Tag: Risiko

Terbukti Lewat Studi, 5 Makanan Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes

Jakarta

Diabetes melitus adalah penyakit paling mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke dan jantung. Diperkirakan, jumlah pengidap diabetes di Indonesia mencapai 30 juta orang pada 2030, mengacu pada laman resmi Kementerian Kesehatan RI.

Penyakit ini terjadi ketika gula menumpuk di dalam darah akibat masalah pada produksi hormon insulin. Diabetes tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan agar tidak kemudian memicu komplikasi yang dapat berujung pada kematian.

Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa seseorang dapat menurunkan risiko terkena diabetes dengan memilih makanan tertentu. Dikutip dari The Solar, berikut adalah 5 makanan yang terbukti dapat menurunkan risiko terkena diabetes.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Anggur

Menurut sebuah penelitian, mengonsumsi anggur dapat memangkas peluang terkena diabetes hingga 10 persen. Menurut Pusat Pengendalian dan Perlindungan Penyakit AS (CDC), meningkatkan konsumsi buah adalah salah satu cara untuk mulai mengelola risiko penyakit ini.

Namun, para peneliti menemukan bahwa tidak semua buah memiliki manfaat yang sama dalam mengatasi diabetes. Adapun penelitian mereka, yang diterbitkan dalam Korean Journal of Household Medication, melacak kebiasaan makan pada orang dewasa berusia 40 hingga 69 tahun.

Mereka menemukan bahwa makan satu porsi anggur dalam seminggu dapat mengurangi risiko diabetes, tetapi satu porsi buah apa pun dapat meningkatkan risiko sebesar dua persen.

Hojun Yu, dari Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul, mengatakan temuan mereka menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi buah-buahan tertentu dan risiko terkena diabetes tipe 2.

“Konsumsi anggur yang lebih besar secara signifikan terkait dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah pada kelompok kami. Tetapi jumlah whole konsumsi buah tidak terkait dengan penurunan risiko,” terangnya.

2. Beras cokelat

Mengganti karbohidrat bertepung dengan biji-bijian utuh juga dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes.

Diabetes UK mengatakan bahwa konsumsi roti putih, nasi putih, dan sereal sarapan bergula yang dikenal sebagai karbohidrat olahan dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Namun, biji-bijian utuh seperti beras cokelat, pasta gandum utuh, tepung gandum utuh, roti gandum utuh, dan gandum dikaitkan dengan penurunan risiko.

Satu studi, yang diterbitkan dalam The BMJ, menemukan bahwa mengonsumsi lebih banyak biji-bijian utuh dapat mengurangi risiko secara signifikan.

Dua atau lebih porsi beras cokelat dalam seminggu mengurangi risiko sebesar 12 persen, jika dibandingkan dengan hanya makan satu porsi dalam sebulan.

3. Cabai

Pecinta makanan pedas mungkin sudah mengurangi risiko diabetes tanpa menyadarinya. Pasalnya, capsaicin, senyawa kimia dalam cabai yang memberikan rasa pedas, telah terbukti dapat mengurangi kadar glukosa darah.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Meals Chemistry menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut membantu meningkatkan kadar insulin pada tikus diabetes.

Shiqi Zhang, dari Southwest College di Chongqing, Cina, mengatakan, “Cabai menunjukkan efek antiobesitas, antikanker, antidiabetes, serta pereda rasa sakit dan gatal pada hewan dan manusia. Efek-efek ini disebabkan oleh capsaicin, yang merupakan komponen pedas dan aktif secara biologis dari cabai.”

Dokter Beri Warning Efek Serius Polusi Tingkatkan Risiko Stroke, Ini Kaitannya


Jakarta

Masyarakat yang kerap terpapar polusi udara dihantui sejumlah risiko penyakit. Beberapa yang sering disebut-sebut oleh praktisi kesehatan yakni batuk dan sesak, masalah pada paru, hingga risiko stroke. Memang sebenarnya, apa hubungannya paparan polusi dengan stroke?

Dokter spesialis saraf sekaligus anggota Dewan Pembina Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSh) Prof Dr dr Yuda Turana, SpS, menjelaskan, polusi memang terbukti memiliki kaitan dengan risiko penyakit pada otak. Dalam hal ini penyakit yang dimaksud bukan hanya stroke, melainkan juga risiko demensia.

“Polusi itu banyak hal. Karena di dalam polusi itu kita bicara zat yang berbeda-beda. Itu harus baca dulu. Tapi yang agak unik dalam konteks kesehatan otak, memang outcome-nya disebutnya fungsi kognitif itu polusi udara termasuk yang evidence-nya cukup kuat,” terangnya saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Selasa (24/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Artinya pada kondisi polusi yang tinggi, risiko demensia lebih besar. Kalau mungkin di Lancet, itu faktor risiko kesehatan otak kan ada pendidikan, bodily inactivity, depresi, obesitas, ada DM, kemudian dimasukkan selain merokok ada polusi udara,” imbuh dr Yuda.

Di samping itu dr Yuda juga menjelaskan, hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi faktor risiko utama penyakit stroke. Seringkali, hal ini dipicu oleh kebiasaan asupan garam yang tinggi, dibarengi kondisi obesitas, minim aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi minuman beralkohol.

“Bukan hanya garam banyak, tapi juga obesitas dan bodily inactivity. Bisa saja langsing, berat badannya sempurna tapi dia nggak aktif bergerak, itu juga faktor risiko. Merokok, alkohol,” tutur dr Yuda dalam kesempatan tersebut.

Simak Video “Ini 5 Aplikasi Cek Kualitas Udara di Android-IOS
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)

Risiko di Balik Pemilik ‘Darah Emas’, Golongan Darah Terlangka di Dunia


Jakarta

Berbicara tentang golongan darah terlangka, mungkin AB menjadi yang pertama muncul di benak pikiran. Akan tetapi, nyatanya ada golongan darah yang jauh lebih langka, disebut golongan darah ’emas’ atau Rh-null

Dikutip dari laman Medicinenet, golongan darah umumnya dikategorikan menurut antigen A atau B yang ada dalam sel darah merah (RBC) dan Rh (protein) pada darah.

Namun, golongan darah emas sama sekali tidak memiliki antigen Rh dalam sel darah merahnya. Kondisi ini sangatlah langka. Bahkan, pemilik golongan darah Rh-null disebut jumlahnya tidak sampai 50 orang di seluruh dunia.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski punya golongan darah langka terkesan sebagai sesuatu yang istimewa, pemilik golongan darah Rh-null harus hidup dengan dihantui berbagai risiko.

Pertama, pemilik golongan darah Rh-null harus menjaga keamanan diri sehingga tidak sampai membutuhkan transfusi darah. Karena sangat langka, pendonor aktif untuk golongan darah ini konon hanya ada 9 orang di seluruh dunia. Meski begitu sampai saat ini belum ditemukan information jelas terkait berapa banyak pemilik golongan darah tersebut.

Golongan darah Rh-null juga tidak bisa menerima transfusi darah dari golongan darah yang memiliki antigen Rh, karena bisa memicu reaksi transfusi. Itulah salah satu alasan mengapa golongan darah Rh-null memiliki nilai yang setara dengan ’emas’.

Pemilik golongan darah Rh-null juga memiliki risiko lebih tinggi mengidap anemia hemolitik ringan hingga berat. Anemia hemolitik adalah kondisi yang membuat sel darah merah hancur dengan cepat, sehingga memengaruhi kadar hemoglobin di dalam darah. Penyakit ini membuat pengidapnya merasa kelelahan yang luar biasa hampir setiap saat.

Pada ibu hamil yang memiliki golongan darah emas, kehamilan menjadi masa yang sangat mengkhawatirkan. Jika wanita dengan golongan darah Rh-null memiliki keturunan dengan pria yang memiliki golongan darah biasa, maka besar kemungkinan bayi yang dikandung memiliki golongan darah Rh positif.

Sistem kekebalan si ibu akan menganggap hal tersebut sebagai ancaman. Akibatnya, tubuh si ibu akan membentuk antibodi yang dapat menyerang antigen Rh dalam darah anak dan membahayakan kondisi janin.

Simak Video “Penyebab Golongan Darah A Lebih Rentan Kena Stroke di Usia Muda
[Gambas:Video 20detik]
(ath/suc)

Cuaca RI Panas ‘Minta Ampun’, Risiko Kanker Kulit Meningkat? Ini Kata Dokter


Jakarta

Cuaca panas akhir-akhir ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Selain mengganggu aktivitas, panas terik yang terjadi juga dikhawatirkan dapat menyebabkan masalah kesehatan, khususnya pada kulit.

Seberapa besar sih efek paparan sinar matahari pada kesehatan kulit? Dokter spesialis kulit dan kelamin dr Ruri Diah Pamela, SpKK menjelaskan cuaca panas ekstrem dapat berdampak buruk pada kesehatan kulit.

Paparan sinar matahari yang terlalu lama dapat mengakibatkan dehidrasi, penuaan dini, dan menyebabkan kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit dapat berupa kemerahan, kulit kering, hingga luka bakar matahari (sunburn).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Paparan sinar matahari yang berlebihan meningkatkan risiko berbagai penyakit kulit. Selain itu, paparan sinar matahari juga dapat memperburuk kondisi kulit seperti rosacea, vitiligo, dan psoriasis. Suhu panas berisiko membuat kerusakan kulit semakin besar,” ujar dr Ruri pada detikcom, Senin (2/10/2023).

Luka bakar akibat sinar matahari dapat terjadi akibat radiasi ultraviolet (UV). Gejala yang dapat ditimbulkan dapat berupa kemerahan dan rasa nyeri ketika disentuh.

“Dalam kasus yang parah, melepuh dapat terjadi dan ini menandakan kerusakan yang lebih dalam pada sel-sel kulit,” ujarnya.

Selain itu, dalam kondisi yang parah, paparan sinar matahari juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Sinar radiasi UV menjadi penyebab utama kerusakan DNA pada sel-sel kulit yang bisa memicu mutasi dan pembentukan kanker.

“Ada tiga jenis utama kanker kulit yaitu karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma. Dari ketiganya, melanoma adalah yang paling mematikan,” ucapnya.

“Risiko seseorang mengalami kanker kulit dapat meningkat dengan seiring jumlah sunburn yang pernah dialami seseorang, terutama jika terjadi saat masa kanak-kanak atau remaja,” pungkasnya.

Oleh karena itu, dr Ruri juga menekankan pentingnya penggunaan sunscreen. Sunscreen dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar UV.

“Dokter spesialis kulit umumnya merekomendasikan sunscreen dengan SPF (Solar Safety Issue) tinggi, minimal SPF 30, dan yang melindungi dari sinar UVA dan UVB,” pungkasnya.

Simak Video “Efek Serius Panas-panasan Bila Tak Pakai Sunscreen
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

5 Hal Ini Ternyata Bisa Picu Risiko Stroke, Termasuk Kelamaan Jomblo

Jakarta

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu (stroke iskemik) atau saat pembuluh darah di otak bocor atau pecah (stroke hemoragik). Kondisi ini dipandang sebagai momok mengerikan lantaran di samping kemunculannya yang tiba-tiba, tingkat fatalitasnya pun tinggi.

Memang, risiko stroke dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang tidak bisa dikendalikan seperti faktor genetik, usia, dan ras. Namun di samping itu, ada juga hal-hal yang bisa dikendalikan untuk menekan risiko stroke. Pasalnya, stroke ini juga dipengaruhi oleh kebiasaan seperti pola makan dan gaya hidup sehari-hari.

Dikutip dari NBC Information, berikut beberapa kebiasaan yang meningkatkan risiko terkena stroke.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Sering makan makanan tinggi lemak

Makanan yang melalui proses penggorengan dapat meningkatkan risiko terkena stroke.

Dalam Konferensi Stroke Internasional American Stroke Associations (ASA), para peneliti dari College of North Carolina menyebut temuan bahwa wanita pasca menopause yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak memiliki insiden stroke iskemik 40 persen lebih banyak dibanding yang mengkonsumsi makanan rendah lemak.

2. Memilih hidup melajang

Sebuah studi di Universitas Tel Aviv terhadap lebih dari 10.000 pria Israel menemukan bahwa orang-orang yang menikah di usia paruh baya 64 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal karena stroke selama 34 tahun ke depan dibandingkan pria lajang.

Information tersebut disesuaikan dengan faktor lainnya seperti standing sosial ekonomi, tekanan darah, dan merokok. Selain itu, pria yang merasa tidak puas dengan pernikahan nya juga sama berisikonya terkena stroke seperti pria lajang.

3. Merasa tidak bahagia

Kebahagiaan menjadi musik bagi sistem kardiovaskular seseorang. Para peneliti di College of Texas Medical Department di Galveston pada 2001 melaporkan bahwa, seseorang yang lebih tua dengan suasana hati dan sikap positif dapat terlindungi dari stroke.

Bahkan peningkatan kebahagiaan secara bertahap, menurunkan 41 persen risiko pada pria dan 18 persen risiko pada wanita untuk terkena stroke.

4. Kelebihan berat badan

Menurut para peneliti dari College of Minnesota, kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko yang lebih tinggi mengalami stroke.

Pada sebuah penelitian yang dipresentasikan di Worldwide Stroke Convention, para peneliti mengamati 13.000 orang Amerika selama 19 tahun dan menemukan bahwa, orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) tertinggi lebih berisiko terkena stroke daripada seseorang yang memiliki IMT lebih rendah.

Menurut penulis studi, Hiroshi Yatsuya dalam sebuah pernyataan, hal tersebut berkaitan karena beberapa faktor risiko stroke dapat diperburuk dengan kondisi obesitas. Selain itu dirinya mengatakan bahwa tekanan darah tinggi dan diabetes menjadi penyebab terbesarnya.

5. Merokok

Kebiasaan merokok membuat seseorang lebih rentan terkena stroke. “Merokok hampir menggandakan risiko anda terkena stroke iskemik,” kata para ahli di John Hopkins Drugs.

Simak Video “Seberapa Penting Menyederhanakan Istilah Medis ke Masyarakat Awam?
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Pengertian, Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Mengobati

Jakarta

Kanker tulang merupakan salah satu jenis kanker yang sering ditemui di Indonesia. Berbeda dengan jenis kanker lainnya, informasi mengenai gejala kanker tulang masih sedikit. Oleh karena itu, kanker tulang sering didiagnosis dalam keadaan terlambat.

Yuk kita simak penjelasan lebih lanjut terkait kanker tulang.

Pengertian Kanker Tulang

Dikutip dari situs Cleveland Clinic, kanker tulang merupakan jenis kanker yang berkembang di tulang. Ketika sel kanker tumbuh di tulang maka hal itu akan merusak jaringan tulang yang regular. Jenis jaringan dan sel tempat kanker bermula akan menentukan jenis kanker tulang.

Jenis kanker yang terbentuk di tulang disebut dengan kanker tulang primer. Tumor yang berasal dari organ lain pun dapat menyebar ke tulang dan bagian tubuh lainnya. Kondisi itu disebut dengan kanker tulang sekunder. Tumor payudara, paru-paru, dan prostat merupakan tumor yang paling sering menyebar ke tulang.

Faktor Risiko Kanker Tulang

Dikutip dari Panduan Penatalaksanaan Osteosarkoma oleh Komite Penanggulangan Kanker Nasional, berikut beberapa faktor resiko dari kanker tulang:

1. Senyawa kimia

Terdapat beberapa senyawa kimia yang dapat menyebabkan perubahan genetik, contohnya Methylcholanthrene.

2. Virus

Beberapa virus dapat menyebabkan kurang responsif terhadap kemoterapi. Contohnya Rous sarcoma virus yang mengandung gen V-Src dan proto-onkogen dan virus FBJ yang memiliki proto-onkogen c-Fos.

3. Terpapar radiasi

4. Penyakit lain

5. Genetik

6. Lokasi implan logam.

Gejala Kanker Tulang

Dikutip dari situs Mayo Clinic, berikut beberapa tanda dan gejala kanker tulang:

  • Sakit tulang
  • Pembengkakan
  • Nyeri tulang
  • Melemahnya tulang
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan yang tidak terkondisikan.

Jenis-jenis Kanker Tulang

Dikutip dari situs Nationwide Well being Service, berikut beberapa jenis kanker tulang:

1. Osteosarcoma

Osteosarcoma merupakan jenis kanker tulang yang paling umum. Osteosarcoma merupakan jenis kanker tulang yang berkembang di sel tempat jaringan tulang baru terbentuk. Biasanya, penyakit ini dimulai pada ujung tulang besar seperti lengan dan kaki. Sebagian besar jenis ini menyerang pada anak-anak dan dewasa muda di bawah 20 tahun.

2. Sarkoma Ewing

Sarkoma ewing merupakan jenis kanker tulang yang sering menyerang orang berusia 10 hingga 20 tahun. Sarkoma Ewing dapat terbentuk di tulang dan jaringan lunak di sekitarnya. Penyakit ini paling sering tumbuh di pinggul, tulang rusuk, dan tulang belikat.

3. Chondrosarcoma

Chondrosarcoma cenderung menyerang orang dewasa yang berusia di atas 40 tahun. Chondrosarcoma merupakan jenis kanker yang bermula pada tulang rawan. Kanker ini biasanya terbentuk pada kaki, panggul, dan tulang lengan.

Cara Mengobati Kanker Tulang

Berikut beberapa cara mengobati kanker tulang yang diresepkan dokter:

1. Operasi

Operasi untuk mengangkat bagian tulang yang terkena kanker. Seringkali dikombinasikan dengan pengobatan lain. Amputasi pun mungkin diperlukan apabila kanker telah menyebar hingga ke pembuluh darah atau saraf dan mengalami infeksi setelah operasi. Kanker yang menyebar pada bagian tubuh yang tidak memungkinkan untuk operasi pengangkatan anggota tubuh pun juga mungkin diperlukan amputasi. Contohnya yaitu pergelangan kaki.

2. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan pengobatan dengan obat memusnahkan kanker yang ampuh. Kemoterapi memiliki beberapa efek samping seperti diare, rambut rontok, kelelahan, infertilitas, dan sariawan.

Terdapat 4 cara kemoterapi untuk mengobati kanker tulang:

– Sebelum operasi

Untuk mengecilkan tumor dan mempermudah pembedahan

– Dikombinasikan dengan radioterapi

Pendekatan ini bekerja dengan efektif saat pengobatan Sarkoma Ewing

– Setelah operasi

Kemoterapi saat setelah operasi berfungsi untuk mencegah kembalinya kanker

– Kemoterapi paliatif

Kemoterapi paliatif untuk mengendalikan gejala jika penyembuhan tidak memungkinkan.

3. Radioterapi

Radioterapi dapat dilakukan saat sebelum dan sesudah operasi untuk mengobati kanker tulang. Radioterapi untuk kanker tulang menggunakan pancaran radiasi yang diarahkan ke bagian tulang yang terkena kanker.

Terdapat beberapa efek samping dari radioterapi yaitu iritasi, nyeri sendi, rambut rontok pada bagian tubuh yang dirawat, dan kelelahan.

Itulah tadi penjelasan mengenai kanker tulang. Semoga bermanfaat, detikers!

Simak Video “Inggris Luncurkan Obat Suntik untuk Kanker Pertama di Dunia
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)

Polusi Nggak Habis-habis, Dokter Jantung Wanti-wanti Risiko Darah Tinggi

Jakarta

Terpantau belum membaik, polusi udara masih menjadi ancaman tak kasat mata, memperburuk kualitas udara yang dihirup masyarakat Jabodetabek. Dampak kesehatan dari polusi juga tak ada habisnya.

Siapa sangka, efeknya pun bisa merambah ke sistem peredaran darah, khususnya terkait dengan risiko penyakit jantung.

Spesialis jantung dan pembuluh darah Dr dr Faris Basalamah, SpJP(Ok) FIHA, FAPSIC, FAsCC menjelaskan bahwa terdapat alur yang tidak langsung yang menghubungkan polusi udara dengan tekanan darah dan kesehatan jantung, yakni melalui faktor psikologis dan emosional individu.

“Kalau polusi, saya kira tidak ada hubungan yang langsung terhadap pembuluh darah, kecuali hubungan tidak langsung. Hubungan tidak langsung artinya, dia meningkatkan stressor, psikis sehingga itu juga akan mempengaruhi tekanan darah pada pembuluh darah,” kata dr Faris kepada detikcom, Selasa (22/08/2023).

Polusi Udara dan Stres

dr Faris menjelaskan bahwa meskipun tidak ada hubungan langsung antara polusi udara dengan pembuluh darah, hubungan tidak langsung bisa mempengaruhi secara signifikan.

Ia menegaskan bahwa polusi udara dapat bertindak sebagai pemicu ‘stressor’ bagi tubuh, terutama melalui faktor psikologis.

“Jadi alurnya lewat psikis, emosional, stres,” ungkapnya.

Hal ini dikarenakan polusi udara yang tinggi pada wilayah city seperti Jabodetabek dapat menghasilkan ketidaknyamanan, meningkatkan stres, dan berdampak pada keseimbangan emosional individu.

NEXT: Stres mikirin polusi bikin ‘darah tinggi’

Ternyata Olahraga Ini Bikin Panjang Umur, Risiko Kematian Berkurang 47 Persen


Jakarta

Siapa sangka, aktivitas memperkuat otot seperti angkat beban ternyata perlu menjadi bagian dari rutinitas olahraga mingguan para orangtua. Sebuah penelitian menemukan rutinitas tersebut ditambah dengan latihan aerobik bisa memperpanjang umur, dibandingkan mereka yang tidak melakukannya.

Nationwide Well being Service (NHS) AS juga mengimbau orang dewasa di atas 65 tahun untuk aktif secara fisik setiap hari dan melakukan aktivitas meningkatkan kekuatan, keseimbangan, fleksibilitas, setidaknya dua kali seminggu.

Setidaknya diibutukan waktu 150 menit untuk aktivitas intensitas sedang dalam seminggu atau 75 menit aktivitas intensitas tinggi dalam sepekan jika sudah mulai terbiasa.

Apa Alasannya?

Studi di AS, yang diterbitkan dalam British Journal of Sports activities Medication, mewawancara lebih dari 150.000 orang berusia 60-an dan 70-an tentang rutinitas olahraga mereka.

Para peneliti menemukan orang yang melakukan olahraga sedang selama 150 menit seperti direkomendasikan, hidup lebih lama daripada mereka yang tidak melakukannya, mereka yang menggabungkan latihan aerobik teratur dengan aktivitas penguatan otot sekali atau dua kali seminggu, juga bernasib lebih baik.

Mereka memiliki risiko kematian 47 persen lebih rendah dari sejumlah pemicu termasuk kanker, selama sembilan tahun ke depan, dibandingkan mereka yang tidak aktif sama sekali.

Melakukan angkat besi saja menurunkan risiko hingga 9-22 persen kematian, dan latihan aerobik hingga 24-34 persen.

Contoh latihan aerobik yang memompa jantung dan paru-paru yakni jalan cepat, lari, bersepeda, dan berenang.

Studi tersebut juga menemukan bahwa wanita mendapat manfaat lebih banyak dari angkat besi daripada pria.

Tim peneliti dari Nationwide Most cancers Institute di Maryland, dan College of Iowa menjelaskan latihan penguatan otot dapat membuat tubuh lebih ramping dan tulang lebih kuat, yang mengarah ke kehidupan yang lebih sehat di usia tua.

“Temuan kami bahwa risiko kematian tampak paling rendah bagi mereka yang berpartisipasi dalam kedua jenis latihan tersebut memberikan dukungan kuat untuk rekomendasi saat ini untuk melakukan aktivitas aerobik dan penguatan otot,” kata penulis studi Dr Jessica Gorzelitz.

“Orang dewasa yang lebih tua mungkin akan mendapat manfaat dari menambahkan latihan angkat beban ke dalam rutinitas aktivitas fisik mereka.”

Simak Video “Kisah Pekerja Kantoran Jakarta yang Rajin Lari Gegara Lama Nunggu Angkot
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Latah Ikut Viral Tren Kaki Jinjit Ala Barbie? Dokter Ingatkan Risiko Cedera


Jakarta

Salah satu adegan movie ‘Barbie’ yang kini marak ditiru oleh para pengguna media sosial yakni momen sosok Barbie, yang diperankan oleh Margot Robbie, mencopot heels-nya dan berdiri sambil berjinjit layaknya kaki boneka barbie. Namun hati-hati. Rupanya menurut dokter, gerakan tak aman ditiru sembarangan. Kenapa?

Di Tiktok misalnya, orang-orang marak meniru adegan tersebut dengan tren ‘Barbie Foot Problem’. Namun menyusul itu, seorang dokter yang berspesialisasi dalam penanganan masalah kaki, pergelangan kaki, dan tungkai bawah menyoroti risiko cedera dari tren tersebut.

“Meski Barbie Arch membuat kaki wanita tampak lebih panjang dan kencang, bukan tanpa risiko. Jika seseorang mencoba berpose sekali atau dua kali, kemungkinan besar mereka akan baik-baik saja dan menghasilkan video TikTok yang hebat,” ungkap ahli penyakit kaki bersertifikat di Foot, Ankle & Leg Vein Heart, dr Jodi R Schoenhaus, dikutip dari New York Publish, Kamis (27/7/2023).

“Namun, jika mencoba pose dan melangkah dalam waktu lama, ada beberapa risiko yang terlibat. Pergelangan kaki tidak stabil, yang dapat menyebabkan keseleo dan cedera ligamen, biasanya terlihat dengan penggunaan hak tinggi.”

“Namun, jika mencoba pose dan melangkah dalam waktu lama, ada beberapa risiko yang terlibat. Pergelangan kaki tidak stabil, yang dapat menyebabkan keseleo dan cedera ligamen, biasanya terlihat dengan penggunaan hak tinggi,” jelasnya lebih lanjut.

Menurut dr Schoenhaus, posisi kaki Barbie sebagaimana yang kini tren di Tiktok, dengan bentuk telapak yang melengkung, dapat menyebabkan masalah otot dan tulang belakang. Pasalnya pada posisi ini, punggung bagian bawah direnggangkan.

Selain itu, gadis-gadis muda yang masih dalam masa pertumbuhan juga berisiko mengalami gangguan pertumbuhan jika kerap kali meniru posisi kaki seperti Barbie tersebut.

Banyak orang mengira, posisi kaki tersebut aman-aman saja dilakukan lantaran posisi kaki sama saja layaknya tengah menggunakan heels tinggi. Namun dr Schoenhaus menegaskan, kedua posisi kaki tersebut tak bisa disamakan. Pasalnya pada penggunaan heels, telapak kaki memiliki dukungan tumpuan.

Dengan begitu, tumit dan bagian belakang kaki ditopang oleh penyangga. Sementara pada tren Barbie Foot, tidak terdapat penyangga sama sekali sehingga berisiko memicu cedera.

“Kita tidak terlatih seperti balerina en pointe. Mari kita ingat, mode untuk bintang movie memiliki alat peraga dan banyak hal untuk membuatnya terlihat sempurna,” pungkas dr Schoenhaus.

Simak Video “Menakuti Bocah Pakai Suara ‘Cekikikan’ Hantu Bisa Timbulkan Trauma
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)

Tampon Adalah? Ini Cara Memakai, Melepas dan Risiko Pemakaiannya

Jakarta

Saat menstruasi datang, tentunya wanita akan mencari satu barang yang sangat penting, yaitu pembalut. Namun, selain pembalut, ada barang lainnya yang bisa digunakan untuk menyerap darah haid, yaitu tampon.

Tampon memang tak banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Benda ini lebih umum digunakan di luar negeri. Lantas, seperti apa bentuk dan bagaimana cara menggunakannya?

Apa itu Tampon?

Tampon adalah bahan seperti kapas berbentuk tabung kecil yang dimasukkan ke dalam vagina. Mengutip buku Serba Serbi Kesehatan Perempuan: Apa yang Perlu Kamu Tahu Tentang Tubuhmu oleh Sallika NS, tabung ini memiliki tali pada ujung luarnya untuk menarik tampon keluar.

Wanita yang sedang menstruasi bisa memilih tampon dalam berbagai ukuran, tergantung pada banyaknya darah yang keluar. Wanita yang baru menggunakan tampon juga sebaiknya memilih tampon ringan yang lebih mudah dan nyaman digunakan.

Cara Memasang Tampon untuk Pemula

Mengutip Medical Information In the present day, sebelum memasang tampon, kamu harus memastikan tanganmu bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air. Selain itu, sebaiknya potong kuku dan hindari memakai cincin.

  1. Pilih ukuran tampon yang sesuai
  2. Buka bungkus tampon, lepaskan semua kertas pelindung
  3. Cari posisi yang cocok, seperti jongkok, duduk di kloset atau berdiri dengan satu kaki di atas dudukan atau kursi kloset
  4. Gunakan tangan untuk membuka bibir vagina
  5. Masukkan tampon dan aplikator ke dalam vagina. Tali tampon harus menghadap ke bawah
  6. Gunakan jari untuk memeriksa apakah benang mengarah ke bawah
  7. Pastikan tampon tidak terasa sakit atau tidak nyaman. Jika iya, keluarkan dan coba dengan tampon baru.

Cara Melepas Tampon

Berapa lama tampon dipakai? Penting untuk diketahui bahwa kamu harus melepas tampon setelah 4-8 jam. Jangan pernah meninggalkannya selama 8 jam, sebab bisa terjadi infeksi.

Apabila tampon sudah penuh, maka kamu harus menggantinya dengan yang baru. Jika tampon bergerak atau mulai kelar, maka kemungkinan sudah penuh. Kamu harus mengeluarkannya dan menggantinya.

Selain itu, kamu juga harus menggantinya jika tampon mulai bocor atau tali mulai berubah menjadi merah atau coklat. Nah, cara melepas tampon adalah:

  1. Tarik tali tampon dengan lembut sampai seluruh tampon keluar dari bagina.
  2. Jangan menarik secara miring, sebab akan menyebabkan ketidaknyamanan
  3. Jika sulit, cari tali dengan memasukkan jari ke vagina. Kamu perlu mencari pertolongan medis jika tidak bisa melepas tampon.

Risiko Memakai Tampon

Biasanya, pengguna tampon merasa lebih nyaman, karena penggunaannya tidak terasa seperti pembalut. Akan tetapi, penggunaannya sebaiknya dihindari oleh perempuan yang belum menikah, karena bisa merobek selaput dara.

Tampon yang jarang diganti juga berisiko menyebabkan gangguan poisonous shock syndrome (TSS), yaitu infeksi bakteri yang tumbuh dalam tampon. Bakteri ini bisa masuk ke aliran darah dan menimbulkan gejala-gejala seperti mual, pusing, lemas, bahkan menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

Itulah penjelasan mengenai tampon mulai dari cara memasang, melepas dan risiko memakainya. Jika ingin mencobanya, pastikan kamu memakai tampon dengan benar ya detikers!

Simak Video “Wanita Menstruasi Aman dari Gagal Jantung, Benarkah?
[Gambas:Video 20detik]
(elk/row)