Jakarta –
Penyakit lupus nefritis mendadak disorot pasca dialami Shena Malsiana, eks kontestan X Issue Indonesia yang meninggal dunia di usia 32 tahun. Shena sebelumnya dikabarkan mengalami komplikasi lupus nefritis yang berujung pada gagal ginjal kronik atau Continual Kidney Illness (CKD).
“Innalillahi Wainnailaihi Rojiun telah meninggal dunia anak,teman,sahabat, adik, kakak, kami tercinta SHENA MALSIANA,” demikian kabar duka yang disampaikan di profil Instagramnya, pada Rabu (25/10.2023).
Sebelum wafat, wanita kelahiran Jakarta itu juga sering menceritakan pengalaman dirinya berjuang melawan lupus nefritis hingga berada di fase pemullihan, dan beberapa kali rutin melakukan cuci darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Umur 30, didiagnosa Lupus Nefritis yang menyebabkan gagal ginjal kronik, lalu diharuskan melakukan hemodialisa (cuci darah),” tulis Shena melalui akun TikTok-nya di postingan yang diunggah 2022.
Di luar kasus tersebut, secara umum menurut Dr dr Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, lupus nefritis merupakan peradangan di ginjal yang terjadi imbas gangguan di sistem kekebalan tubuh.
“Akibat dari sistem kekebalan tubuh yang salah sasaran (autoimun) yang biasanya terjadi pada orang dengan lupus sistemik eritematosus. SLE adalah penyakit autoimun yang dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, dan organ lain,” bebernya saat dihubungi detikcom Kamis (26/7/2023).
Meski belum diketahui pasti pemicu dari munculnya lupus nefritis, peradangan yang terjadi umumnya dapat dilatarbelakangi faktor genetik maupun lingkungan. Sayangnya, tidak ada gejala khas yang bisa diwaspadai sebagai gejala awal.
“Gejala lupus nefritis bisa bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala yang mungkin termasuk protein dalam urine, darah dalam urine, peningkatan tekanan darah, pembengkakan di sekitar mata, kaki, atau kaki, dan penurunan fungsi ginjal,” imbuh Dr Sukamto.
Tidak sedikit dari mereka juga disebut Dr Sukamto hanya mengalami kelelahan, nyeri sendi, hingga ruam di kulit. Dirinya mengimbau agar masyarakat langsung memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat, jangan sampai menunggu kondisi bertambah parah.
Seperti yang terjadi pada Shena, komplikasi lupus nefritis tak bisa dianggap sepele. Kondisinya terus memburuk saat pasien tidak mengontrol kesehatan secara menyeluruh, baik dari fisik maupun psikis.
“Stres fisik atau emosional dapat memicu flare-up (gejala yang memburuk) pada lupus. Manajemen stres dan kesehatan psychological yang baik dapat membantu mengurangi risiko flare-up,” pesan Dr Sukamto.
Faktor risiko lain yang memperparah kondisi lupus yakni paparan matahari. Paparan sinar matahari berlebihan bisa memicu reaksi di kulit dan sendi pada beberapa kasus lupus. Sebaiknya, pasien lupus nefritis tidak lupa menggunakan tabir surya dan pakaian yang tertutup dari sinar matahari untuk mengurangi risikonya.
“Faktor risiko lain adalah infeksi, terutama yang mempengaruhi saluran pernapasan atas, dapat memicu flare-up
lupus. Menjaga kebersihan dan mencegah infeksi penting dalam manajemen lupus,” sambung dia.
Pasien dengan kondisi lupus juga tidak boleh berhenti mengonsumsi obat secara tiba-tiba tanpa resep dokter. “Ini menyebabkan keparahan penyakit,” tandasnya.
Pola hidup atau life-style keseharian juga sebaiknya disarankan Dr Sukamto mulai diperbaiki, pola makan, olahraga, hingga berhenti merokok.
Simak Video “Riwayat Sakit Shena Malsiana Sebelum Meninggal“
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)