagal ginjal,” sambungnya.

Sejauh ini, diketahui penyebab kasus gagal ginjal paling umum di Singapura didominasi diabetes tipe 1 dan tipe 2. Sementara penyebab lainnya termasuk hipertensi, peradangan, dan faktor genetik.

Simak Video “Gejala-gejala yang Dialami Pasien Penyakit Ginjal Kronis
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)

Antraks Mewabah di Siberia, Beberapa Pasien Kabur dari RS


Jakarta

Pesta makan malam kuda di pedesaan Siberia dilaporkan telah menyebabkan wabah kecil bakteri mematikan yang disebut antraks. Sayangnya, beberapa orang yang terinfeksi dilaporkan telah melarikan diri dari rumah sakit saat dirawat.

“Empat pasien yang dirawat di rumah sakit karena antraks menolak perawatan di rumah sakit penyakit menular dan meninggalkan fasilitas medis tanpa izin,” kata Kementerian kesehatan daerah di Wilayah Tuva Siberia selatan kepada kantor berita TASS, dikutip dari Ifl Science.

Satu pasien dilaporkan tetap di bawah pengawasan medis, namun keberadaan pasien lainnya masih belum diketahui.

Awal bulan ini, TASS juga melaporkan bahwa orang-orang jatuh sakit setelah menyembelih seekor kuda yang sakit dan kemudian memakan organ dalamnya. Untuk mengurangi risiko wabah, whole 84 orang telah divaksinasi dan beberapa dalam pengawasan medis.

“Ancaman penyebaran epidemi telah dikesampingkan. Antraks tidak ditularkan dari orang ke orang,” kata Rospotrebnadzor, pengawas kesehatan masyarakat Rusia.

Antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri bernama Bacillus anthracis. Infeksinya bisa menyebabkan kondisi serius dan berpotensi mematikan jika tidak ditangani.

Ini biasanya dimulai dengan gejala mirip flu yang berkembang menjadi kesulitan pernapasan yang parah. Kontak langsung dengan patogen dapat menyebabkan lesi, seperti bisul pada kulit yang mengembangkan bagian tengah berwarna hitam.

Meskipun demikian, bakteri mematikan ini dapat diobati dengan antibiotik dan umumnya tidak menyebar dari manusia ke manusia.

Bakteri secara alami bersembunyi di dalam tanah dan dapat bertahan selama beberapa dekade atau bahkan berabad-abad. Bakteri ini juga dapat ditemukan pada hewan liar dan peliharaan. Kontak dengan hewan umumnya adalah cara manusia bersentuhan dengan infeksi.

Siberia adalah bagian dari dunia yang berpengalaman dengan wabah antraks. Pada tahun 2016, wabah antraks yang parah muncul di semenanjung Yamal, membunuh ribuan rusa dan mempengaruhi setidaknya 40 manusia.

Ada spekulasi bahwa wabah tersebut muncul dari bangkai rusa yang terinfeksi yang telah ‘dicairkan’ oleh suhu yang memanas terkait dengan perubahan iklim. Daerah tersebut juga baru-baru ini mengalami pertumbuhan populasi dan penurunan vaksinasi rusa, menciptakan kondisi perfect untuk wabah.

Seperti yang dikatakan badan kesehatan masyarakat, risiko wabah terbaru di Siberia ini berubah menjadi buruk sangat kecil karena antraks umumnya tidak menular. Meski demikian, ini menjadi pengingat kuat bahwa ancaman bakteri ganas ini selalu ada.

Simak Video “Kenali Ciri-ciri Hewan Ternak yang Terinfeksi Antraks
[Gambas:Video 20detik]
(suc/vyp)