Jakarta

Belakangan ini ramai menjadi perbincangan hasil rontgen usus seorang pasien yang dinarasikan tidak buang air besar (BAB) selama satu bulan. Bagaimana tidak, hasil rontgen tersebut menunjukkan bahwa usus sang pasien telah melebar hingga naik mendekati bagian dada.

“Seorang pasien dengan keluhan tidak biasa BAB 1 bulan, apa yang kalian lihat?” demikian narasi viral yang menunjukkan penampakan rontgen, diunggah @BaseAnak**, seperti dilihat detikcom Jumat (29/9/2023).

Setelah ditelusuri, hasil rontgen tersebut merupakan milik seorang wanita asal Taiwan dan sempat menjadi sorotan 2020 lalu.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui platform media sosial Taiwan ‘Dcard’, wanita itu mengaku sulit BAB dari kecil, hingga memerlukan satu hingga dua jam dalam proses BAB. Meskipun sudah melakukan berbagai cara, termasuk makan makanan lunak, sayur, buah-buahan, hingga meminum lebih banyak air, tetapi usahanya tidak kunjung berhasil.

Paling lama, wanita ini tidak bisa buang air besar selama 17 hari. Meski keluar, jumlahnya hanya sedikit bak seukuran kotoran domba. Ia kerap mengalami rasa sakit yang sangat parah hingga memutuskan untuk pergi ke dokter. Ia pun pendapati bahwa ususnya telah geser mendekati bagian dada.

Kabar terakhir yang dilaporkan media Taiwan menyebut, yang bersangkutan tengah menunggu evaluasi di RS pada Januari 2021 sebelum memutuskan tindakan selanjutnya.

Dokter spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH menjelaskan bahwa kasus ini bukan terjadi akibat sembelit biasa, tetapi karena terdapat kelainan genetik di mana terdapat daerah yang lemah di diagfragma dengan sembelit sebagai pencetusnya.

“Kalo dilihat dari gambaran fotonya sepertinya usus besar masuk ke rongga dada. Biasanya akibat dari hernia diafragmatika. Biasanya pasien sudah punya kelainan genetik di mana ada daerah yg lemah di diagfragma. Akibat tekanan intraabdomen yg meningkat (pasien selalu mengedan berat) akibatnya lama kelamaan titik lemah di diafragma membesar akibat usus pun bisa melewati diagframa. Sembelit adalah pencetusnya,” imbuh dr Aru kepada detikcom, Jumat (29/9/2023).

Pergeseran usus besar atau hernia diafragmatika terjadi secara bertahap dan tidak selalu menyebabkan gejala yang nyata pada awalnya. Namun, ketika usus besar sudah bergeser ke lokasi yang tidak semestinya, itulah saat gejala mulai muncul.

Gejala akut akan muncul ketika pergeseran usus terjadi. Dalam kata lain, pergeseran usus besar terjadi secara mendadak.

“Biasanya kalo belum terjadi kondisi dimana usus berpindah tempat. Biasanya tdk ketahuan dan belum berdampak. Tapi bila ususnya sudah pindah tempat baru terasa gejalanya. Jadi ini sifatnya akut. Mendadak ususnya bergeser ke rongga dada. Tidak mungkin sudah bertahun-tahun ususnya pindah,” kata dr Aru.

NEXT: Sembelit bisa menjadi pemicu