Jakarta –
Viral beberapa waktu lalu curhatan pemuda di Tasikmalaya Irfan Ferlanda (29) mengidap diabetes di usia muda. Ia menduga bahwa prognosis tersebut terjadi akibat gaya hidup kurang sehat yang dijalaninya. Irfan mengaku nyaris setiap hari mengonsumsi minuman manis, khususnya teh dalam kemasan.
Pasca prognosis diabetes tipe dua pada Agustus 2023, ia memutuskan untuk mengubah 180 derajat gaya hidupnya. Irfan menjalani weight-reduction plan defisit kalori, rutin berolahraga, tidak begadang, menghindari gorengan dan makanan bertepung, hingga meninggalkan minuman manis sama sekali.
“Barusan (November 2023) ambil hasil tes HbA1c dan alhamdulillah hasilnya regular. Kalau nanti 3 bulan lagi masih regular, insya Allah remisi. Berat badan juga sudah turun 12 kg dari sebelumnya 90 kg ke 78 kg. Terus apakah akan kembali ke gaya hidup lama? Tentu tidak,” kata Irfan dalam media sosialnya, dikutip atas izin yang bersangkutan, Jumat (1/12/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama menjalani perubahan gaya hidup complete, ia memutuskan untuk tidak mengonsumsi obat-obat diabetes terlebih dahulu. Irfan ingin melihat apakah merubah gaya hidup complete dapat membuat kondisinya membaik.
“Saya memilih mencoba dulu selama 3 bulan untuk berupaya weight-reduction plan tanpa obat. Kalau nyatanya hasil tes kemarin belum regular, saya baru akan nurut dan minum obat,” tambahnya.
Diabetes merupakan salah satu jenis penyakit yang tidak bisa sembuh complete, namun gejala penyakit ini dapat dikelola sehingga tidak muncul. Kondisi ini disebut dengan istilah remisi atau kondisi saat tubuh tidak menunjukkan gejala namun secara medis penyakitnya masih ada di dalam tubuh.
“Istilah remisi yang dimaksud adalah jika seseorang yang awalnya mengidap diabetes, gula darahnya dikendalikan dengan obat-obatan, kemudian lepas dari obat-obatan disertai kendali gula darah (HbA1c) menjadi regular paling tidak selama 3 bulan,” ucap spesialis penyakit dalam dr Ketut ketika dihubungi detikcom, Jumat (1/12/2023).
dr Ketut menjelaskan proses menuju remisi diabetes tipe dua dapat dilakukan dengan proses pengobatan dan mengubah gaya hidup secara penuh. Food plan sehat dan menurunkan berat badan bagi pasien yang juga obesitas sangat disarankan untuk mendukung proses remisi diabetes.
“Pola hidup sehat, meliputi weight-reduction plan terutama yang masih obesitas, aktivitas fisik yang diikuti dengan penurunan berat badan,” ucapnya.
“Jika dengan pola hidup yang sehat dapat menurunkan berat badan sekitar 5-10 persen dari berat badan awal, akan terjadi perbaikan metabolic. Dan jika bisa menurunkan berat badan lebih dari 15 persen dari berat badan awal maka mungkin terjadi remisi,” tambahnya.
Ada banyak jenis weight-reduction plan yang bisa dilakukan oleh pengidap diabetes. Mulai dari weight-reduction plan rendah kalori, intermittent fasting, hingga weight-reduction plan ketogenik dalam jangka pendek sekitar enam bulan.
“Bagi mereka yang obesitas berat, operasi lambung atau bariatrik juga bisa menjadi salah satu pilihan. Itu juga menunjukkan adanya perbaikan dan remisi diabetes,” pungkasnya.
Simak Video “Peringatan Hari Diabetes Sedunia Besama Tropicana Slim“
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)