Jakarta

Seiring tingginya risiko fatalitas, risiko kecacatan permanen juga membuat serangan stroke ditakuti banyak orang. Serangan stroke ini dipicu oleh hipertensi atau tekanan darah tinggi sebagai faktor risiko utama, yang juga timbul akibat gaya hidup tidak sehat.

Dokter spesialis neurologi dr Sigit Dewanto H, SpN, FINS, FINA, menjelaskan, pada dasarnya stroke adalah kondisi peredaran darah ke otak terganggu secara mendadak, misalnya berupa penyumbatan atau pecah pembuluh darah di otak. Akibatnya, asupan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak terputus, sehingga jaringan otak menjadi rusak.

“Ada dua faktor. Satu, yang tidak dapat diubah. Kalau usia, prevalensinya pria lebih banyak daripada wanita. Semakin bertambah umur, semakin tua, lanjut usia semakin gampang terkena penyakit vaskular salah satunya stroke,” terangnya saat ditemui detikcom di Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, ada pula faktor risiko stroke yang sebenarnya dapat diubah. Di antaranya:

  • Hipertensi
  • Kebiasaan merokok
  • Konsumsi alkohol
  • Diabetes mellitus
  • Kadar kolesterol tinggi
  • Obesitas
  • Stres
  • Penyakit jantung

“Kolesterol juga harus dikurangi. Stres sih banyak ya. Keluarga pasien (sering bilang) ini stres nomor satu. (Stroke) gara-gara mama saya stres. Padahal ini dulu yang penting (faktor-faktor lainnya seperti hipertensi dan kadar kolesterol). Penyakit jantung juga bisa menyebabkan stroke,” pungkas dr Sigit.

Simak Video “Viral Cuitan Kiky Saputri, Apakah Stroke Kuping Benar Ada?
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/suc)