Tag: Polusi

Prabowo Sindir Anies soal Polusi Jakarta: Susah Kalau Salahkan Angin


Jakarta

Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto mempertanyakan kinerja Anies Baswedan, Capres nomor urut 1, mengenai upaya menyelesaikan masalah polusi udara saat Anies menjabat sebagai Gubernur DKI.

Prabowo mengatakan DKI sudah diberi anggaran cukup besar setiap tahunnya namun masalah polusi udara masih terus hadir di Jakarta.

“Selama Mas Anies memimpin, sering sekali DKI menerima indeks polusi tertinggi di dunia. Bagaimana dengan anggaran Rp 80 triliun? Pak Anies sebagai gubernur tidak dapat berbuat sesuatu yang berarti untuk mengurangi polusi?” tanya Prabowo dalam debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies menanggapi pertanyaan Prabowo dengan menyebutkan masalah polusi tak hanya berasal dari Jakarta. Hal tersebut tercermin dari indeks polusi udara di DKI yang cenderung berubah-ubah.

Polutan polusi udara disebut Anies berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang anginnya ‘terbang’ ke Jakarta.

“Ya kita punya maslah polusi karena itu kita kerjakan dengan pengendalian emisi dari kendaraan bermotor, elektrifikasi kendaraan umum dan ketiga konversi kendaraan umum,” beber Anies.

Menanggapi, Prabowo menyinggung jawaban Anies mengenai angin tentang penyebab polusi di DKI Jakarta.

“Ya susah kalau kita menyalahkan angin. Jadi saya bertanya, saya bertanya dengan anggaran segitu besar, langkah-langkah yang bisa dilakukan dengan actual dalam 5 tahun mengurangi polusi juga, di mana rakyat Jakarta begitu banyak yang mengalami sakit pernapasan,” ujar Prabowo.

Simak Video “Warga Karachi Pakistan Alami Masalah Kesehatan Imbas Polusi Udara
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Dokter Beri Warning Efek Serius Polusi Tingkatkan Risiko Stroke, Ini Kaitannya


Jakarta

Masyarakat yang kerap terpapar polusi udara dihantui sejumlah risiko penyakit. Beberapa yang sering disebut-sebut oleh praktisi kesehatan yakni batuk dan sesak, masalah pada paru, hingga risiko stroke. Memang sebenarnya, apa hubungannya paparan polusi dengan stroke?

Dokter spesialis saraf sekaligus anggota Dewan Pembina Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSh) Prof Dr dr Yuda Turana, SpS, menjelaskan, polusi memang terbukti memiliki kaitan dengan risiko penyakit pada otak. Dalam hal ini penyakit yang dimaksud bukan hanya stroke, melainkan juga risiko demensia.

“Polusi itu banyak hal. Karena di dalam polusi itu kita bicara zat yang berbeda-beda. Itu harus baca dulu. Tapi yang agak unik dalam konteks kesehatan otak, memang outcome-nya disebutnya fungsi kognitif itu polusi udara termasuk yang evidence-nya cukup kuat,” terangnya saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Selasa (24/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Artinya pada kondisi polusi yang tinggi, risiko demensia lebih besar. Kalau mungkin di Lancet, itu faktor risiko kesehatan otak kan ada pendidikan, bodily inactivity, depresi, obesitas, ada DM, kemudian dimasukkan selain merokok ada polusi udara,” imbuh dr Yuda.

Di samping itu dr Yuda juga menjelaskan, hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi faktor risiko utama penyakit stroke. Seringkali, hal ini dipicu oleh kebiasaan asupan garam yang tinggi, dibarengi kondisi obesitas, minim aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi minuman beralkohol.

“Bukan hanya garam banyak, tapi juga obesitas dan bodily inactivity. Bisa saja langsing, berat badannya sempurna tapi dia nggak aktif bergerak, itu juga faktor risiko. Merokok, alkohol,” tutur dr Yuda dalam kesempatan tersebut.

Simak Video “Ini 5 Aplikasi Cek Kualitas Udara di Android-IOS
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)

Waspada Polusi, Ini 8 Makanan dan Minuman untuk Membersihkan Paru-paru

Jakarta

Polusi udara menjadi masalah di banyak daerah, terutama di ibukota. Hal ini bisa mengancam kesehatan paru-paru masyarakat.

Dampaknya dapat menyebabkan penyakit asma, ISPA, Persistent Obstructive Pulmonary Illness (COPD), hingga kanker paru-paru.

Untuk mencegah dan mengurangi dampak polusi, Anda bisa mengkonsumsi makanan sehat untuk paru-paru. Simak 8 makanan dan minuman untuk membersihkan paru-paru.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makanan dan Minuman untuk Membersihkan Paru-paru

Berikut ini makanan dan minuman yang baik Anda konsumsi untuk membersihkan paru-paru, sehingga dapat mencegah dan mengurangi dampak polusi udara.

1. Tomat

Dikutip dari situs Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, tomat sangat baik dikonsumsi, termasuk bagi perokok. Tomat dapat menurunkan risiko kanker hingga memperbaiki sistem imun tubuh.

Hal ini disebabkan karena tomat mengandung antioksidan yang tinggi. Tomat dapat langsung dimakan atau dibuat jus. Tomat juga sering disajikan sebagai lalapan.

2. Bit

Buah bit mengandung nitrat yang dapat melemaskan pembuluh darah dan mengurangi potensi tekanan darah tinggi, sehingga meningkatkan fungsi paru-paru pada penderita hipertensi paru dan penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK (COPD).

Selain itu, ada kandungan vitamin C, magnesium, kalium, dan antioksidan karotenoid, yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan kesehatan paru-paru. Bit bisa dibuat jus, salad, dan campuran dalam masakan.

3. Apel

Apel mengandung quercetin (fitonutrien) yang membantu mengurangi risiko asma dan komplikasi PPOK. Sifat antiinflamasi pada apel juga dapat mengurangi peradangan saluran napas dan mengurangi stres oksidatif.

Bahkan kulit apel kaya akan asam ursolat yang membantu meningkatkan sirkulasi darah. Apel dapat dibuat jus. Jika menginginkan manfaat serat yang lebih tinggi, kamu bisa makan buahnya secara langsung.

4. Jeruk

Jeruk sudah terbukti kaya manfaat. Terutama vitamin C dan kalsiumnya mengembalikan kadar nutrisi yang hilang setelah terapi steroid. Selain itu, kandungan jeruk dapat melindungi paru-paru dari PPOK dan kanker.

5. Paprika

Dikutip dari Healthline, paprika adalah sumber vitamin C tinggi, dengan nutrisi yang larut dalam air. Ini dapat menjadi antioksidan yang kuat dalam tubuh yang dapat menangkal radikal bebas.

Polusi dan asap rokok memiliki efek merusak cadangan antioksidan tubuh, maka disarankan agar mengkonsumsi tambahan 35 mg vitamin C per hari.

6. Kunyit

Kunyit memiliki kandungan antioksidan, antiinflamasi, dan kurkumin yang bermanfaat untuk mendukung fungsi paru-paru.

Penelitian pada perokok menunjukkan bahwa paru-paru perokok yang mengkonsumsi kurkumin lebih berfungsi secara signifikan dibandingkan perokok yang tidak mengkonsumsi kurkumin.

Kunyit sering digunakan menjadi bumbu masakan. Selain itu, Anda bisa mendapatkan manfaat kunyit dari jamu dan sejumlah minuman natural.

7. Teh Hijau

Teh hijau banyak dikenal sebagai minuman menyehatkan karena mengandung sifat antioksidan dan antiinflamasi dan telah terbukti menghambat fibrosis pada jaringan, termasuk di paru-paru.

Fibrosis paru ditandai dengan jaringan parut yang progresif dan mengganggu fungsi paru-paru. Kandungan epigallocatechin gallate (EGCG) pada teh hijau dapat membantu mengobati penyakit ini.

8. Yoghurt

Yoghurt kaya akan kalsium, kalium, fosfor, dan selenium. Nutrisi ini membantu meningkatkan fungsi paru-paru dan melindungi dari risiko PPOK. Minuman enak ini juga bermanfaat untuk memperbaiki pencernaan.

Itulah tadi 8 makanan dan minuman untuk membersihkan dan memperbaiki fungsi paru-paru. Ini sangat bermanfaat untuk Anda yang tinggal di tempat dengan polusi udara tinggi.

Simak Video “Ini 5 Aplikasi Cek Kualitas Udara di Android-IOS
[Gambas:Video 20detik]
(bai/inf)

Soroti Kualitas Udara, Menkes Akui Polusi Jabodetabek Tak Penuhi Standar WHO


Jakarta

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyoroti kualitas udara di Jabodetabek dalam kurun 2 tahun terakhir. Ia menyebut, tren polusi udara di Jabodetabek telah melewati batas aman WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Adapun hal ini disampaikan Menkes dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR.

Dalam paparannya, ia menunjukkan knowledge pemantauan kualitas udara di Jabodetabek 2021 hingga 2023. Berdasarkan knowledge, PM 2.5 di wilayah-wilayah tersebut cukup tinggi dan fluktuatif. Pada Juli 2023, terlihat rata-rata PM 2.5 di Jabodetabek di atas 50 mikrogram per meter kubik.

“Ini datanya dibanding dengan WHO. Jadi kita nggak pernah memenuhi standarnya WHO,” katanya, Rabu (30/8/2023).

Menkes mengatakan Indonesia masih belum mengikuti standar terbaru WHO terkait batas aman kualitas udara. Menurutnya, saat ini Indonesia masih menggunakan pedoman WHO yang lama, yaitu untuk rata-rata 24 jam sebesar 55 mikrogram per meter kubik, dan rata-rata per tahun sebesar 15 mikrogram per meter kubik.

Adapun standar pedoman terbaru WHO soal batas aman kualitas udara yang masih ditolerir adalah 15 mikrogram per meter kubik untuk rata-rata 24 jam, dan 5 mikrogram per meter kubik rata-rata per tahun.

“Itu yang dipakai di Permenkes dan PermenKLHK (belum sesuai pedoman terbaru WHO). Tapi WHO tahun ini mengeluarkan aturan baru, diperketat sama dia. Jadi untuk PM 2,5 yang ini sangat berbahaya bagi kesehatan, standarnya rata-rata 24 jam adalah 15, dan rata-rata satu tahunnya adalah 5,” ujarnya.

Simak Video “ Lihat Perbedaan Langit Jakarta dan Bali dari Udara
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Ada Risetnya! Polusi Udara Ternyata Bisa Perpendek Umur Warga Indonesia

Jakarta

Seiring kualitas udara yang memburuk di Jabodetabek, sejumlah praktisi kesehatan menyoroti risiko penyakit pada masyarakat, khususnya yang sehari-harinya masih harus beraktivitas di luar rumah. Bahkan salah satu yang juga dikhawatirkan, tak lain risiko polusi udara yang parah dapat memperpendek usia warga.

Hal itu disinggung oleh Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Tjandra Yoga Aditama, mengacu pada penelitian Air High quality Life Index (AQLI) examine di India dan sekitarnya pada 2021 yang menganalisa dampak polusi pada usia harapan hidup (life expectancy).

Analisa tersebut berdasar knowledge 2021, dengan kadar rata-rata tahunan PM2.5 di New Delhi adalah 126.5 µg/m³ , atau setara 25 kali lebih tinggi dari batas rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 µg/m³.

“Tingginya kadar polusi udara 2021 itu ternyata memberi dampak penurunan rentang usia (lifespan) penduduk New Delhi menjadi lebih pendek 11,9 tahun, kalau digunakan batas aman menurut WHO,” terangnya melalui keterangan tertulis diterima detikcom, Kamis (31/8/2023).

“Analisa lain, kalau menggunakan knowledge standar polusi nasional India maka penduduk New Delhi dapat kehilangan usia harapan hidup selama 8,5 tahun,” imbuh Prof Tjandra.

Lebih lanjut ia menjelaskan, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa polusi bahan partikulat merupakan risiko terbesar yang mengancam kesehatan di India, bahkan melebihi dampak penyakit kardiovaskuler dan malnutrisi maternal berkenaan dengan penurunan angka usia harapan hidup.

Artinya secara rata-rata, penduduk India kehilangan 5,3 tahun usia harapan hidupnya akibat polusi partikel. Padahal dibandingkan penyakit lainnya, angka kehilangan usia harapan hidup akibat penyakit kardiovaskuler adalah 4,5 tahun dan akibat malnutrisi maternal dan bayi sebesar 1,8 tahun.

“Mengingat kita sekarang masih harus terus bergelut dengan polusi udara maka akan baik kalau juga dilakukan penelitian ‘Air High quality Life Index’ di negara kita, sehingga kita tahu pasti ada tidaknya dampak polusi udara pada usia harapan hidup kita bersama, dan kalau ada maka seberapa besar kehilangan tahun kehidupannya,” pungkas Prof Tjandra.

NEXT: Kondisi di Indonesia sudah segawat di India?

Simak Video “Ideas Kurangi Potensi Gangguan Kulit Akibat Polusi Udara Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]

Demi Tangkal Polusi, Jokowi Minta Perkantoran Mulai Tanam Pohon Besar


Jakarta

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya membeberkan arahan terbaru Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanganan polusi udara di sejumlah wilayah, termasuk DKI Jakarta. Ia menyebut, Jokowi meminta untuk memulai menanam pohon besar di pemerintahan dan perkantoran.

“Presiden menegaskan untuk bisa dimulai melakukan penanaman pohon-pohon yang besar oleh semua stakeholders termasuk kantor pemerintah, masyarakat dan dunia usaha juga di gedung-gedung atau di teras gedung yang besar,” kata Siti saat jumpa pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (28/8/2023).

Jokowi disebut Siti juga meminta jarak tanam antar pohon untuk diatur. Penanaman pohon ini perlu dilakukan sebanyak-banyaknya untuk mengatasi polusi udara.

“Jadi kita perlu tanam sebanyak-banyaknya. Tadi saya juga diarahkan kalau perlu jarak tanamnya diatur jangan seperti biasa 3 kali 1 misalnya, tapi cukup 1 kali satu dan lain-lain.

Di samping itu, Siti mengatakan pengendalian polusi ini harus dilakukan berbasis pada kesehatan masyarakat.

“Pak Presiden menegaskan untuk semua memfokuskan kegiatan penanganan pengendalian polusi udara ini, karena menyangkut kesehatan. Jadi cara-cara penyelesaiannya harus dengan dasar atau foundation kesehatan. Semua KL untuk tegas dalam langkah, kebijakan, dan operasi lapangan,” imbuhnya lagi.

Simak Video “Polusi Jakarta Memprihatinkan, Paparannya Bikin Iritasi Saluran Napas
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Dokter Jelaskan Alasan Polusi Udara Picu Penuaan Dini dan Rambut Rontok


Jakarta

Tingginya polusi udara yang tengah terjadi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dinilai dapat meningkatkan risiko berbagai macam gangguan kesehatan. Gangguan pernapasan menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling dipengaruhi oleh tingginya polusi.

Tidak hanya itu, tingginya tingkat polusi akhir-akhir ini rupanya juga dapat mempengaruhi kesehatan kulit. Salah satunya adalah mempermudah munculnya jerawat.

Dokter sekaligus content material creator Clarin Hayes mengatakan bahwa polusi udara dapat menjadi faktor eksternal dari risiko munculnya jerawat.

“Sebenarnya di mana-mana empat faktor penyebab jerawat pertama inflamasi atau peradangan, kedua peningkatan produksi sebum atau minyak wajah, ketiga bakteri, dan keempat hiperkeratinisasi itu kayak penumpukan sel kulit mati, terus menyumbat jadi memicu jerawat,” ucap dr Clarin ketika dihubungi detikcom, Sabtu (27/8/2023).

“Polusi ini adalah salah satu faktor eksternal yang sangat mempengaruhi pimples karena dia mengandung oksidasi stres, radikal bebas. Radikal bebas ini bisa memicu peroksidasi swollen, jadi bisa mengoksidasi minyak alami kulit kita dan memicu pembentukan komedo,” sambungnya.

Ia menambahkan bahwa terdapat studi yang menyebutkan bahwa paparan PM2.5 dan PM10 dapat membuat seseorang lebih mungkin mengalami jerawat dari orang yang tidak terpapar. Risiko paparan polusi udara dapat terjadi apabila banyak beraktivitas di luar ruangan.

“Polusi memicu peradangan, makanya kenapa jerawat kita ada yang merah banget yang kalau dipencet sakit itu kan salah satu bentuk peradangan. Nah, polusi bisa memperparah inflamasi tersebut,” sambungnya.

Tidak hanya pada kulit yang makin mudah berjerawat, polusi udara tinggi juga dapat menyebabkan rambut rontok. dr Clarin mengatakan rambut rontok disebabkan oleh polusi yang dapat meningkatkan radikal bebas dan menempel di kulit kepala.

Namun ia mengingatkan bahwa rambut rontok bukanlah satu-satunya penyebab kerontokan.

“Ini nggak terjadi dalam semalam aja, cuman kalau diakumulasi terus setiap hari terus mungkin kita kurang makan yang mengandung antioksidan dan minum suplemen vitamin C dan lain sebagainya, itu akan terakumulasi dan hasilnya kelihatan, berasa pasti akan lebih rontok,” pungkasnya.

Simak Video “ASN Diimbau Naik Transportasi Umum, Benarkah Sudah Diterapkan?
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Sepekan Berlalu Sejak WFH ASN 50 Persen, Polusi DKI Masih ‘Gini-gini’ Aja


Jakarta

Penampakan langit DKI Jakarta dalam sepekan terakhir masih tampak berwarna abu pekat meski pemerintah provinsi DKI sudah memberlakukan kebijakan 50 persen make money working from home (WFH) untuk aparatur sipil negara (ASN). Itu menjadi salah satu strategi untuk menghalau polusi, meski pada akhirnya langkah itu memicu pro-kontra di masyarakat.

Tidak sedikit yang menilai WFH kurang efektif dan kemungkinan hanya menurunkan polutan dalam beberapa waktu, tidak secara permanen. Bagaimana information kualitas udara di ibu kota dalam seminggu terakhir?

Aplikasi pemantau kualitas udara Nafas Indonesia merinci rata-rata konsentrasi PM 2.5 sejak WFH diberlakukan. Hasilnya, kurang lebih tidak ada perbedaan seperti hari biasanya sebelum kebijakan diterapkan.

21 Agustus: konsentrasi PM 2.5 sebesar 44 (oranye, tidak sehat untuk kelompok sensitif)
22 Agustus: konsentrasi PM 2.5 sebesar 53 (oranye, tidak sehat untuk kelompok sensitif)
23 Agustus: konsentrasi PM 2.5 sebesar 49 (oranye, tidak sehat untuk kelompok sensitif)
24 Agustus: konsentrasi PM 2.5 sebesar 47 (oranye, tidak sehat untuk kelompok sensitif)
25 Agustus: konsentrasi PM 2.5 sebesar 58 (merah, tidak sehat)

Angka tersebut di atas 5 hingga 10 kali lipat pedoman aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni particulate matter (PM) 2.5 angka 5 µg/m³.

Tren yang tidak jauh berbeda dilaporkan situs IQAir dalam periode yang sama, berikut detailnya:

21 Agustus: indeks kualitas udara 147 (oranye, tidak sehat untuk kelompok sensitif)
22 Agustus: indeks kualitas udara 158 (merah, tidak sehat)
23 Agustus: indeks kualitas udara 155 (merah, tidak sehat)
24 Agustus: indeks kualitas udara 144 (oranye, tidak sehat untuk kelompok sensitif)
25 Agustus: indeks kualitas 147 (oranye, tidak sehat untuk kelompok sensitif)

Simak Video “ASN Diimbau Naik Transportasi Umum, Benarkah Sudah Diterapkan?
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)

Cerita Tasya Kamila Berobat ke Dokter THT, Ternyata Antre Pasien ‘Korban’ Polusi


Jakarta

Kondisi udara di Jakarta yang tak baik-baik saja membuat banyak orang mengalami gangguan kesehatan. Aktris Tasya Kamila mengaku putri keduanya, Shannin, menjadi korban polusi udara yang masih ‘ugal-ugalan’ di Jakarta.

“Shannin itu sebulan sakit, sembuhnya cuman seminggu. Sekarang dua minggu ini baru sembuh lagi. Jadi kemarin batuknya itu kalau ditotal bisa 1,5 bulan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta Barat, Jumat (25/8/2023).

Tak hanya Shannin, Tasya mengungkapkan dirinya juga mengalami tenggorokan serak gegara dampak polusi udara Jakarta. Pelantun lagu ‘Aku Anak Gembala’ itu pun akhirnya memutuskan memeriksakan diri ke dokter THT.

Tapi tak disangka, dokter THT yang ia kunjungi kebanjiran pasien. Mereka datang berobat gegara terkena dampak polusi udara yang mengotori Ibu Kota.

“Sampai lah emaknya juga nih suaranya serak, dan kemarin aku ke dokter THT ngantri banget. Itu karena memang sebegitu berdampaknya polusi dan udara kotor di Jakarta tempat aku tinggal terhadap kesehatan, terutama anak-anak,” tuturnya.

Karena kualitas udara yang sangat jelek itu, dokter bahkan menyarankan Tasya dan keluarga untuk ‘therapeutic’ dengan bepergian ke tempat yang kualitas udaranya lebih baik.

“Kalau saran dokter sih disuruh therapeutic, disuruh ke luar kota kek, ke luar negeri kek, yang kualitas udaranya memang lebih baik,” ucapnya.

Selain itu, Tasya juga menjaga kedua buah hatinya dari dampak polusi dengan memasang air air purifier, mengurangi aktivitas luar ruangan, dan memastikan asupan makanan yang bergizi untuk putra-putrinya.

Simak Video “Suggestions Kurangi Potensi Gangguan Kulit Akibat Polusi Udara Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Resep Tasya Kamila Lindungi Buah Hati dari Dahsyatnya Polusi Ibu Kota


Jakarta

Kualitas udara buruk di Jakarta mengancam kesehatan banyak anak. Hal ini juga dialami putri aktris Tasya Kamila, yakni Shannin.

Tasya mengungkapkan anak keduanya itu sempat jatuh sakit gegara paparan polusi udara di Jakarta. Bahkan, Shannin sakit sampai lebih dari sebulan.

“Shannin itu sebulan sakit, sembuhnya cuman seminggu. Sekarang dua minggu ini baru sembuh lagi. Jadi kemarin batuknya itu kalau ditotal bisa 1,5 bulan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta Barat, Jumat (25/8/2023).

Demi melindungi putrinya agar tak lagi jatuh sakit, Tasya pun melakukan sejumlah cara. Misalnya dengan menggunakan air air purifier untuk membersihkan udara di rumah dan menghindari aktivitas luar ruangan.

“Sering pakai masker, terus pakai air air purifier juga di rumah. Terus nggak banyak ke lapangan berkegiatan out of doors sih,” imbuhnya.

“Karena belum memungkinkan, maksudnya itu juga jadi rame ya, pengennya anak-anak setelah pandemi menikmati dunia luar gitu yang tadinya di rumah aja. Jadi dilema juga,” sambungnya.

Tasya menambahkan asupan makanan bergizi juga penting untuk menjaga kesehatan si buah hati. Sebab, polusi bisa menimbulkan alergi dan menurunkan imunitas, sehingga rentan terkena penyakit lain.

“Dijagalah ya kalau misalkan, sekarang keadaannya alergi pasti imunitasnya ikut turun. Jadi dijaga supaya nggak kena penyakit lainnya,” tuturnya.

Selaim itu, dokter juga menyarankan Tasya dan putra-putrinya melakukan therapeutic dengan bepergian ke tempat yang kualitas udaranya lebih baik.

“Kalau saran dokter sih disuruh therapeutic, disuruh ke luar kota kek, ke luar negeri kek, yang kualitas udaranya memang lebih baik,” tandasnya.

Simak Video “Ini 3 Biang Kerok Polusi di Jakarta
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)