Tag: Awal

Pegiat Kebugaran Curhat Kena Kanker, Gejala Awal Diabaikan karena Merasa Sehat


Jakarta

Seorang pria 31 tahun menceritakan pengalamannya didiagnosis kanker stadium akhir. Kondisi kankernya telanjur mematikan karena gejala awal yang muncul seringkali diabaikan.

Pria bernama Liam Griffiths di Middlesbrough, Inggris, itu mulai mengeluhkan beberapa gejala sejak Maret 2023. Gejala yang dirasakan seperti pembengkakan perut, sembelit kronis, kram, hingga muntah-muntah.

Namun, Griffiths merasa dirinya masih sehat-sehat saja. Ia terus berolahraga dan bekerja, sehingga mengabaikan gejala yang dirasakannya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semakin lama gejala yang dikeluhkan Griffiths tidak terkendali dan langsung pergi ke rumah sakit. Setelah menjalani pemeriksaan, ia didiagnosis mengidap penyakit Crohn atau radang usus.

“Tidak memeriksakan diri lebih awal adalah kesalahan terbesar yang pernah saya buat,” kata Griffiths yang dikutip dari Every day Mail, Senin (18/12/2023).

“Saya wiraswasta, dan saya membutuhkan uang, jadi saya terus bekerja. Saya melakukan apa yang saya pikir perlu dilakukan seorang pria. Aku sedang berjaga-jaga,” sambungnya.

Namun, sebulan kemudian Griffiths menerima telepon dari dokter yang memintanya untuk datang ke rumah sakit. Di sana ia diberitahu bahwa dirinya mengidap kanker peritoneum dan memerlukan kemoterapi.

“Mereka menemukan kanker saya pada stadium tiga stadium lanjut, tetapi jika saya pergi ke dokter lebih awal mungkin mereka bisa tertular,” tutur Griffiths.

“Yang saya ingat, saya bertanya berapa lama kesempatan hidup saya dan dokter mengatakan dia tidak ingin memberi saya jangka waktu kapan hidup saya akan berakhir, karena dia tidak ingin saya memfokuskan hidup pada hal itu,” lanjut dia.

Kanker peritoneum adalah jenis kanker langka yang menyerang lapisan tipis jaringan yang melapisi bagian dalam perut. Menurut Most cancers Analysis UK, kondisi ini lebih sering dialami wanita dan orang-orang berusia di atas 60 tahun.

Gejala awalnya berupa perut bengkak, sakit perut, sembelit, diare, mual, kembung, dan kehilangan nafsu makan.

Griffiths merasa itu adalah hal terburuk yang terjadi dalam hidupnya. Saat itu, ia merasa dirinya adalah pria ‘paling sehat di dunia’ karena selalu berolahraga.

Tetapi, kini untuk menaiki tangga saja ia sudah tidak sanggup. Secara psychological, Griffiths merasa kondisinya itu sangat berpengaruh.

“Saya harus memilih hal-hal yang membuat saya bisa duduk, karena secara fisik saya tidak dapat melakukan hal-hal yang awalnya saya inginkan,” pungkasnya.

Simak Video “Stigma Tentang Penyintas Kanker yang Diharapkan Hilang dari Masyarakat
[Gambas:Video 20detik]
(sao/vyp)

Kemenkes Prediksi Puncak Kasus COVID-19 Terjadi Awal Januari 2024


Jakarta

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan lonjakan COVID-19 yang cukup signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Walaupun tinggi, pihak Kemenkes mengatakan bahwa situasi saat ini masih sangat terkendali.

Jumlah kasus positif masih jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan masa pandemi. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu memprediksi bahwa puncak kasus COVID-19 pada fase ini akan muncul setelah liburan Natal dan Tahun Baru.

“Kalau melihat dari pengalaman sebelumnya, kita mulai awal tren naik itu awal bulan Desember. Akhir November dihitung dari situ paling lama enam sampai delapan minggu puncaknya. Jadi kalau saya hitung kalau dari Desember ya mungkin puncaknya di awal Januari 2024 nanti,” ucap Maxi ketika ditemui detikcom di Jakarta Pusat, Sabtu (16/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk proyeksi jumlah kasus yang muncul nantinya, Maxi mengungkapkan bahwa hal tersebut akan bergantung dengan jumlah testing. Ia menambahkan bahwa jumlah testing COVID-19 saat ini dilakukan dengan lebih masif.

“Testing kita alhamdulillah saat ini kan juga mulai naik. Tadinya kan ratusan atau seribu, sekarang kita sudah dua ribuan hampir tiga ribu. Kalau makin banyak orang testing, maka kasusnya naik,” jelas Maxi.

Maxi mengimbau masyarakat yang memiliki gejala COVID-19 untuk segera melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat. Tidak hanya itu, ia juga meminta masyarakat untuk melengkapi vaksin COVID-19 untuk mencegah keparahan dan fatalitas dari penyakit tersebut.

“Sampai saat ini untuk melakukan testing COVID-19 itu masih free of charge ya. Saat ini kita masih ada logistik untuk speedy antigen, tapi kita memang dari pusat juga penyalurannya ke KKP terutama yang untuk datang ke luar negeri. Mereka sudah dapatkan itu dan memang kita wajibkan mereka untuk melakukan surveilans pada orang yang sakit,” pungkasnya.

Simak Video “Kasus Covid-19 Naik, Kemenkes Imbau Warga Pakai Masker di Keramaian
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

6 Gejala Leukemia Stadium Awal, Kerap Tak Disadari

Jakarta

Leukemia adalah kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih irregular. Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.

Sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang diproduksi di dalam sumsum tulang. Ketika fungsi sumsum tulang terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan akan mengalami perubahan dan tidak lagi menjalani perannya secara efektif.

Sama seperti kanker lainnya, leukemia disebabkan oleh mutasi genetik di sel-sel darah yang membuatnya tumbuh menjadi tidak terkendali hingga membentuk tumor ganas. Bahayanya lagi, leukemia yang masih dalam stadium awal kerap tidak bergejala sehingga terlambat disadari dan mendapat penanganan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi pada beberapa kasus, gejala leukemia stadium awal bisa saja muncul dan menyerupai gejala penyakit biasa. Untuk memudahkan penanganan dan mencegah kondisinya semakin parah, yuk kenali 6 gejala leukemia stadium awal berikut.

Gejala Leukemia Stadium Awal

1. Luka Berdarah yang Sulit Mengering

Leukemia dapat menyerang trombosit, yakni sel darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah. Trombosit ini pula yang membantu luka untuk kering dan tidak lagi mengeluarkan darah.

Tapi jika trombosit bermasalah, maka darah yang keluar lewat luka menjadi sulit berhenti. Selain itu, warna darah yang dikeluarkan tidak berwarna merah pekat seperti luka pada umumnya, melainkan merah terang.

2. Sering Mimisan

Sering mengalami mimisan? Waspada, hal tersebut bisa saja menjadi gejala leukemia.

Dikutip dari laman My Leukemia Crew, mimisan merupakan salah satu gejala yang paling sering terjadi pada leukemia stadium awal. Mimisan disebabkan oleh perkembangan sel darah putih yang tidak regular, sehingga menggantikan sel-sel yang sehat dalam sumsum tulang, termasuk trombosit.

Jika jumlah trombosit tidak cukup, maka darah akan sulit membeku. Inilah yang membuat pengidap leukemia kerap mengalami mimisan.

3. Sering Mengalami Memar dan Pendarahan

Memar dan pendarahan yang terjadi secara berulang juga bisa menjadi salah satu gejala leukemia stadium awal. Pada leukemia, sel darah putih yang bermutasi akan menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, termasuk trombosit. Jika jumlah trombosit berada di bawah regular, maka dapat memicu terjadinya memar dan pendarahan.

Trombosit yang rendah juga membuat proses penyembuhan memar dan pendarahan menjadi lebih lama. Jika hal ini sering terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui kondisi fisik secara pasti.

4. Rentan Terkena Infeksi

Sel darah putih memiliki tugas untuk melawan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Tapi pada pasien leukemia, sel darah putih bermutasi dan malah menyerang sel-sel yang masih sehat.

Akibatnya, fungsi untuk melawan infeksi menjadi terbengkalai. Alhasil, virus, bakteri, dan zat asing lainnya dapat dengan mudah masuk dan menginfeksi tubuh.

5. Anemia

Anemia atau kurang darah terjadi akibat jumlah sel darah merah yang terlalu rendah. Pada pasien leukemia, anemia bisa terjadi lantaran sel darah putih yang telah bermutasi menyerang sel-sel darah merah dalam tubuh.

Akibatnya, pengidap leukemia juga kerap mengalami defisiensi sel darah merah. Gejala ini biasanya juga disertai kelelahan, wajah pucat, hingga sesak napas.

6. Nyeri Sendi dan Tulang

Pengidap leukemia stadium awal juga kerap mengalami nyeri pada persendian atau tulang bagian belakang. Rasa nyeri tersebut disebabkan oleh tumor yang terbentuk pada jaringan sumsum tulang belakang tempat diproduksinya sel darah. Ketika tumor tersebut menekan saraf di sekitarnya, maka dapat menimbulkan nyeri pada sendi atau tulang.

Simak Video “Leukemia Jadi Kasus Kanker Tertinggi pada Anak, Kenali Gejalanya!
[Gambas:Video 20detik]
(ath/suc)

5 Gejala Kanker Serviks Stadium Awal yang Perlu Diwaspadai

Jakarta

Kanker serviks adalah salah satu penyebab kematian tertinggi pada kaum wanita. Seringkali, kanker serviks tidak menunjukkan gejala hingga memasuki tahap yang lebih parah. Akibatnya, pengobatan menjadi terlambat dan tingkat kesembuhannya berkurang.

Dikutip dari Mayo Clinic, kanker serviks atau kanker mulut rahim adalah kondisi kanker tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Penyebab kanker serviks hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini kerap berkaitan dengan infeksi human papilloma virus (HPV) yang dapat menular melalui hubungan seksual.

Karena bersifat mematikan, penting untuk mengetahui gejala kanker serviks sejak stadium awal agar bisa melakukan upaya kontrol dan intervensi sedini mungkin, supaya kondisinya tidak berkembang menjadi semakin parah.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejala Kanker Serviks Stadium Awal

1. Perdarahan yang Irregular pada Vagina

Gejala kanker serviks stadium awal yang paling umum terjadi adalah perdarahan saat sedang tidak menstruasi. Perdarahan juga bisa terjadi pada wanita yang sudah mengalami menopause.

Biasanya, perdarahan yang terjadi lebih banyak atau lebih sedikit dibanding menstruasi biasa. Selain itu, gejala kanker serviks stadium awal juga bisa membuat wanita mengalami menstruasi yang lebih lama atau lebih hebat dibanding biasanya.

2. Keputihan Tidak Wajar

Keputihan yang disertai darah, lendir, dan bau yang tidak sedap juga merupakan salah satu gejala awal kanker serviks stradium awal. Keputihan yang irregular tersebut bisa terjadi antara siklus menstruasi hingga bahkan setelah memasuki fase menopause.

3. Nyeri saat Berhubungan Intim

Nyeri pada space panggul saat berhubungan intim merupakan salah satu gejala kanker serviks stadium awal yang kerap diabaikan. Pasalnya, gejala ini juga bisa disebabkan oleh kondisi lain, seperti vagina kering, peradangan, dan lain sebagainya.

Untuk memastikan analysis dan mencegah terjadinya kondisi yang lebih serius, seperti kanker serviks, segera periksakan diri ke dokter apabila nyeri panggul saat berhubungan intim tak kunjung hilang.

4. Perdarahan setelah Berhubungan Intim

Selain nyeri pada panggul, kanker serviks pada stadium awal juga bisa menyebabkan terjadinya perdarahan setelah berhubungan intim. Namun, perlu diingat bahwa perdarahan setelah berhubungan intim tak selalu menjadi tanda pasti kanker serviks.

Pasalnya, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi seperti perubahan hormon, berhubungan intim saat hamil, atau akibat mengonsumsi pil kontrasepsi. Jika terjadi perdarahan hebat setelah berhubungan intim, segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan analysis pasti dan penanganan yang sesuai.

5. Mudah Merasa Lelah

Kelelahan biasanya menjadi efek samping yang muncul akibat perdarahan. Pada kanker serviks, quantity darah yang dikeluarkan bisa jauh lebih banyak dibanding perdarahan saat menstruasi. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka dapat memicu terjadinya anemia yang mengakibatkan tubuh mudah merasa lelah.

Simak Video “Stigma Tentang Penyintas Kanker yang Diharapkan Hilang dari Masyarakat
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Kata Dokter soal Gejala Awal Radang Usus Buntu, Terbanyak Sakit Perut Kanan Bawah


Jakarta

Radang usus buntu termasuk penyakit serius yang harus ditangani sesegera mungkin. Penyakit ini bisa memicu komplikasi yang berat dan bahkan kematian jika tak tertangani.

Belum lama ini viral curhatan seorang wanita di Depok yang mengaku kena radang usus buntu akibat weight loss plan ekstrem jelang menikah. Penyakitnya itu membuatnya harus rela menunda bulan madu.

“Berawal dari weight loss plan makan yang ‘sehat-sehat’,” tulis @ssshabrin di akun TikToknya dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita bernama Shasa (23) ini mengatakan dia sempat mengalami sejumlah gejala sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit karena usus buntu. Demam, menggigil sampai tak bisa BAB seminggu menjadi alarm baginya untuk segera ke rumah sakit.

“Jadi, menggigil yang parah setelah itu berhenti. Nanti jeda 2-3 jam itu menggigil lagi. Sebelumnya aku juga sudah seminggu nggak pup. Ngerasain mules tapi nggak bisa pup,” ujarnya.

Terkait radang usus buntu, spesialis penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir, SpPD(Okay) mengatakan penyakit tersebut disebabkan oleh sumbatan saluran usus buntu akibat infeksi atau peradangan.

Penyebabnya usus buntu beragam, termasuk pola makan. Namun menurutnya weight loss plan ekstrem bukan satu-satunya pemicu radang usus buntu.

“Saya rasa kalo weight loss plan membatasi karbo aja nggak apa-apa. Yang jadi masalah itu adalah kurang air, kurang serat. Itu sih yang harus kita pikirkan, pola makan yang seperti itulah yang rentan terjadi masalah di pencernaan,” tutur dokter yang akrab disapa dr Koko saat dihubungi detikcom, Kamis (26/10/2023).

Adapun gejala radang usus buntu yang harus diwaspadai menurut dr Koko yakni:

  • Sakit perut kanan bawah
  • Demam
  • Kehilangan kesadaran
  • Tekanan darah rendah
  • Tak bisa BAB (konstipasi)

“Sebenernya usus buntunya nggak bener-bener di kanan bawah, tapi 90 persen orang ya di space itu. Jadi, kalo ada yang keluhkan nyeri perut itu kami harus hati-hati,” tandas dr Koko.

Simak Video “Benarkah Sendok dan Kopi Dapat Atasi Kejang Anak?
[Gambas:Video 20detik]
(kna/naf)

Awal Mula Luhut Jatuh Sakit, Sempat Dirawat Tim Dokter Kepresidenan


Jakarta

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan membagikan kondisinya yang harus dirawat karena kelelahan. Saat ini dirinya tengah menjalani masa pemulihan di Singapura.

Adapun kondisi tersebut terjadi saat Luhut tengah menghadiri suatu kegiatan seperti yang biasa dilakukannya. Setelahnya, ia mendadak merasa tak enak badan.

“Tiba-tiba saya merasa kelelahan yang amat luar biasa. Rasa lelah ini tak seperti yang biasa saya rasakan selepas bekerja,” kata Luhut di akun Instagramnya, Selasa (10/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imbas kondisinya itu, Luhut akhirnya dibawa sang istri ke rumah sakit di Jakarta untuk menjalani perawatan lebih lanjut.

“Dengan kondisi yang seperti itu, praktis selama beberapa hari saya tidak diizinkan oleh tim dokter untuk beraktivitas seperti biasa. Bahkan untuk sekedar mengecek kabar dan berita terkini yang rutin saya lakukan setiap pagi, saya tak diperbolehkan oleh istri,” ucapnya.

Luhut juga bercerita mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat jatuh sakit. Jokowi langsung mengirimkan tim dokter kepresidenan memeriksa dirinya.

“Karena itu, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya terkhusus kepada Presiden @jokowi yang sudah memberikan tim dokter kepresidenan beserta perawat untuk merawat saya hingga sampai pada kondisi yang telah membaik saat ini,” sambungnya lagi.

Kelelahan hampir selalu terjadi kepada semua orang, utamanya pekerja yang memiliki aktivitas padat di tempat kerjanya. Kelelahan kerja pasti terjadi pada berbagai situasi kerja dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan ringan hingga berat.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, kelelahan kerja salah satunya disebabkan oleh rendahnya kualitas dan kuantitas tidur (misalnya bekerja di waktu tidur regular) atau karena aktivitas fisik dan psychological yang berlebihan di tempat kerja.

Selain itu, penyebab kelelahan kerja lainnya antara lain:

  • Pekerjaan yang monoton
  • Faktor fisik lingkungan kerja (penerangan, iklim kerja dan kebisingan)
  • Beban kerja (intensitas kerja, durasi kerja dan kapasitas kerja)
  • Faktor psikologi (tanggung jawab dan konflik di tempat kerja)
  • Kebiasaan makan
  • penyakit, dan standing kesehatan
  • Beban kerja menjadi penyebab terbesar terjadinya kelelahan kerja

Simak Video “Luhut Sarankan Penggunaan Masker di Tengah Polusi Jakarta
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)

Paru-paru Wanita Umur 26 Kolaps gegara Sering Nge-vape, Begini Awal Mulanya


Jakarta

Sudah sering terdengar, efek vape dan rokok elektrik sebenarnya tidak lebih ‘enteng’ dibandingkan rokok konvensional. Namun nyatanya, masih ada orang yang beranggapan bahwa vape bisa menjadi alternatif untuk berhenti merokok. Salah satunya wanita berusia 26 tahun, Jodie Hudson yang kini sudah kapok gegara paru-parunya kolaps imbas keseringan nge-vape.

Sebelum menggunakan vape, Jodie terbiasa mengkonsumsi rokok konvensional sejak usianya 18 tahun. Namun dua tahun terakhir ini, ia sengaja beralih ke vape dengan harapan bisa berhenti merokok. Tak disangkanya, penggunaan vape yang amat sering membuatnya mengalami pneumonia. Dalam seminggu, Jodie bisa membeli vape sekali pakai sebanyak dua sampai tiga kali.

“Ketika dia (anak) lahir, pasangan saya menggunakan vaping dan saya berpikir saya akan mencobanya karena sepertinya lebih sehat karena tidak mengandung semua tembakau dan saya sangat menyukainya,” ungkap Jodie dikutip dari The Solar, Senin (9/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya sebenarnya menganggapnya lebih membuat ketagihan daripada merokok. Dengan vaping, Anda bisa memilih rasa apa saja dan tidak ada sisa rasa seperti rokok. Saya jadi ketagihan,” katanya lebih lanjut.

Pada akhir September lalu, Jodie tiba-tiba merasa kesulitan bernapas ketika sedang berada di rumah. Saking sesaknya, ia sampai tak bisa berjalan dan bergerak bebas. Ia pun segera dilarikan rumah sakit Bassetlaw. Di sana, barulah ketahuan bahwa Jodie mengidap pneumonia.

Mengacu pada John Hopkins Drugs di Maryland, AS, pneumonia lipoid bisa terjadi ketika zat berminyak di e-liquid terhirup, kemudian memicu respons peradangan di paru-paru. Gejalanya berupa batuk kronis, sesak napas, dan batuk darah atau lendir darah.

“Saya pikir ini bisa menjadi sesuatu yang lebih serius jika saya tidak menghentikannya sekarang (menggunakan vape). Ibuku berkata kepadaku kamu benar-benar harus berhenti, kamu mungkin mati,” ujar Jodie.

“Para dokter mengatakan jelas bahwa vaping berdampak pada paru-paru saya. Mereka tidak mengatakan apakah ada kerusakan permanen atau apa pun, tetapi saya harus kembali untuk melakukan rontgen lagi untuk memeriksanya,” pungkasnya.

Simak Video “WHO Minta Semua Negara Setop Rokok dan Vape di Sekolah!
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Kronologi Pria Paru-parunya ‘Berlubang’ usai Kecanduan Ngevape, Ini Awal Mulanya


Jakarta

Rokok elektrik atau vape kerap dianggap sebagai alternatif yang lebih ‘sehat’ dibandingkan rokok biasa. Padahal, sudah banyak kasus gangguan kesehatan yang dipicu oleh benda tersebut.

Salah satunya seperti yang dialami pria asal Florida, Amerika Serikat, bernama Mason Middleton. Pemuda yang baru berusia 19 tahun itu didiagnosis mengalami kerusakan berupa lubang pada paru-parunya. disebut-sebut imbas kebiasaan ngevape selama di sekolah menengah atas.

Mason mengungkapkan dirinya pertama kali mengenal vape saat masih berusia 15 tahun. Ia pertama kali mendapatkan vape dari salah satu temannya di sekolah.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang tua Mason sebenarnya sudah melarang putra mereka menggunakan produk itu. Tapi, larangan tersebut tidak didengarkan. Mason akhirnya menjadi kecanduan hingga di titik di mana ia bisa menghabiskan empat pod vape dalam seminggu.

“Saya sangat sangat sangat kecanduan. Kalau sedang bekerja saya mungkin akan jarang menggunakan vape. Tetapi ketika sedang beristirahat atau sedang berbaring di tempat tidur, saya bisa menghisapnya tiap tiga sampai lima menit,” ujarnya dikutip dari Every day Mail, Sabtu (23/9/2023).

Namun pada awal tahun ini, Mason mendadak mengalami rasa sakit menusuk di dadanya. Kondisi itu bahkan membuatnya kesulitan untuk berdiri.

Meski sempat mengatasi rasa sakit dengan mengonsumsi ibuprofen, Mason akhirnya memilih untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Setelah menjalani pemeriksaan, dokter menemukan kalau Mason mengalami paru-paru kolaps atau yang secara medis dikenal dengan sebutan pneumotoraks spontan.

Kondisi tersebut memunculkan lubang pada paru-paru yang memungkinkan udara mengalir ke ruang kosong antara dinding paru-paru dan dinding dada. Kondisi ini membuat paru-paru tidak dapat mengembang atau mengempis dengan baik. Mason pun akhirnya kesulitan bernapas, alami nyeri dada, dan detak jantung menjadi lebih cepat.

Saat dicari tahu penyebabnya, dokter mengatakan tidak ada faktor lain yang memicu penyakit Mason selain karena penggunaan vape.

Untuk mengatasi penyakitnya tersebut, Mason harus dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Tim dokter pun memasukkan selang ke dalam dada Mason untuk menyedot udara keluar dari ruang kosong tersebut. Proses pemulihan dilakukan dengan memberikan waktu yang cukup untuk paru-paru bisa menyembuhkan lubang dan memulihkan pernapasan regular tanpa bantuan mesin.

Setelah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, Mason pun berjanji untuk tidak lagi menggunakan vape. Ia bahkan membuang semua vape yang dimiliki.

“Saya berhenti menggunakan vape. Saya sebelumnya tidak pernah mau mendengarkan orang yang mengatakan bahwa vape bisa merusak tubuh dan akhirnya hal ini terjadi. Jangan lalui apa yang sudah saya alami. Ini sangat menyakitkan,” pungkasnya.

Simak Video “Aturan Vape di Indonesia Bakal Diperketat
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

Awal Mula Panji Petualang Alami Turun Berat Badan Drastis gegara Diabetes


Jakarta

Beberapa waktu lalu, Panji Petualang buka-bukaan soal kondisi kesehatannya. Panji mengaku selama beberapa bulan terakhir ini mengidap diabetes.

Kondisi tersebut akhirnya membuat perubahan yang signifikan pada tubuhnya. Berat badannya mengalami penurunan yang begitu drastis.

Hal tersebut terungkap ketika Dedi Mulyadi mengunjungi rumah Panji. Ia dibuat pangling oleh penampilan Panji yang semakin kurus dan sedikit pucat.

“Sudah lima bulan pak sakit gula. Kemarin itu sih dicek 200, kadang-kadang sampai 300,” ucap Panji dalam tayangan di kanal Youtube Dedi Mulyadi.

Dalam kesempatan berbeda, Panji sempat menceritakan awal mula penyebab penurunan berat badannya yang signifikan. Panji mengatakan ada banyak orang yang penasaran mengapa berat badannya turun dengan cepat.

Panji menjelaskan bahwa memang keluarganya memiliki riwayat diabetes dari ayahnya. Selain itu pola makan yang tidak baik menurutnya juga menjadi penyebab ia mengalami diabetes.

“Jadi memang badan saya sekarang makin kurus awalnya gejala diabetes ada historical past dari bapak diabetes. Jadi nurun ke saya, dan pola makan saya sempat nggak bener akhirnya gula darah saya naik dan bikin badan drop,” ucap Panji dalam salah satu video di kanal Youtube-nya.

“Akhirnya sering lemas, berat badan drastis turun, sekarang lagi juga mulai terapi,” sambungnya.

Selain itu, Panji mengatakan bahwa ia sempat digigit ular berbisa king kobra. Menurunya, racun dari ular tersebut membuat kondisinya menjadi lebih parah.

“Kemarin itu yang bikin parah itu sebenarnya bukan soal diabetesnya, karena sebenarnya sudah lama saya sadar bahwa gula darah saya itu suka naik. Cuman kemarin imun drop pas kena gigitan ular kemarin itu,” jelasnya.

“Langsung di situ, drastis banget karena kena diabetes, imun saya rontok juga karena bisa king kobra sampai tangan melepuh tapi Alhamdulillah Allah jaga saya,” pungkasnya.

Simak Video “Waspada Diabetes pada Anak
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)

Awal Mula Pria Ngeluh Flu Tak Kunjung Sembuh, Ternyata Idap Kanker Stadium 4

Jakarta

Heboh pria di Inggris mengira terserang flu yang tak kunjung sembuh, ternyata dokter mendiagnosis dirinya mengidap kanker tenggorokan stadium empat. Pemicunya adalah infeksi menular seksual.

Steve Bergman (63) itu mulai mengalami gejala flu disertai rasa nyeri bagian samping leher pada 2015. Awalnya, dokter menemukan tumor di amandel kanannya, setelah diperiksa lebih lanjut rupanya kanker sudah ‘menjalar’ di tenggorokan pada fase stadium lanjut.

Steve akhirnya menjalani operasi dan kemoterapi hingga dinyatakan bebas kanker. Sebelum itu, hasil tes Steve menunjukkan kanker tenggorokan yang diidap disebabkan human papillomavirus (HPV), infeksi menular seksual umum yang menyebabkan 70 persen dari 25 ribu kasus kanker tenggorokan di Amerika ditemukan tiap tahun.

Tidak jelas bagaimana Bergman, yang saat ini tinggal di AS, tertular virus tersebut, tetapi dia mengatakan bahwa selama masa mudanya dia suka ‘menjelajah’ termasuk mencoba beberapa seks berisiko.

“Sebagai pria yang jauh lebih muda, saya menjelajahi dunia, bagian dari dunia itu adalah menemukan pasangan.’ Itu terjadi setelah seorang ahli memperingatkan bahwa Inggris dan AS dapat menghadapi ‘epidemi’ kanker tenggorokan yang disebabkan oleh HPV,” katanya, dikutip dari Every day Mail, Senin (31/7/2023).

HPV dapat menginfeksi tenggorokan seseorang melalui kontak seksual oral. Virus ini biasanya tidak berbahaya, tetapi terkadang dapat bertahan dan menyebabkan mutasi yang merusak sel, hingga menyebabkan kanker.

Pejabat kesehatan mengatakan virus ini juga berada di lebih dari sembilan kasus antara 10 kanker anus dan leher rahim, 70 persen di vagina, dan 60 persen di penis.

Setiap orang di Amerika yang berusia 11 dan 12 tahun ditawarkan vaksin HPV untuk mencegah infeksi dan meminimalkan risiko kanker. Khususnya kepada anak perempuan untuk pertama kalinya pada tahun 2006 dan anak laki-laki pada tahun 2009.

Tetapi karena berusia 50-an, Bergman melewatkan batas waktu untuk mendapatkan vaksinasi. Bergman mengatakan dia adalah pelari dan pengendara sepeda yang ‘sangat bugar’, mengikuti eating regimen sehat dan bukan pemabuk berat.

Namun pada tahun 2016 tepat sebelum ulang tahunnya yang ke-56, dia jatuh sakit.

“Saya mengidap gejala pilek yang sepertinya terus menerus dan saya akan sakit tenggorokan dan kelelahan,” ceritanya.

Dia menemui seorang spesialis dalam waktu seminggu yang meletakkan kamera di hidungnya dan menemukan kanker di amandel kanan. Bergman mengatakan analysis semacam itu membuatnya merasa ‘benar-benar mati rasa’ dan tubuh seketika seperti membeku.

Seminggu berikutnya, dia melakukan operasi kecil, dikeluarkan dari tumor untuk memastikan analysis kanker.

Simak Video “Risiko Kanker Hati pada Pemanis Aspartam
[Gambas:Video 20detik]