Tag: Tiap

25,9 Persen Anak-Remaja Minum Minuman Manis Tiap Hari


Jakarta

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah segera menerapkan cukai untuk minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Hal tersebut berkaitan dengan tingginya risiko kasus diabetes melitus tipe dua pada kalangan anak muda dan anak-anak.

Berdasarkan knowledge Worldwide Diabetes Federation (IDF), Indonesia menempati peringkat kelima jumlah pengidap diabetes terbanyak di dunia dengan 19,47 juta orang. Prevalensi pengidap diabetes di Indonesia berarti mencapai 10,6 persen.

Dalam survei yang dilakukan oleh di 10 kota di Indonesia, YLKI mencatat tingginya jumlah anak dan remaja yang mengonsumsi MBDK setiap harinya. Survei yang dilakukan dengan 800 responden tersebut menemukan bahwa 25,9 persen anak dan remaja di bawah usia 17 tahun mengonsumsi MBDK setiap hari.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Temuan kita mengonfirmasi bahwa kalau kita lihat anak-anak usia kurang dari 17 tahun yang mengonsumsi manis setiap hari itu tinggi ya. Tentunya tingginya konsumsi ini dapat memicu masalah obesitas dan diabetes,” ucap peneliti dari YLKI Ainul Huda ketika ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Senin (11/12/2023).

Ainul mengatakan mudahnya akses MBDK menjadi salah satu faktor di balik jumlah konsumsi minuman manis di RI tinggi. Survei tersebut menunjukkan 38 persen responden membeli MBDK di warung-warung terdekat.

“Kemudahan akses itu akan berasosiasi dengan frekuensi dengan quantity konsumsi. Kalau kita perhatikan itu yang pertama warung (38 persen), lalu minimarket (28 persen), dan grocery store (17 persen). Kalau warung itu 2-5 menit saja bisa dijangkau dengan mudah,” jelas Ainul.

Di tengah tingginya konsumsi MBDK di kalangan masyarakat khususnya anak muda dan anak-anak, YLKI menilai diperlukan intervensi lebih kuat dari pemerintah untuk membendung hal tersebut. Pelaksanaan cukai MBDK serta strategi lain seperti edukasi terkait label kemasan dapat menjadi cara untuk menekan perilaku konsumsi di kalangan masyarakat.

Wacana terkait penerapan cukai MBDK ini sebenarnya sudah dibahas oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan semenjak 2019. Namun, implementasinya beberapa kali tertunda hingga kemungkinan bisa diberlakukan pada tahun 2024.

“Kita berharap betul di tahun 2024 nanti pemerintah punya komitmen konsisten untuk mengeksekusi janjinya ya untuk bisa menerapkan cukai nanti di tahun 2024. Dengan cara ini masyarakat bisa terlindungi,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam kesempatan yang sama.

“Cukai itu menjadi instrumen yang paling kuat memberikan efek pada konsumen untuk mengendalikan konsumsi karena terkait dengan harga. Konsumen kita itu sensitif dengan harga jadi nanti akan mengurangi dan beralih ke air putih,” pungkasnya.

Survei yang dilakukan oleh YLKI dilakukan pada awal hingga pertengahan Juni 2023. Adapun kota yang menjadi lokasi survei meliputi Medan, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Balikpapan, Makassar, dan Kupang.

Dalam survei tersebut, 58 persen responden mengaku akan mendukung kebijakan cukai MBDK sebesar 25 persen jika akhirnya diberlakukan. Survei tersebut juga menyebutkan bahwa 18,3 persen responden menyatakan akan mengubah kebiasaan mengonsumsi minuman manis jika cukai MBDK diterapkan.

Simak Video “Penjelasan Kemenkes soal Dorong Cukai untuk Minuman Berpemanis
[Gambas:Video 20detik]
(avk/naf)

Viral Pria Curhat Idap Diabetes di Usia 28 gegara Tiap Hari Minum Manis


Jakarta

Seorang warganet di Tasikmalaya bernama Irfan Ferlanda (29) menceritakan pengalamannya mengidap diabetes di usia muda. Ia menduga bahwa penyakit diabetes yang dialaminya berawal dari kebiasaan mengonsumsi minuman manis kemasan.

Irfan menceritakan semuanya berawal ketika ia menjalani operasi kecil lipoma pada Agustus 2023 ketika usianya saat itu 28 tahun. Dokter yang melakukan pemeriksaan menemukan bahwa ia memiliki kadar gula darah yang tinggi.

Mendengar ucapan sang dokter ia mengaku terkejut karena usianya yang masih relatif muda dan diabetes dikenal memiliki stigma sebagai penyakit orang tua. Keesokan harinya, ia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan HbA1c untuk memastikan kondisi kesehatannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pulang dari RS, besoknya langsung cek gula darah puasa. Hasilnya 150, normalnya 70-130. Belum percaya, pergilah tes HbA1c di lab dan hasilnya 8,7 padahal normalnya kurang dari 5,7. Ingat banget waktu itu langsung gemeteran takut mati. Apalagi anak masih kecil,” cerita Irfan dikutip dari akun X-nya dengan izin bersangkutan, Jumat (1/12/2023).

Ia mengakui sebelumnya memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Irfan menuturkan bahwa ia jarang berolahraga dan sering sekali mengonsumsi minuman manis.

“Bulan Mei 2023 kemarin berat masih 90 kg dan tinggi 165 cm, nge-vape, kerjaannya cuma duduk, nggak pernah olahraga, dan hampir tiap hari minum manis-manis khususnya teh manis kemasan. Bener-bener hampir setiap hari,” ujarnya pada detikcom.

Semenjak prognosis tersebut, Irfan secara perlahan mengubah seluruh gaya hidupnya 180 derajat. Ia sempat disarankan untuk mengonsumsi obat, namun ia memutuskan untuk mencoba mengubah gaya hidupnya lebih dahulu. Jika caranya tersebut tidak berhasil, baru ia memutuskan akan mengonsumsi obat.

Ia mengubah gaya hidupnya dengan membatasi kalori harian, olahraga, tidur cukup, dan menjauhi makanan-makanan seperti gorengan, tepung, minuman manis, serta mengganti nasi putih menjadi nasi merah.

“Jadi selama 3 bulan terakhir ini aku nggak minum obat apa-apa. Bener-benar cuma ngubah gaya hidup 180 derajat. Semuanya ikhtiar demi bisa remisi diabetes,” jelas Irfan.

“Salah satu dokter yang juga teman saya untuk minta metformin ke puskesmas, saya memilih mencoba dulu selama 3 bulan untuk berupaya weight-reduction plan tanpa obat. Kalau nyatanya hasil tes kemarin belum regular, saya baru akan nurut dan minum obat,” sambungnya.

Pada November 2023 ia kembali melakukan tes HbA1c dan hasilnya turun ke angka 5,5 atau masuk dalam kategori regular. Ia masih akan menunggu selama tiga bulan lagi untuk melakukan tes selanjutnya dan berharap bisa segera remisi.

“Ambil hasil tes HbA1c dan alhamdulillah hasilnya regular. Kalau nanti 3 bulan lagi masih regular, insya Allah remisi. Berat badan juga sudah turun 12 kg dari sebelumnya 90 kg ke 78 kg. Terus apakah akan kembali ke gaya hidup lama? Tentu tidak,” pungkasnya.

Simak Video “Peringatan Hari Diabetes Sedunia Besama Tropicana Slim
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

7 Kebiasaan Sederhana Bikin Jantung Sehat, Bisa Dilakukan Tiap Hari

Jakarta

Salah satu organ important dalam tubuh yaitu jantung. Jantung bertugas untuk memompa darah, mengalirkan oksigen, serta menyalurkan nutrisi ke seluruh tubuh setiap harinya. Karena perannya inilah, kesehatan jantung harus dijaga dengan baik.

Jantung yang tidak sehat dan terganggu mampu meningkatkan risiko mengalami sejumlah masalah kesehatan serius, seperti serangan jantung, stroke, jantung koroner, hingga gagal jantung.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekelompok gangguan pada jantung dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskular) ini adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, penyakit kardiovaskular ini dapat dicegah kok. Dengan menerapkan pola hidup sehat tiap harinya bisa menurunkan risiko terkena berbagai penyakit jantung. Lalu, kebiasaan sehat seperti apa yang dapat dilakukan?

Kebiasaan Harian untuk Jaga Kesehatan Jantung

Dilansir Mayo Clinic, sejumlah kebiasaan berikut dapat meningkatkan kesehatan organ jantung serta mencegah terkena penyakit jantung:

1. Konsumsi Makanan Sehat

Mengadopsi pola makan disebutkan bisa menjaga jantung agar tetap sehat. Tak hanya itu, konsumsi makanan sehat dapat pula mengontrol tekanan darah dan kolesterol, serta mengurangi risiko diabetes.

Makanan yang bagus untuk kesehatan jantung, meliputi; sayuran, buah, kacang-kacangan, daging dan ikan tanpa lemak, susu rendah atau bebas lemak, biji-bijian utuh, hingga makanan yang mengandung lemak sehat.

Mengatur pola makan agar jantung tetap sehat juga bisa dengan mengurangi; makanan tinggi garam atau natrium, hidangan tinggi gula manis, karbohidrat olahan tinggi, alkohol, makanan olahan, lemak jenuh, dan lemak trans.

2. Banyak Gerak

Melakukan aktivitas fisik secara teratur tiap harinya bisa menurunkan risiko penyakit jantung. Tetap aktif bergerak juga bantu mengendalikan tekanan darah, kadar kolesterol, serta mengontrol berat badan.

Di sisi lain, rutin bergerak dapat pula memperkuat tulang dan otot yang mampu meningkatkan energi, rileks, dan suasana hati bahagia.

Lakukan setidaknya 30-60 menit aktivitas fisik setiap harinya. Kamu bisa juga melakukan latihan aerobik sedang seperti berjalan cepat selama 150 menit atau berlari selama 75 menit dalam seminggu.

3. Berhenti Merokok

Bahan kimia dalam tembakau mampu merusak pembuluh darah dan jantung. Asap rokok bisa menurunkan oksigen dalam darah, meningkatkan tekanan darah serta detak jantung.

Karena itu, berhentilah merokok atau hentikan penggunaan tembakau tanpa asap. Bahkan kalau kamu bukan perokok aktif, jangan pula menjadi perokok pasif.

Dengan berhenti merokok, risiko penyakit jantung akan berkurang. Selain itu, kesehatanmu secara menyeluruh juga akan membaik.

4. Tidur yang Cukup

Orang yang kurang tidur berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung, obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, hingga depresi. Oleh sebab itu, pastikan kamu tidur dengan cukup.

Orang dewasa rata-rata membutuhkan setidaknya 7 jam untuk waktu tidur berkualitas. Sementara anak-anak biasanya perlu waktu tidur yang lebih banyak.

5. Kelola Stres dengan Baik

Stres yang tinggi dan berkelanjutan bisa mempengaruhi tekanan darah dan berisiko mengalami penyakit jantung. Karena itu, manajemen stres yang baik diperlukan.

Mengelola stres dapat dilakukan dengan cara yang sehat, seperti melakukan aktivitas fisik, relaksasi, meditasi atau yoga. Hindari manajemen stres yang tidak sehat seperti makan berlebih, konsumsi minuman beralkohol, atau merokok.

6. Kontrol Tekanan Darah dan Kolesterol

Tekanan darah yang tinggi termasuk salah satu faktor utama yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Begitu pula dengan kolesterol tinggi berpengaruh mampu merusak jantung dan pembuluh darah.

Untuk itu, kamu perlu mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol agar tetap berada pada degree yang seimbang.

Caranya bisa dengan mengkonsumsi makanan sehat yang kaya serat, mengandung lemak tak jenuh, kurangi asupan garam, sayuran, buah, ikan, dan biji-bijian.

7. Menjaga Berat Badan Sehat

Kelebihan berat badan atau obesitas mampu menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2. Semua kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung

Kamu bisa menjaga berat badan sehat dengan banyak bergerak tiap harinya, menerapkan pola makan sehat, hingga tidur yang cukup dan berkualitas.

Untuk mengetahui apakah kamu obesitas atau tidak bisa diukur dengan indeks massa tubuh (IMT) menggunakan tinggi dan berat badan. Kategori IMT 25 atau lebih dianggap kelebihan berat badan atau obesitas.

Berikut cara menghitung IMT:

IMT: Berat Badan (kg) : [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]

Sebagai contoh, Z memiliki berat badan 57 kg dengan tinggi 161 cm. Untuk menghitung IMT, yaitu 57 kg : [1,61 x 1,61] = 21,98. Jadi, IMT Z adalah 21,91. Maka, ia tergolong regular dan tidak memiliki berat badan berlebih.

Lingkar pinggang juga bisa digunakan untuk mengukur berapa banyak lemak perut yang dimiliki. Risiko penyakit jantung bisa lebih tinggi jika ukuran pinggang lebih besar dari; 101,6 cm untuk pria dan 88,9 cm untuk wanita.

Itu dia sederet kebiasaan sehari-hari yang menyehatkan jantung. So, mari kita mulai kebiasaan ini untuk kesehatan jantung yang lebih baik.

Simak Video “Pola Hidup Sehat untuk Anak Muda Demi Kesehatan Jantung
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)

Tiap Hari Engap Kena Polusi, Therapeutic saat Weekend Efektif Bikin Pulih Pernapasan?

Jakarta

Warga Jakarta dan Tangerang Selatan kini banyak yang mengeluh ‘engap’ gegara wilayahnya dikepung polusi udara yang parah. Bahkan, tak sedikit warga yang mengeluh menjadi rentan batuk, bersin, dan pilek gegara sering terpapar polusi udara.

Salah satu yang paling rentan terdampak polusi udara adalah anak-anak. Mereka tak hanya berisiko mengalami masalah pernapasan. Paparan polutan di udara dalam jangka waktu panjang juga bisa memicu gangguan kesehatan lainnya, termasuk gangguan kognitif dan psychological.

Hal itu dijelaskan oleh dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Darmawan Budi Setyanto, SpA(Okay). Di samping upaya proteksi kesehatan dari ancaman polutan di udara, ‘therapeutic’ dengan berekreasi ke wilayah dengan kualitas udara yang baik bisa dicoba.

“Rekreasinya bisa macam-macam pilihannya. Bisa jalan-jalan kalau punya biayanya, jalan-jalan ke tempat-tempat yang masih alami. Bisa ke pantai di daerah Indonesia Timur, Labuan Bajo, Raja Ampat misalnya ya. Itu kan daerah masih minim polusinya sehingga kita bisa mendapat udara yang bersih di samping juga menyegarkan psikis kita, religious kita dalam suasana yang baru,” ungkapnya dalam konferensi pers, Jumat (18/8/2023).

Bahaya Sering Terpapar Polusi Udara

Menurutnya, orang yang tidak memiliki masalah kesehatan berisiko mengalami masalah pernapasan baru jika sering terpapar polusi udara. Terlebih mereka yang sudah memiliki riwayat gangguan pernapasan, risiko muncul penyakit tentunya semakin besar.

“Pada pasien-pasien yang asma kalau tinggal di lingkungan yang polusinya tinggi, itu risiko untuk ISPA timbul gejala dan serangannya menjadi lebih besar,” beber dr Darmawan.

“Kemudian juga penyakit-penyakit yang berlangsung menahun pada pasien-pasien yang penyakitnya sudah berlangsung lama, kronik, itu tentu kalau berhadapan dengan situasi polusi tentu juga akan lebih rentan mengalami gangguan,” pungkasnya.

Simak Video “Suggestions Kurangi Potensi Gangguan Kulit Akibat Polusi Udara Ekstrem
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Tiap Tahun, 2 Juta Orang di Asia Tenggara Meninggal terkait Polusi Udara


Jakarta

Belakangan, sejumlah wilayah termasuk DKI Jakarta dan Tangerang Selatan dihantam polusi udara yang ugal-ugalan. Hal ini menuai kekhawatiran banyak pihak, lantaran dikhawatirkan berisiko memicu beragam penyakit termasuk gangguan pernapasan dan penyakit kardiovaskular.

Dokter spesialis paru dr Nuryunita Nainggolan, SpP(Ok) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan, sebagian besar polusi udara di Indonesia umumnya dipicu oleh kendaran bermotor. Di samping itu, polutan udara juga disumbang oleh aktivitas industri dan domestik.

“Berdasarkan information yang ada sebagian besar sumber polusi udara di Indonesia berasal dari sektor transportasi 80 persen, diikuti dengan dari industri, pembakaran hutan, dan aktivitas domestik,” ungkapnya dalam konferensi pers digital, Jumat (18/8/2023).

“Selain kontribusi kendaraan bermotor, industri konstruksi dan kondisi musim kemarau juga ditengarai memperburuk kualitas udara,” beber dr Nuryunita lebih lanjut.

Juga disinggungnya, polusi udara memiliki kaitan erat dengan risiko penyakit paru dan pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, bronkitis, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan kanker paru, penyakit jantung, dan stroke.

“Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat saat ini 90 persen penduduk dunia menghirup udara dengan kualitas yang buruk. WHO mencatat setiap tahun ada 7 juta kematian, 2 juta di Asia Tenggara berhubungan dengan polusi udara luar ruangan dan dalam ruangan,” pungkas dr Nuryunita.

Simak Video “Pengaruh Polusi Udara pada Tahapan Kehidupan Manusia
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)

Dokter Anak Ungkap Tiap Hari Ada 200 Bayi di RI Meninggal, Ini yang Jadi Pemicu


Jakarta

Masalah pernapasan dapat menjadi masalah besar pada bayi yang baru dilahirkan. Tingginya angka kematian bayi yang baru lebih paling banyak disebabkan oleh masalah pernapasan.

Dokter spesialis anak Prof Dr dr Rinawati Rohsiswatmo, SpA(Ok) buka suara terkait masalah pernapasan yang dialami bayi. Prof Rinawati mengatakan bahwa persentase potensi bayi yang baru lahir mengalami masalah pernapasan adalah sekitar 10 persen.

Prof Rinawati menjelaskan masalah pernapasan seperti asfiksia yang dialami oleh bayi yang baru lahir memerlukan penanganan khusus. Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut berpotensi besar menyebabkan kematian pada bayi. Angka kematian bayi yang baru lahir di Indonesia sangatlah besar.

“Risiko terbesar masalah pernapasan yang bisa dialami bayi itu bahkan bisa membuat bayi meninggal dunia,” katanya ketika ditemui di Jakarta Pusat, Senin (14/8/2023).

“Setiap hari kalau dihitung angka kelahiran di Indonesia itu kan sekitar 5 juta ya. Nah, dalam satu hari itu ada 200 bayi yang meninggal di seluruh Indonesia. Kasus kematian itu 70 persen karena masalah penyakit pernapasan,” sambungnya.

Selain masalah pernapasan, Prof Rinawati mengatakan umumnya penyebab kematian pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh kelahiran prematur dan juga masalah kesehatan bawaan.

“Yang masuk kategori bayi itu kan yang usia 0-1 tahun ya. Di antaranya itu paling banyak kasus kematian bayi baru lahir itu dalam 24 jam pertama sampai seminggu pertama,” jelasnya.

“Indonesia itu nomor lima tertinggi di Asia Tenggara untuk jumlah kematian bayi baru lahir. Kita kalah sama Singapura, Thailand, dan Vietnam untuk persoalan ini,” pungkasnya.

Simak Video “Operasi Pemisahan Bayi ‘Berkaki 6’ di Lombok Dilakukan Akhir Pekan
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

100 Ribu Warga Kena ISPA Tiap Bulan gegara Cuaca


Jakarta

Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) terpantau fluktuatif sepanjang 2023. Kasus terbanyak sejauh ini tercatat pada Maret 2023 dengan complete 119.734 kasus yang terkena ISPA.

Menurut Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI dr Ngabila Salama, tidak ada kenaikan signifikan di satu bulan terakhir.

“Tidak ada kenaikan yang bermakna dan tren kasus masih tetap sejak bulan April sampai Juli 2023,” bebernya kepada detikcom melalui keterangan tertulis, Jumat (11/8/202300).

“Kasus ISPA polanya akan sama dari tahun ke tahun, mulai meningkat pada September lalu puncak di Oktober hingga November. Dan mulai kembali turun sesudah bulan Maret,” sambung dia.

dr Ngabila melanjutkan sekitar 0,9 persen warga DKI Jakarta yang terkena batuk pilek ISPA atau pneumonia setiap bulan.

“Rata-rata 100 ribu kasus dari 11 juta penduduk,” tegas dia.

“ISPA dari tren-nya banyak di musim penghujan sesudah September, jelas pengaruh paling kuat adalah kondisi pancaroba atau peralihan cuaca,” pungkasnya.

Berikut knowledge element laporan kasus ISPA sepanjang 2023:

  • Januari: 102.609 kasus
  • Februari: 104.638 kasus
  • Maret: 119.734 kasus
  • April: 109.705 kasus
  • Mei: 99.130 kasus
  • Juni: 102.475 kasus

Simak Video “Polusi Jakarta Memprihatinkan, Paparannya Bikin Iritasi Saluran Napas
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Horor Krisis Populasi Jepang, Angka Kesuburan Ngedrop-450 Sekolah Tutup Tiap Tahun


Jakarta

Krisis populasi di Jepang makin ngeri, Kementerian Dalam Negeri Jepang menyebut jumlah populasi di negeri Sakura itu menyusut lebih dari 800 ribu untuk pertama kalinya.

Penurunan dilaporkan hampir di semua prefektur Jepang. Catatan ini menjadi penanda Jepang 14 kali berturut-turut melaporkan rendahnya populasi sejak 2009 hingga 2022. Secara complete populasi saat ini berada di angka 125,4 juta.

Hal yang juga memperparah tren tersebut adalah rekor kematian tertinggi yakni lebih dari 1,56 juta. Sangat kontras dengan jumlah kelahiran rendah secara historis di 771 ribu, pertama kalinya dilaporkan berada di bawah 800 ribu sejak pemerintah memulai pencatatan.

Angka Kelahiran Ngedrop

Seperti yang bisa dibayangkan, tren ini menjadi tantangan negara Jepang seiring dengan banyaknya populasi menua. Meskipun angka kelahiran mereka termasuk yang tertinggi di dunia, tetap saja, itu juga dibebani dengan kenyataan Jepang menjadi salah satu tingkat kesuburan terendah.

Banyak negara Asia timur lain yang juga mengalaminya, termasuk Korea Selatan dan China.

Pada tingkat kesuburan 1,3 kelahiran per wanita, menurut information Financial institution Dunia, Jepang secara signifikan kurang dari sekitar dua kelahiran per wanita yang diperlukan untuk mempertahankan populasi stabil. Sederhananya, saat ini tidak banyak wanita muda yang memilih hamil dan memiliki anak.

Faktornya bermacam-macam, termasuk ekonomi, tetapi faktanya adalah seiring bertambahnya populasi dari tahun ke tahun, tenaga kerja juga berkurang. Titik yang mengkhawatirkan tahun lalu menyebabkan Perdana Menteri Fumio Kishida menekankan pada bulan Januari bahwa Jepang berdiri di ambang batas apakah populasinya dapat terus produktif, menurut The Guardian.

Sekolah Tutup

Pemerintah Jepang telah mencoba mengimbangi penurunan domestik dengan sedikit melonggarkan kebijakan imigrasi pintu tertutupnya. Meskipun populasi penduduk asing mencapai rekor tertinggi 3 juta berkat peningkatan sepuluh persen, itu masih belum cukup untuk menggerakkan jumlah usia produktif di Jepang secara keseluruhan.

Sekolah-sekolah, terutama di daerah pedesaan, ditutup pada tingkat yang mengkhawatirkan sekitar 450 sekolah tutup setiap tahun. Lebih dari 1,2 juta usaha kecil terjebak dengan pemilik berusia 30 tahun tanpa penerus, dan bahkan Yakuza terluka karena darah muda.

Mengindahkan tulisan di dinding, pemerintah Jepang meluncurkan Badan Anak dan Keluarga yang baru pada bulan April untuk mengawasi tingkat kelahiran dan krisis pengasuhan anak, tetapi membalikkan tren dalam beberapa dekade tentu bukanlah hal mudah.

Simak Video “ Warga Hong Kong Lebih Pilih Punya Kucing Dibanding Bayi
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Tak Perlu Tiap Hari, Seksolog ungkap Frekuensi Bercinta Regular Buat Pasutri


Jakarta

Bagi pasangan yang sudah menikah, kehidupan seksual merupakan salah satu hal penting yang dapat berkontribusi pada kebahagiaan dan kualitas hubungannya. Namun, kerap kali muncul pertanyaan tentang seberapa sering seharusnya pasangan suami istri melakukan hubungan seksual untuk mencapai keintiman yang memuaskan?

Berdasarkan pandangan dan penelitian para ahli, frekuensi berhubungan seksual pasangan suami istri tidak memiliki ukuran angka yang pasti. Lantaran setiap individu memiliki kebutuhan dan kesiapan yang berbeda untuk melakukan aktivitas seksual.

Dikutip dari Thoughts Physique Inexperienced, dr Lauren Fogel Mersy, seorang psikolog dan terapis bersertifikat, menyatakan bahwa tidak ada jumlah preferrred berapa kali pasangan seharusnya berhubungan seks.

“Semua aspek dari seksualitas kita bisa berubah seiring dengan bertambahnya usia. Keterangsangan dan orgasme mungkin memerlukan waktu lebih lama, dorongan seksual bisa menurun, dan frekuensi berhubungan seks tentu saja bisa menurun, terutama ketika hubungan telah berlangsung selama bertahun-tahun. Tentu saja, ini tidak berlaku untuk semua orang, tetapi hal ini umum terjadi,” ujar Lauren.

“Frekuensi berhubungan seks ‘seharusnya’ bagi pasangan adalah frekuensi yang mereka sepakati berdasarkan kebutuhan dan tingkat dorongan seksual masing-masing individu. Tidak ada ukuran yang sesuai untuk semua orang di sini,” lanjutnya.

Di samping itu seksolog dr Shamyra Howard mencatat pada sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Character Science, bahwa pasangan paling bahagia melakukan hubungan seksual dalam waktu satu minggu sekali.

“Sepertinya angka magis untuk menjaga kesejahteraan seksual yang positif dalam hubungan adalah satu kali dalam seminggu,” tegas Howard.

Namun, dr Howard menyarankan agar pasangan tidak menggunakan statistik sebagai tolak ukur untuk frekuensi berhubungan seksual. Lakukanlah aktivitas seksual berdasarkan keinginan atau kebutuhan masing-masing pasangan.

Perlu diingat bahwa kehidupan seksual pasangan suami istri dapat berubah seiring berjalannya waktu dan perubahan dalam kehidupan. Beberapa pasangan mungkin akan menghadapi beberapa tantangan yang dapat mempengaruhi aktivitas seksual, seperti stres, masalah kesehatan, atau perubahan hormonal.

Dalam situasi seperti ini, sepasang suami istri dapat berkonsultasi dengan seorang terapis seks atau dokter untuk membantu pasangan suami istri menemukan cara mengatasi hambatan tersebut dan mengembalikan keintiman dalam hubungan.

Simak Video “Situasi Sekolah di Jepang yang Terpaksa Tutup Imbas Resesi Seks
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Suggestions Panjang Umur Orang Jepang, Sempatkan Lakukan Ini Tiap Hari Selama 5 Menit


Jakarta

Orang Jepang sangat terkenal dengan gaya hidup yang sehat dan sikap yang positif. Tak jarang, kebiasaan-kebiasaan itu dipercaya membuat warga Jepang bisa hidup panjang umur.

Bahkan, warga jepang disebut bisa bertahan hidup dalam kondisi yang sehat hingga mencapai usia lebih dari 100 tahun. Tentunya, itu semua harus seimbang dengan aktivitas fisik.

Penulis ‘Ikigai: The Japanese Secret to a Lengthy and Comfortable Life”, Héctor García dan Francesc Miralles, mengungkap rahasia di balik warga Jepang yang panjang umur. Mereka berbicara dengan lebih dari 100 orang tertua di Okinawa, Jepang, salah satu Blue Zone dengan konsentrasi centenarian tertinggi di dunia.

Keduanya memahami perilaku sehari-hari para centenarian Okinawa, termasuk cara mereka menggerakkan tubuh.

“Anda tidak perlu pergi ke health club selama satu jam setiap hari atau lari maraton,” tulis García dan Miralles.

“Seperti yang ditunjukkan oleh para centenarian Jepang kepada kita, yang Anda butuhkan hanyalah menambahkan gerakan di kehidupan sehari-hari,” sambungnya yang dikutip dari laman CNBC, Kamis (13/7/2023).

Aktivitas yang sering dilakukan orang Jepang untuk bisa tetap sehat dan panjang umur adalah dengan olahraga selama 5 menit.

Hampir semua orang yang diwawancarai García dan Miralles mengatakan bahwa mereka berlatih radio taiso, olahraga Jepang populer yang telah ada selama beberapa dekade. Rajio taisō, yang diterjemahkan menjadi ‘latihan radio’ mendapatkan namanya karena instruksi untuk gerakan tersebut disiarkan di radio pada tahun 1929.

“Bahkan penghuni panti jompo yang kami kunjungi mendedikasikan setidaknya lima menit setiap hari untuk itu, meskipun beberapa melakukan latihan dari kursi roda mereka,” tulis para penulis.

Gerakan yang ditampilkan berintensitas rendah, bisa menjadi cara yang bagus untuk memulai hari. Kegiatan ini hanya membutuhkan waktu selama 3-5 menit per harinya.

Tujuan utama dari latihan ini adalah untuk mempromosikan semangat dari para pesertanya. Latihan ini biasanya dilakukan secara berkelompok, termasuk di sekolah saat sebelum belajar, dan sebelum mulai bekerja.

“Salah satu latihan radio taiso yang paling ikonik terdiri dari mengangkat tangan ke atas kepala dan kemudian menurunkannya dengan gerakan melingkar,” tulis penulis.

“Ini mungkin tampak mendasar, tetapi dalam kehidupan fashionable kita, kita dapat menghabiskan hari-hari tanpa mengangkat tangan ke atas telinga kita,” lanjut mereka.

Yoga dan tai chi juga merupakan olahraga yang umum di kalangan lansia di Jepang. Tetapi jika tidak menyukai salah satu dari latihan ini, bisa memilih latihan yang disukai dan tetap bisa membuat tubuh bergerak seperti olahraga.

Simak Video “Angka Kelahiran Jepang Anjlok, Pejabat Khawatir Negaranya Lenyap
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)