Tag: Bilang

Viral Tantangan ‘No Nut November’ Tak Masturbasi Sebulan, Dokter Urologi Bilang Gini


Jakarta

Belakangan ini viral tantangan No Nut November atau NNN di media sosial. Tantangan ini mendorong para pria untuk menahan diri dari ejakulasi atau ‘nutting’ (istilah slang untuk ejakulasi), seperti masturbasi sepanjang bulan November.

Adapun problem atau tantangan ini pertama kali muncul pada tahun 2011, kemudian populer pada tahun 2017.

Menanggapi hal ini, dokter spesialis urologi, Prof Dr dr Nur Rasyid SpU(Ok), mengatakan tantangan seperti No Nut Challange tak memberikan dampak buruk ataupun manfaat pada pria yang tak melakukan masturbasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Apakah nanti orang yang onani kualitas spermanya setelah sekian tahun akan mejadi jelek, nggak,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (5/11/2023).

Dari segi kesehatan, prof Rasyid menyebut masturbasi tidak masalah jika dilakukan. Akan tetapi, seseorang yang sering melakukan masturbasi dapat menganggu psikologisnya.

Misalnya, seperti lama-lama lebih menikmati aktivitas seksual masturbasi daripada berhubungan intim dengan pasangannya.

“Jadi secara medis, tidak ada anjuran (masturbasi), tidak ada manfaat. Jadi itu membolehkan, dan beda membolehkan dan menganjurkan kan. bahayanya apa? Kalau secara psikologis, atau kalau sudah extreme, dia jadi kebiasaan, akhirnya dia merasa akan lebih menikmati itu daripada hubungan suami istri,” imbuhnya lagi

Simak Video “Dampak Masturbasi Berlebihan yang Patut Diwaspadai!
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Olahraga Jalan Kaki Masih Perlu Pantau Coronary heart Fee Nggak Sih? Dokter Bilang Gini

Jakarta

Jalan kaki menjadi olahraga murah meriah untuk menyehatkan badan. Berbeda dengan ngegym yang butuh perlengkapan khusus, hanya bermodalkan sepatu dan setelan olahraga, berjalan kaki dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Bahkan, jalan kaki juga bisa dilakukan dengan ‘nyeker’ alias telanjang kaki.

Meski umumnya termasuk olahraga intensitas ringan, bukan berarti tidak ada alat yang bisa menunjang aktivitas jalan kaki. Salah satu yang paling sering digunakan adalah alat untuk memantau coronary heart price atau detak jantung. Bentuknya pun beragam, mulai dari jam tangan, wristband, hingga aplikasi smartphone.

Namun, kenapa sih orang-orang juga perlu memantau coronary heart price saat jalan kaki?


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Bayushi Eka Putra, SpJP, mengungkapkan, ada masa saat jantung sudah mulai terbiasa dengan intensitas tertentu selama olahraga jalan kaki, sehingga tampak ‘monoton’. Peran alat pemantau coronary heart price yang memantau detak jantung, bisa membuat seseorang mengetahui kapan perlu meningkatkan intensitas atau ‘tantangan’ saat berjalan kaki sehingga efek olahraga terasa lebih ‘nendang’.

“Kalau kita sudah melakukan pemantauan coronary heart price, ketika kita berolahraga yang lebih berat, intensitas lebih berat, dan sudah terbiasa dengan beban seperti itu, nanti perhatiin coronary heart rate-nya akan turun,” ujarnya saat ditemui detikcom, Rabu (13/8/2023).

“Jadi kalau kita berolahraga, dan terbiasa berolahraga di zona itu, coronary heart price akan turun. Otomatis secara naluriah kita akan berusaha mencapai coronary heart price tersebut lagi dengan meningkatkan beban dari apa yang mau kita capai sebelumnya. Jadi pakai monitoring itu supaya kita bisa tahu badan kita sendiri,” sambungnya.

“Misalnya kita jalan nih, sudah sampai zona 2, 3, atau zona 4 bahkan, sudah tahan di situ. Terus jalan kaki sekitar setelah sebulan lagi, zona saya sudah turun nih pas jalan, padahal sama dengan yang sebelumnya. Karena badan kita sudah beradaptasi dengan hal tersebut. Saya berarti harus naikin lagi bebannya. Tujuannya di sana sebenarnya,” paparnya.

NEXT: Intensitas Jalan Kaki

Simak Video “World Coronary heart Day 2023: Kenali Jantungmu, Sayangi Jantungmu
[Gambas:Video 20detik]

Viral Minum Vitamin C 1000 Mg Biar Tak Ngantuk, Pakar Farmasi Bilang Gini


Jakarta

Belakangan ramai soal vitamin C 1000 mg disebut-sebut bisa membuat seseorang terhindar dari rasa kantuk seharian. Konon menjadi ‘dopamin’ di tengah aktivitas padat seharian.

Bjir aku ga nyangka kekuatan vit c 1000mg bakalan bikin aku melek dari pagi tanpa tidur tanpa capek, full gerak seharian tanpa nguap, i like u vit c, sungkeeeeem,” demikian cuitan viral di media sosial X, seperti yang dilihat detikcom Kamis (22/9/2023).

Pakar farmasi Prof Zullies Ikawati dari Universitas Gadjah Mada ikut berkomentar. Penggunaan vitamin C sebenarnya disebut Prof Zullies tidak untuk memberikan efek demikian.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, vitamin C dengan dosis 1000 mg biasa diberikan saat kondisi tubuh sedang tidak match.

“Pada kondisi sakit, kekurangan asupan vitamin C dari makanan, defisiensi vitamin C, orang bisa membutuhkan lebih banyak vitamin C. Maka mengonsumsi dosis 500 mg dan 1000 mg,” tuturnya saat dihubungi detikcom Jumat (22/9).

“Tidak ada hubungannya vitamin C dengan efek melek atau tidak mengantuk,” katanya menegaskan.

Prof Zullies menyebut kemungkinan plasebo di balik munculnya anggapan kaitan mencegah rasa ngantuk dengan konsumsi vitamin C.

“Iya, bisa karena sugesti, karena vitamin C memang meningkatkan imun, jadi rasanya bugar,” sambungnya.

Adakah Batas Mengonsumsi Vitamin C dalam Sehari?

Secara umum, tubuh masih bisa mentoleransi asupan vitamin C saat mengonsumsi lebih dari batas regular. Terlebih, vitamin C disinggung Prof Zullies menjadi vitamin yang mudah larut dalam air. Jika berlebih, otomatis akan terbuang melalui urine.

“Tingkat asupan atas yang dapat ditoleransi atau jumlah maksimum yang dapat dikonsumsi dalam sehari yang kemungkinan besar tidak membahayakan adalah 2000 mg sehari untuk orang dewasa,” beber Prof Zullies.

Saksikan Dwell Detik Pagi:

Simak Video “Kemenkes Bantah soal Polusi Sengaja Dibuat untuk Munculkan Pandemi 2.0
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Heboh Dokter Gadungan Susanto Sudah ‘Praktik’ Sejak 2006, Kemenkes Bilang Begini


Jakarta

Kasus dokter gadungan atau dokteroid yang melibatkan pria lulusan SMA di Surabaya, Susanto, memicu kekhawatiran. Pasalnya, ia menggunakan knowledge pribadi orang lain agar bisa bekerja di selama dua tahun di sebuah klinik Surabaya.

Pria lulusan SMA itu juga diketahui telah mengelabui sejumlah klinik dan RS sejak 2006, bahkan pernah menjadi dokter spesialis obgyn.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Azhar Jaya, mengatakan kasus tersebut terjadi sebelum undang-undang kesehatan ada. Untuk mencegah hal tersebut terjadi lagi, perlu adanya verifikasi ulang yang dilakukan para petinggi rumah sakit.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sebenarnya, dokter ini kan sudah 2 tahun ya, berarti sebelum undang-undang ada. Nah, untuk dapat berpraktik itu sebenarnya bisa melewati beberapa tahapan,” kata Azhar yang ditemui di Jakarta Barat, Minggu (17/9/2023).

“Mulai dari SIP (surat izin praktik) yang dilakukan di dinas kesehatan, yang mengeluarkan SIP adalah dinkes. Kemudian ijazahnya segala macam, itu seharusnya konsil yang berperan di sini karena STR-nya (surat tanda registrasi) dan sebagainya di situ,” sambung dia.

Azhar menegaskan perlu adanya verifikasi ulang dokter atau tenaga kesehatan oleh pihak rumah sakit. Hal ini dilakukan demi memastikan pengalaman dan kompetensi dokter atau tenaga kesehatan tersebut.

“Kemudian, pas dia praktek di RS, sebenarnya ada kredensial. Direktur rumah sakitnya itu harus meneliti lagi. Komite medisnya juga harus melakukan verifikasi lagi kepada dokter ini, sehingga semuanya bisa memastikan ‘standing legalnya’ seorang dokter,” pungkasnya.

Simak Video “IDI Beberkan Kronologi Penemuan Kasus Dokter Gadungan Susanto
[Gambas:Video 20detik]
(sao/suc)