Tag: Pengobatan

Vidi Aldiano Curhat Jadi ‘Most cancers-Warrior’, 3 Tahun Jalani Pengobatan Kanker


Jakarta

Penyanyi Vidi Aldiano membagikan perjalanannya menjadi ‘cancer-warrior’. Baru-baru ini dia mengunggah fotonya menjalani terapi ditemani sang bunda untuk memulihkan kondisinya.

“Sudah memasuki tahun ketiga dimana gue menjadi ‘Most cancers-warrior’. Jarang sebenernya mau replace hal-hal seperti ini, tapi hari ini I simply really feel like sharing. Mungkin banyak yang belum tahu bahwa tahun lalu, titipan Tuhan berupa kanker ini sudah menyebar ke beberapa titik,” tulis Vidi di akun Instagram pribadinya dilihat detikcom, Senin (18/9/2023).

Penyanyi berusia 33 tahun itu masih menjalani serangkaian perawatan usai mengetahui kanker yang sempat diidapnya telah menyebar ke beberapa titik. Meski demikian, dia tak gentar dan tetap menjalani hidupnya dengan ikhlas.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Selama gue masih diberikan kekuatan melawan penyakit ini, gue ga boleh cupu. Gue harus bisa residing my life,” tambah Vidi.

Sebagai informasi, suami Sheila Dara ini telah menjalani operasi pengangkatan satu ginjalnya usai terkena kanker pada Desember 2019 lalu. Dia menjalani operasi kanker ginjal di Singapura.

Pelantun Standing Palsu itu juga masih menjalani perawatan rutin setiap bulannya karena masih suka merasakan sakit. Ada kalanya sakit pada ginjalnya kambuh.

Simak Video “Inggris Luncurkan Obat Suntik untuk Kanker Pertama di Dunia
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Penyakit Arteri Koroner (CAD) Adalah: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jakarta

Coronary Artery Illness atau disingkat CAD adalah penyakit pada arteri koroner yaitu pembuluh yang mengalirkan darah ke jantung. CAD juga dikenal dengan nama penyakit jantung koroner.

CAD merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena dapat berakibat deadly seperti serangan jantung. Simak lebih lanjut mengenai penyakit CAD melalui artikel berikut ini.

Apa itu Penyakit CAD?

Dilansir dari laman Penn Medication, CAD atau Coronary Artery Illness adalah penyakit arteri koroner yang terjadi ketika arteri koroner (pembuluh darah yang memasok darah ke jantung) mengalami penyempitan. CAD lebih dikenal dengan nama penyakit jantung koroner (PJK).

Menurut Glassman dan Shapiro (2014), ketika arteri koroner menyempit, aliran darah akan terhambat. Kondisi ini akan membuat jantung tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang diperlukan. Akibatnya, akan muncul gejala seperti nyeri dada yang disebut sebagai angina.

Jika salah satu atau lebih arteri koroner benar-benar tersumbat, maka dapat terjadi serangan jantung yang menyebabkan kerusakan pada otot jantung.

Penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, terutama di kalangan usia produktif yang tinggal di wilayah perkotaan.

Dalam tulisan kali ini akan dibahas pengertian, gejala, penyebab, dan pengobatan CAD atau penyakit arteri koroner. Simak sampai akhir, ya!

Gejala CAD

Pada tahap awal, gejala mungkin tidak dapat dirasakan. Namun, seiring dengan penumpukan plak yang membatasi aliran darah ke otot jantung, akan muncul gejala seperti sesak napas atau lelah berlebih, terutama saat berolahraga.

Tanda lain dari CAD, meliputi gejala-gejala berikut.

1. Nyeri Dada (Angina)

Ini adalah gejala paling umum terjadi. Angina akan datang dan pergi dengan pola yang dapat diprediksi. Seperti nyeri dada tengah atau kiri ketika sedang melakukan aktivitas fisik atau tekanan emosional. Rasa nyeri biasanya akan hilang beberapa menit setelah pemicunya berakhir.

2. Kelelahan

Kelelahan ini akan sangat terasa bahkan hanya dengan aktivitas fisik sederhana. Kelelahan disebabkan oleh terhambatnya aliran darah ke otot jantung karena penyempitan arteri koroner.

Hal ini membuat jantung tidak bisa memompa oksigen dan nutrisi secara optimum kepada tubuh.

3. Napas Pendek

Kesulitan bernapas atau sesak napas sering disebut dengan dispnea. Penderita CAD tidak bisa bernapas dengan nyaman ketika melakukan aktivitas fisik yang memerlukan peningkatan aliran darah ke jantung.

4. Serangan Jantung

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah menuju otot jantung terganggu karena penyumbatan pada salah satu arteri koroner. Gejala ini sudah masuk sebagai keadaan gawat darurat medis yang memerlukan perawatan segera.

Penyebab CAD

Dikutip dari Medical Information At the moment, CAD terjadi karena adanya timbunan plak lemak yang menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung (arteri koroner).

Timbunan plak terdiri dari kolesterol, lemak, dan zat-zat lain. Penumpukan plak lemak tersebut disebut dengan aterosklerosis.

Timbunan plak tersebut dapat menyebabkan penebalan dan pengerasan lapisan dalam arteri, mengurangi elastisitas arteri, dan mempersempit aliran darah ke otot jantung.

Jika plak tersebut pecah, darah akan terkumpul pada satu space dan menggumpal. Gumpalan akan menyumbat arteri hingga menyebabkan serangan jantung.

Faktor Risiko CAD

Risiko terkena CAD semakin tinggi pada orang yang bergaya hidup tidak sehat. Beberapa kebiasaan dan kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan CAD, antara lain:

  • Memiliki kolesterol tinggi
  • Tekanan darah tinggi
  • Merokok
  • Konsumsi alkohol
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Kurang olahraga
  • Kebiasaan makan makanan tidak sehat
  • Kebiasaan kurang tidur yang kronis

Beberapa faktor risiko tinggi terkena CAD yang tidak berhubungan dengan gaya hidup adalah:

  • Pria berusia lanjut
  • Menopause dini
  • Riwayat keluarga terkena CAD

Pengobatan CAD

Upaya pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi dan mencegah penyakit CAD adalah sebagai berikut.

1. Perubahan Gaya Hidup

Gaya hidup sangat mempengaruhi terjadinya CAD sehingga perubahan gaya hidup yang sehat dapat menjadi salah satu solusi pengobatan dan mengurangi risiko komplikasi CAD.

Pola makan rendah lemak dan kolesterol, olahraga rutin, dan menjaga berat badan merupakan komitmen jangka panjang pengobatan CAD.

2. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan bertujuan untuk mengendalikan risiko dan menjaga kesehatan jantung. Obat-obatan yang diresepkan bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol, mengontrol tekanan darah, mengurangi pembentukan plak, dan mencegah komplikasi.

3. Prosedur Operasi

Pengobatan penyakit arteri koroner (CAD) juga dapat melibatkan prosedur invasif atau intervensi seperti angioplasti dan bypass jantung.

Angioplasti adalah prosedur menggunakan kateter dengan balon di ujungnya akan dimasukkan melalui sistem pembuluh darah ke dalam arteri yang tersumbat.

Bypass jantung dilakukan pada kasus CAD yang kompleks untuk membuat jalur baru aliran darah melewati arteri tersumbat.

Penentuan cara pengobatan bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan penyakit arteri koroner (CAD), posisi penyempitan pada arteri, dan kondisi kesehatan pasien.

Itulah informasi seputar CAD. Mulai dari pengertian, penyebab, gejala, hingga upaya pengobatannya. Penyakit CAD adalah penyakit yang berakibat deadly, tetapi bisa diatasi dengan memperbaiki pola hidup.

Simak Video “Waspadai Penyakit Jantung pada Anak!
[Gambas:Video 20detik]
(inf/inf)

Pria Swiss Jadi Orang Ke-6 Dinyatakan ‘Sembuh’ HIV, Sempat Jalani Pengobatan Ini


Jakarta

Seorang pria yang dijuluki sebagai pasien Jenewa dinyatakan ‘sembuh secara efektif’ dari Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pria di Swiss itu mengalami remisi jangka panjang HIV pasca menerima terapi berisiko pada 2018.

Sebelumnya, ada lima kasus serupa lainnya yang telah dinyatakan ‘sembuh’ dari HIV. Namun, kasus pasien Jenewa ini terbilang paling unik.

Terapi yang Dilakukan

Diketahui, pasien tersebut ‘sembuh’ setelah menjalani terapi pengobatan sel punca di tahun 2018. Ia menerima transplantasi sel punca untuk melawan kanker leukemia yang sangat agresif dan ganas.

Uniknya, pasien Jenewa itu menerima sel punca dari donor yang tidak memiliki mutasi gen langka, CCR5. Gen tersebut berguna untuk menghalangi virus HIV memasuki sistem kekebalan seseorang, serta membuat sel secara alami kebal terhadap virus tersebut.

Setelah menjalani pengobatan tersebut, pasien Jenewa itu dinyatakan ‘sembuh’ dari HIV. Di dalam tubuhnya sudah tidak terdeteksi virus setelah menghentikan pengobatan antiretroviral atau obat yang berguna mengurangi jumlah virus di dalam darah.

Pria itu menggunakan terapi antiretroviral itu hingga November 2021, dan dokter menyuruh berhenti setelah menjalani transplantasi sumsum tulang atau sel punca.

“Apa yang terjadi pada saya luar biasa, ajaib,” ucapnya dikutip dari Euronews, dalam sebuah pernyataan.

Peneliti Belum Yakin Pasien Bisa ‘Sembuh Whole’

Meski sampai saat ini pasien Jenewa itu telah menghentikan pengobatan antiretroviral, para peneliti belum sepenuhnya yakin bahwa virus HIV tidak akan kembali pada pasien.

Sebab, pada dua kasus HIV di Boston yang menggunakan sel punca yang tidak mengandung gen CCR5. Efeknya, virus itu muncul lagi beberapa bulan setelah mereka berhenti menggunakan antiretroviral.

“jika masih belum ada tanda-tanda virus setelah 12 bulan kemungkinan virus itu tidak terdeteksi di masa mendatang akan meningkat secara signifikan,” ucap Asier Saez-Cirion, seorang ilmuwan di Institut Pasteur Prancis yang mempresentasikan kasus tersebut di Brisbane.

“Pasien Jenewa tetap ‘bebas’ HIV karena mungkin transplantasi menghilangkan semua sel yang terinfeksi tanpa memerlukan mutasi yang terkenal atau mungkin pengobatan imunosupresifnya, yang diperlukan setelah transplantasi, berperan,” pungkasnya.

Simak Video “HIV Meningkat Lagi, Mulai Lakukan Ini untuk Pencegahan
[Gambas:Video 20detik]
(sao/suc)

Varises: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jakarta – Beberapa orang mungkin pernah melihat pembuluh darah berwarna biru atau ungu di kaki. Ini disebut dengan varises. Kondisi ini terjadi ketika katup di pembuluh darah lemah atau rusak sehingga darah ke belakang dan menggenang di pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah meregang atau memutar. Simak penjelasan lebih lanjut terkait varises berikut ini.

Apa Itu Varises?

Varises, disebut juga varicose vein, adalah kondisi ketika pembuluh darah menonjol dan membesar tepat di bawah permukaan kulit. Tonjolan berwarna biru atau ungu ini biasanya muncul di kaki atau pergelangan kaki. Kondisi ini sangat umum, terutama pada wanita. Sekitar 25 persen dari semua orang dewasa memiliki varises.

Varises bisa membuat pengidapnya gatal atau sakit. Kondisi ini paling sering mempengaruhi pembuluh darah di kaki. Hal ini karena berdiri dan berjalan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di tubuh bagian bawah.

Gejala Varises

Varises mungkin tidak menyebabkan rasa sakit. Tanda-tanda varises meliputi:

  • Vena yang berwarna ungu tua atau biru
  • Vena yang tampak bengkok dan menonjol, seringkali muncul seperti tali di kaki

Ketika tanda dan gejala varises yang mungkin menyakitkan terjadi, mereka mungkin akan berbentuk:

  • Perasaan pegal atau berat di kaki
  • Rasa terbakar, berdenyut, kram otot, dan bengkak di kaki bagian bawah
  • Nyeri yang semakin parah setelah duduk atau berdiri dalam waktu lama
  • Gatal di sekitar satu atau lebih pembuluh darah
  • Perubahan warna kulit di sekitar varises

Vena laba-laba mirip dengan varises, tetapi lebih kecil. Vena laba-laba ditemukan lebih dekat ke permukaan kulit dan seringkali berwarna merah atau biru. Vena laba-laba sering ditemukan di kaki, tetapi bisa juga di wajah. Ukurannya bervariasi dan seringkali terlihat seperti jaring laba-laba.

Penyebab Varises

Katup yang lemah atau rusak dapat menyebabkan varises. Arteri membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Vena mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Untuk mengembalikan darah ke jantung, pembuluh darah di kaki harus bekerja melawan gravitasi.

Kontraksi otot di kaki bagian bawah berfungsi sebagai pompa dan dinding vena yang elastis membantu darah kembali ke jantung. Katup kecil di pembuluh darah terbuka saat darah mengalir ke jantung. Jika katup ini lemah atau rusak, darah dapat mengalir ke belakang dan menggenang di pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah meregang atau memutar.

Dinding dan katup vena bisa menjadi lemah karena beberapa alasan, antara lain:

  • Hormon
  • Proses penuaan
  • Kelebihan berat
  • Pakaian yang ketat
  • Tekanan di dalam vena akibat berdiri dalam waktu lama

Faktor Risiko Varises

Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko memiliki varises:

1. Usia

Penuaan menyebabkan keausan pada katup di pembuluh darah yang membantu mengontrol aliran darah. Akhirnya, keausan tersebut menyebabkan katup memungkinkan sebagian darah mengalir kembali ke pembuluh darah, tempat darah terkumpul.

2. Jenis kelamin

Wanita lebih mungkin untuk memiliki varises. Perubahan hormon sebelum periode menstruasi, kehamilan, dan menopause mungkin menjadi faktor penyebabnya karena hormon wanita cenderung mengendurkan dinding pembuluh darah.

Perawatan hormon, seperti pil KB, dapat meningkatkan risiko varises.

3. Kehamilan

Selama kehamilan, quantity darah dalam tubuh meningkat. Perubahan ini mendukung pertumbuhan bayi, tetapi juga dapat memperbesar pembuluh darah di kaki.

4. Riwayat keluarga

Jika anggota keluarga lain mengidap varises, kemungkinan besar seseorang juga akan mengalaminya.

5. Kegemukan

Kelebihan berat badan memberi tekanan tambahan pada pembuluh darah.

6. Berdiri atau duduk dalam waktu lama

Karenanya, bergerak dapat membantu aliran darah.

Komplikasi Varises

Meskipun jarang, komplikasi varises dapat meliputi:

1. Bisul

Bisul yang menyakitkan dapat terbentuk pada kulit di dekat varises, terutama di dekat pergelangan kaki. Bintik yang berubah warna pada kulit biasanya dimulai sebelum bisul dimulai.

2. Darah beku

Kadang kala, pembuluh darah jauh di dalam kaki membesar dan dapat menyebabkan nyeri kaki dan bengkak. Segera pergi ke dokter jika pembengkakan kaki terjadi terus menerus karena bisa menjadi tanda gumpalan darah.

3. Berdarah

Pembuluh darah yang dekat dengan kulit bisa pecah. Meskipun hal ini biasanya hanya menyebabkan sedikit pendarahan, komplikasi ini memerlukan perhatian medis.

Prognosis Varises

Dokter kemungkinan akan memeriksa kaki dan vena yang terlihat saat pasien duduk atau berdiri untuk mendiagnosis varises. Mereka mungkin akan menanyakan rasa sakit atau gejala yang dialami.

Dokter mungkin juga akan melakukan USG untuk memeriksa aliran darah. Ini adalah tes non invasif yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi. USG memungkinkan dokter untuk melihat bagaimana darah mengalir di pembuluh darah.

Bergantung pada lokasinya, venogram dapat dilakukan untuk menilai lebih lanjut pembuluh darah. Selama tes ini dilakukan, dokter akan menyuntikkan pewarna khusus ke kaki dan melakukan rontgen di space tersebut. Pewarna tersebut muncul di sinar-X sehingga memberi dokter pandangan yang lebih baik tentang bagaimana darah mengalir.

Tes seperti ultrasound atau venogram membantu memastikan bahwa gangguan lain seperti gumpalan darah atau penyumbatan tidak menyebabkan rasa sakit dan bengkak di kaki.

Pengobatan Varises

Perawatan untuk varises mungkin termasuk tindakan perawatan diri, kompres, atau operasi. Prosedur untuk mengobati varises seringkali dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. Secara umum, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengubah gaya hidup.

Perubahan berikut dapat membantu mencegah varises atau menjadi lebih parah:

  • Hindari berdiri untuk waktu yang lama
  • Menurunkan berat badan atau mempertahankan berat badan yang sehat
  • Berolahraga untuk meningkatkan sirkulasi
  • Gunakan kaus kaki atau stocking kompres
  • Jika sudah memiliki varises, seseorang juga harus meninggikan kaki saat beristirahat atau tidur.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun varises biasanya tidak berbahaya, seseorang harus mengunjungi penyedia layanan kesehatan untuk memeriksakannya. Jika khawatir dengan tampilan varises, perawatan dapat membantu. Seseorang juga harus sesegera mungkin pergi ke dokter jika kulit atau pembuluh darahnya:

  • Berdarah
  • Berubah warna
  • Nyeri, merah atau hangat saat disentuh
  • Bengkak

Jutaan orang hidup dengan varises. Bagi kebanyakan orang, varises tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah dapat meredakan gejala dan mencegahnya menjadi lebih buruk.

Bicaralah dengan dokter tentang perawatan invasif minimal yang aman dan dapat mengurangi rasa sakit dan memperbaiki tampilan varises.

Simak Video “KuTips: Cegah Kaki Melepuh Saat Berhaji di Tengah Cuaca Panas Arab!
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Wilson’s Illness: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jakarta – Faktor genetik memegang peran yang sangat besar. Pasalnya, terdapat sejumlah penyakit langka yang disebabkan oleh faktor genetik. Salah satunya adalah Wilson’s Illness. Apa itu Wilson’s Illness? Simak penjelasan selengkapnya.

Apa Itu Penyakit Wilson’s Illness?

Wilson illness adalah kondisi genetik langka yang menyebabkan adanya penumpukan tembaga di organ tubuh, seperti hati, otak, dan organ very important lainnya.

Penyakit ini umumnya didiagnosis pada usia 5 sampai 35 tahun, namun juga bisa berdampak pada usia lebih muda atau lebih tua. Dikutip dari Cleveland Clinic, penyakit ini diketahui menyerang 1 di antara 30.000 orang.

Gejala Wilson’s Illness

Penyakit ini umumnya sudah berada dalam tubuh sejak lahir, namun tanda-tanda atau gejala baru akan muncul ketika tembaga mulai menumpuk pada organ-organ very important. Sejumlah gejala yang banyak dialami adalah:

  • Rasa lelah
  • Menurunnya nafsu makan atau rasa sakit pada perut
  • Jaundice atau kulit dan mata yang menguning
  • Perubahan warna pada space kornea mata menjadi emas kecokelatan (cincin Kayser-Felischer)
  • Penumpukan cairan di kaki atau perut
  • Gangguan pada kemampuan berbicara, menelan, atau koordinasi fisik
  • Pergerakan yang tidak terkontrol atau otot yang kaku

Penyebab Wilson’s Illness

Wilson’s illness adalah penyakit genetik langka yang bisa diturunkan dari riwayat keluarga. Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan tembaga pada organ-organ very important tubuh.

Mutasi gen ATP7B menjadi penyebab dari wilson’s illness. Gen ini bertugas untuk mengeluarkan sisa-sisa tembaga dalam tubuh. Umumnya, organ hati akan mengeluarkan tembaga yang berlebih dari tubuh. Namun, dalam kondisi wilson illness, organ hati tidak mengeluarkan sisa tembaga dan terjadi penumpukan tembaga dalam tubuh.

Faktor Risiko Wilson’s Illness

Faktor yang bisa meningkatkan risiko mengalami penyakit ini adalah adanya riwayat keluarga yang mengalami kondisi wilson’s illness.

Komplikasi Wilson’s Illness

Bila dibiarkan tanpa pengobatan, penyakit ini bisa berakibat deadly. Sejumlah komplikasi serius yang bisa dipicu oleh penyakit ini adalah:

  • Sirosis
  • Gagal hati
  • Gangguan saraf
  • Gangguan ginjal
  • Gangguan psikologis
  • Gangguan darah yang bisa mengarah pada anemia atau jaundice

Prognosis Wilson’s Illness

Mengenali penyakit ini berdasarkan gejalanya bisa menjadi tantangan karena seringkali terkesan mirip dengan gangguan hati lainnya, seperti hepatitis. Untuk itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti:

  • Tes darah
  • Tes urine
  • Pemeriksaan mata
  • Biopsi atau pemeriksaan sampel jaringan hati
  • Pemeriksaan genetik

Pengobatan Wilson’s Illness

Pengobatan penyakit ini dilakukan secara terus-menerus karena pada dasarnya penyakit ini tidak bisa 100 persen sembuh complete, namun dapat dikontrol dengan pengobatan dan penanganan yang tepat.

Pengobatan akan meliputi obat-obatan yang bisa mengontrol atau mengeluarkan kelebihan tembaga dalam tubuh melalui urin. Setelah itu, pengobatan akan berfokus pada pencegahan terjadinya penumpukan tembaga pada tubuh lagi.

Pada beberapa kondisi, operasi, seperti operasi transplantasi hati, juga dibutuhkan untuk menangani kerusakan hati yang sudah terlalu parah.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan pada dokter bila mengalami gejala-gejala wilson illness, terutama jika memiliki riwayat keluarga yang mengalami penyakit tersebut.

Simak Video “Suggestions Eating regimen ala Fadli Zon yang Berat Badannya Turun 32 Kg
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Gagal Ginjal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jakarta – Ginjal merupakan salah satu organ tubuh terpenting untuk menyaring limbah dalam darah dan dikeluarkan oleh tubuh melalui urine. Ginjal yang kehilangan kemampuan untuk menyaring limbah berakibat pada gagal ginjal. Berikut penjelasannya.

Apa Itu Gagal Ginjal?

Gagal ginjal artinya salah satu atau kedua ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik dengan sendirinya. Ginjal menyaring darah dan mengeluarkan racun dari tubuh. Racun ini masuk ke kandung kemih dan dihilangkan saat buang air kecil. Gagal ginjal terjadi ketika kehilangan kemampuannya untuk cukup menyaring limbah dalam darah.

Kondisi ini dapat bersifat sementara dan berkembang dengan cepat (akut). Gagal ginjal dapat semakin memburuk menjadi kondisi kronis (jangka panjang).

Gagal ginjal adalah tahap penyakit ginjal yang paling parah, bahkan dapat berakibat deadly tanpa perawatan. Jika mengalami gagal ginjal, pasien dapat bertahan beberapa hari atau minggu tanpa pengobatan.

Gejala Gagal Ginjal

Banyak orang mengalami sedikit atau tidak ada gejala pada tahap awal gagal ginjal. Namun, penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan kerusakan meskipun seseorang merasa baik-baik saja.

Gejala gagal ginjal bervariasi pada setiap orang. Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, orang mungkin mengalami tanda-tanda berikut:

  • Kelelahan yang ekstrem
  • Mual dan muntah
  • Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
  • Pembengkakan (edema), terutama di sekitar tangan, pergelangan kaki, atau wajah
  • Lebih sering buang air kecil
  • Kram (kejang otot)
  • Kulit kering atau gatal
  • Hilang nafsu makan. Makanan mungkin terasa seperti logam

Penyebab Gagal Ginjal

Diabetes dan tekanan darah tinggi adalah penyebab paling umum dari gagal ginjal akut dan kronis.

Diabetes yang tidak dikelola dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia). Gula darah yang tinggi secara konsisten dapat merusak ginjal serta organ lainnya.

Tekanan darah tinggi berarti darah mengalir dengan kuat melalui pembuluh darah. Seiring waktu dan tanpa perawatan, hipertensi dapat merusak jaringan ginjal.

Gagal ginjal biasanya tidak terjadi dengan cepat. Penyebab penyakit ginjal lain yang dapat menyebabkan gagal ginjal meliputi:

1. Penyakit ginjal polikistik

PKD adalah kondisi yang diwarisi dari salah satu orang tua (bawaan) yang menyebabkan kantung berisi cairan (kista) tumbuh di dalam ginjal

2. Penyakit glomerulus.

Penyakit glomerulus memengaruhi seberapa baik ginjal menyaring limbah

3. Lupus

Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat menyebabkan kerusakan organ, nyeri sendi, demam, dan ruam kulit.

Penyebab umum gagal ginjal akut meliputi:

  • Penyakit ginjal autoimun
  • Obat-obatan tertentu
  • Dehidrasi parah
  • Obstruksi saluran kemih
  • Penyakit sistemik yang tidak diobati, seperti penyakit jantung atau hati.

Faktor Risiko Gagal Ginjal

Gagal ginjal bisa menyerang siapa saja. Namun, orang berisiko lebih tinggi terkena gagal ginjal jika:

  • Mengidap diabetes
  • Mengidap tekanan darah tinggi
  • Memiliki penyakit jantung
  • Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal
  • Memiliki struktur ginjal yang tidak regular
  • Berusia di atas 60 tahun
  • Memiliki riwayat panjang mengonsumsi pereda nyeri

Komplikasi Gagal Ginjal

Berikut adalah daftar komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal:

  • Kerusakan ginjal permanen jika gagal ginjal tidak terdiagnosis tepat waktu dan benar.
  • Penumpukan cairan
  • Nyeri dada
  • Kelemahan otot
  • Kematian

Analysis Gagal Ginjal

Tes yang mungkin dilakukan tenaga medis untuk mendiagnosis risiko gagal ginjal yaitu:

1. Tes darah

Tes darah menunjukkan seberapa baik ginjal membuang limbah dari darah. Dokter menggunakan jarum tipis untuk menarik sedikit darah dari pembuluh darah di lengan. Sampel darah kemudian dianalisis di laboratorium

2. Tes urine

Tes ini mengukur zat tertentu dalam urine, seperti protein atau darah. Pasien akan buang air kecil ke dalam wadah khusus di rumah sakit. Urine akan dianalisis di laboratorium.

3. Tes pencitraan

Tes pencitraan memungkinkan dokter untuk melihat ginjal dan space sekitarnya untuk mengidentifikasi kelainan atau penyumbatan. Tes pencitraan umum termasuk USG ginjal, CT urogram dan MRI.

Pengobatan Ginjal

Dialisis dan transplantasi ginjal adalah 2 pengobatan untuk gagal ginjal. Perawatan dialisis atau transplantasi ginjal akan mengambil alih sebagian pekerjaan ginjal yang rusak dan membuang limbah dan cairan ekstra dari tubuh. Ini akan meringankan banyak gejala.

1. Dialisis

Ada 2 jenis dialisis, yaitu hemodialisis dan peritoneal. Keduanya menghilangkan limbah dan cairan ekstra dari darah. Hemodialisis menggunakan mesin ginjal buatan sedangkan peritoneal menggunakan lapisan dalam perut.

2. Transplantasi ginjal

Transplantasi ginjal adalah operasi yang menempatkan ginjal yang sehat di tubuh.

Kapan Harus ke Dokter?

Hubungi tenaga medis jika seseorang memiliki faktor-faktor risiko penyebab gagal ginjal.

Simak Video “Sidang Kasus Gagal Ginjal Akut Bakal Dilanjutkan Pekan Depan
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Vaginismus: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jakarta

Bagi beberapa wanita, berhubungan seksual dapat terasa menyakitkan. Ketika melakukan penetrasi, vagina mungkin akan terasa kejang sehingga menyulitkan penis untuk masuk. Jika hal ini terjadi, seseorang mungkin mengalami vaginismus.

Apa Itu Vaginismus?

Vaginismus adalah jenis disfungsi seksual. Ini terjadi ketika otot vagina tidak disengaja atau terus menerus berkontraksi. Vaginismus terjadi ketika sesuatu, seperti penis, jari, tampon, atau alat medis, mencoba memasuki vagina. Kontraksi ini mungkin dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit.

Terdapat dua jenis vaginismus:

1. Vaginismus primer

Ini terjadi ketika seorang wanita merasa sakit setiap kali sesuatu memasuki vaginanya, termasuk penis, atau ketika mereka tidak pernah bisa memasukkan apapun ke dalam vaginanya.

2. Vaginismus sekunder

Ini terjadi saat wanita pernah berhubungan seks tanpa rasa sakit sebelumnya, tetapi kemudian menjadi sulit atau tidak mungkin. Jenis ini biasanya berawal dari peristiwa tertentu seperti menopause, kondisi medis, pembedahan, atau persalinan.

Beberapa wanita mungkin memiliki vaginismus setelah menopause. Ketika kadar estrogen turun, kurangnya pelumasan, dan elastisitas vagina, hubungan seksual bisa menjadi menyakitkan, membuat stres, atau tidak dapat dilakukan. Hal ini dapat menyebabkan vaginismus pada beberapa wanita.

Gejala vaginismus dapat muncul pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa ketika seseorang berhubungan seks untuk pertama kalinya. Kondisi ini juga dapat terjadi saat seseorang mencoba memasukkan tampon atau menjalani pemeriksaan di dokter.

Kejang atau rasa nyaman juga dapat terjadi kapan saja ketika terjadi penetrasi vagina. Bisa saja seseorang mengalaminya hanya pada waktu tertentu, seperti saat berhubungan seks atau pemeriksaan panggul di dokter.

Gejala Vaginismus

Gejala vaginismus meliputi:

  • Ketidaknyamanan atau rasa sakit saat penetrasi vagina.
  • Ketidakmampuan untuk berhubungan seks atau menjalani pemeriksaan panggul karena kejang atau nyeri otot vagina.
  • Hubungan seksual yang menyakitkan.
  • Vaginismus dapat memiliki gejala tambahan, seperti ketakutan akan penetrasi vagina dan penurunan hasrat seksual. Wanita dengan vaginismus juga sering melaporkan rasa sakit yang membakar ketika sesuatu dimasukkan ke dalam vagina atau perasaan seperti penis terbentur dinding.

Penyebab Vaginismus

Dokter masih belum mengetahui penyebab vaginismus. Biasanya, ini terkait dengan kecemasan atau ketakutan berhubungan seks. Masalah kesehatan lainnya, seperti infeksi dan kekeringan juga dapat menyebabkan penetrasi seksual terasa menyakitkan.

Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan vaginismus meliputi:

  • Gangguan kecemasan
  • Cedera saat melahirkan, seperti robekan vagina
  • Operasi
  • Ketakutan akan seks atau perasaan negatif tentang seks, mungkin karena pelecehan seksual, pemerkosaan, atau trauma di masa lalu

Faktor Risiko Vaginismus

Faktor risiko fisik meliputi:

  • Persalinan
  • Kesehatan yang buruk
  • Anggota keluarga dengan kondisi serupa
  • Riwayat infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi jamur
  • Sindrom nyeri kronis
  • Endometriosis
  • Penyakit kejiwaan
  • Stres atau kecemasan

Faktor psikologis dan sosial dapat mencakup:

  • Trauma dari serangan seksual atau pelecehan seksual pada masa kanak-kanak
  • Trauma dari pemeriksaan ginekologi atau prosedur medis lainnya yang melibatkan penyisipan vagina
  • Jenis trauma lain akibat faktor ekonomi atau sosial yang berbeda
  • Persepsi negatif tentang seks atau kepercayaan pada mitos tentang seksualitas
  • Pelecehan seksual atau fisik, termasuk oleh pasangan romantis atau anggota keluarga
  • Masalah dalam hubungan romantis seseorang
  • Masalah emosional

Komplikasi Vaginismus

Vaginismus dapat mempengaruhi kehidupan seks dan hubungan dengan pasangan. Ini juga dapat mempengaruhi kesehatan psychological yang menyebabkan peningkatan kecemasan, harga diri yang buruk, dan depresi. Jika seseorang sedang mencoba untuk hamil, vaginismus akan membuatnya lebih sulit untuk hamil.

Mereka yang mengidap vaginismus mungkin tidak dapat berpartisipasi dalam program skrining servik.

Analysis Vaginismus

Analysis vaginismus biasanya dimulai dengan menggambarkan gejala yang dirasakan dan riwayat seksual. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mencari kondisi kesehatan lain yang dapat menyebabkan nyeri.

Saat dokter mencurigai adanya vaginismus, biasanya mereka akan melakukan pemeriksaan selembut mungkin. Mereka juga mungkin menyarankan agar seseorang membantu mengarahkan tangan atau alat medis mereka ke dalam vagina untuk mempermudah penetrasi. Selama pemeriksaan, dokter akan mencari tanda-tanda infeksi atau jaringan parut.

Pengobatan Vaginismus

Perawatan vaginismus berfokus pada pengurangan refleks otot yang menyebabkan tegang. Pengobatan juga termasuk mengatasi kecemasan atau ketakutan yang berkontribusi terhadap vaginismus. Penyedia layanan kesehatan mungkin akan merekomendasikan hal ini:

  • Terapi topikal
  • Terapi fisik otot dasar panggul
  • Terapi dilator vagina
  • Terapi perilaku kognitif (CBT)
  • Terapi seks

Kapan Harus ke Dokter?

Seseorang harus menghubungi penyedia layanan kesehatan jika mengalami:

  • Iritasi atau gatal pada alat kelamin
  • Hubungan seksual yang menyakitkan
  • Buang air kecil yang menyakitkan (disuria)
  • Keputihan yang tidak biasa atau berbau busuk
  • Vagina kemerahan, nyeri atau bengkak

Simak Video “Mengenal Teknologi Chip ‘Vagina’: Fungsi hingga Cara Kerja
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Rakitis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jakarta – Vitamin D memiliki manfaat untuk membantu penyerapan fosfat serta kalsium yang berasal dari makanan. Jika vitamin D tidak terpenuhi, maka kadar fosfat dan kalsium pun berkurang yang menyebabkan terjadinya risiko rakitis.

Apa Itu Penyakit Rakitis?

Rakitis atau rickets merupakan penyakit yang mengganggu tumbuh kembang pada anak-anak. Biasanya, kondisi ini dapat terjadi karena kurangnya vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh. Kondisi ini juga disebabkan oleh kelainan metabolisme tubuh anak yang tidak bisa menyerap dan mengolah vitamin D dengan optimum.

Defisiensi vitamin D menyebabkan tidak normalnya kadar kalsium, fosfor, dan metabolisme tulang dalam tubuh. Penurunan penyerapan kalsium dan fosfor di usus menyebabkan peningkatan hormon paratiroid yang dapat memecah kalsium dari tulang dan meningkatkan pengeluaran fosfor melalui urine. Kondisi inilah yang mengakibatkan tulang menjadi lunak dan berkurang kepadatannya.

Anak yang mengidap penyakit rakitis berisiko tinggi mengalami gangguan stunting. Biasanya, penyakit rakitis sering kali dialami oleh anak yang berusia 6 bulan hingga 3 tahun. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan rakitis bisa dialami oleh anak berusia di atas 3 tahun.

Gejala Rakitis

Rakitis membuat tulang anak menjadi rapuh sehingga memicu kelainan pertumbuhan tulang. Adapun gejala umum dari rakitis adalah struktur kaki menjadi bengkok. Selain itu, terdapat beberapa gejala rakitis lainnya yang perlu diketahui, yakni:

  • Pertumbuhan tinggi badan yang tertunda sehingga anak menjadi pendek
  • Nyeri pada tulang belakang, kaki dan panggul
  • Kelainan pada tulang kaki
  • Mudah mengalami patah tulang
  • Pergelangan kaki dan tangan menebal
  • Otot menjadi lemah
  • Kelainan gigi seperti mudah berlubang dan pertumbuhannya lambat
  • Kelainan pada bentuk tulang dada atau tengkorak

Pada sebagian anak yang mengidap rakitis memiliki kadar kalsium yang rendah dalam darahnya sehingga hal ini dapat memperburuk gejala rakitis seperti kram otot, kesemutan di tangan dan kaki, serta kejang.

Penyebab Rakitis

Rakitis dapat terjadi ketika anak tidak cukup mendapatkan atau mengonsumsi vitamin D yang digunakan tubuh untuk menyerap kalsium. Berikut beberapa penyebab anak mengalami penyakit rakitis yakni:

1. Kekurangan paparan sinar matahari

Tubuh membutuhkan vitamin D untuk menyerap kalsium dari usus. Maka dari itu, anak membutuhkan sinar UV dari sinar matahari untuk membantu sel-sel kulit mengubah prekursor vitamin D dari keadaan tidak aktif menjadi aktif.

2. Tidak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D

Jika anak tidak mengonsumsi cukup vitamin D, tubuhnya tidak dapat menyerap kalsium dari makanan yang dikonsumsi. Hal ini menyebabkan rendahnya kadar kalsium dalam darah yang mengakibatkan ketidakteraturan tulang, gigi, serta masalah saraf dan otot.

3. Gangguan penyerapan vitamin D

Terdapat beberapa gangguan penyerapan vitamin D yang disebabkan oleh beberapa kondisi yakni:

  • Penyakit celiac
  • Radang usus
  • Cystic fibrosis
  • Penyakit ginjal

4. Faktor genetik

Pada beberapa kasus, faktor genetik menjadi salah satu penyebab anak mengalami rakitis. Jenis rakitis yang dimaksud adalah rakitis hipofosfatemik yang terjadi akibat gangguan ginjal dalam menyerap fosfat.

Faktor Risiko Rakitis

Terdapat faktor risiko yang memungkinkan anak mengalami rakitis, yaitu:

  • Kelahiran prematur
  • Kurangnya sinar matahari
  • Gizi buruk
  • Genetik
  • Tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
  • Terpapar obat-obatan seperti anti-virus dan anti-kejang
  • Memiliki kulit gelap
  • Terlahir dan menyusu dari ibu yang kekurangan vitamin D
  • Penyakit ginjal yang mempengaruhi penyerapan kalsium dan fosfor

Komplikasi Rakitis

Penyakit rakitis harus dideteksi dan ditangani dengan cepat untuk memastikan kesembuhan pasien. Jika rakitis tidak segera diobati maka penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Tulang belakang yang melekung secara tidak regular
  • Kejang
  • Kelainan gigi
  • Gagal tumbuh kembang
  • Kelainan bentuk tulang
  • Tulang mudah patah

Analysis Rakitis

Dokter akan melakukan tanya jawab dengan orang tua terkait keluhan yang dialami oleh anak

Selama pemeriksaan, dokter akan menekan tulang anak dengan lembut dan memeriksa apakah ada kelainan. Pemeriksaan tersebut akan berfokus pada:

1. Tengkorak

Bayi yang mengalami rakitis seringkali mempunyai tulang tengkorak yang lebih lunak dan mengalami keterlambatan dalam penutupan titik lunak atau fontanel.

2. Kaki

Meskipun balita yang sehat memiliki kaki sedikit bengkok, tetapi jika anak mengalami bengkok yang berlebihan kemungkinan mengalami rakitis.

3. Tulang rusuk

Beberapa kasus pada anak yang mengalami rakitis terdapat kelainan pada tulang rusuknya menjadi rata dan tulang dada menonjol.

4. Pergelangan tangan dan kaki

Anak yang mengalami rakitis seringkali mempunyai pergelangan kaki dan tangan yang lebih besar daripada anak lainnya.

Setelah melakukan pemeriksaan tersebut, jika anak mengalami rasa nyeri saat tulang ditekan atau dokter menduga adanya kelainan pada tulang anak maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti:

  • Foto rontgen untuk melihat apakah ada kelainan tulang pada tubuh anak
  • Tes darah untuk mengukur kadar vitamin D, peningkatan kadar alkali fosfatase dan memeriksa fungsi ginjal serta hati
  • Biopsi melalui pengambilan sampel jaringan pada tulang untuk diteliti

Pengobatan Rakitis

Sebagian besar kasus anak mengidap rakitis dapat diobati dengan meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D, berjemur di sinar matahari secara rutin, memberikan suplemen kalsium dan vitamin D dengan mengikuti anjuran dokter mengenai dosis.

Namun, mengonsumsi vitamin D harus sesuai dengan saran dokter. Sebab, kebutuhan vitamin D setiap anak berbeda-beda. Maka dari itu, penggunaan vitamin D tidak boleh melebihi batas harian maksimal.

Jika raktis sampai membuat kaki bengkok atau kelainan bentuk tulang belakang, maka dokter menyarankan penggunaan penyangga khusus untuk memperbaiki posisi tubuh anak. Namun jika kelainan bentuk tulang lebih parah, dokter akan melakukan operasi.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera berkonsultasi dengan dokter jika anak mengalami penyakit rakitis atau terdapat tanda dan gejala yang mengarah ke masalah kesehatan tersebut. Peluang kesembuhan anak akan lebih besar bila mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat pada masa pertumbuhan anak.

Jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat maka anak akan mengalami gangguan tumbuh kembang dan kelainan tulang permanen serta komplikasi penyakit lainnya.

Simak Video “Menengok Isi Kampung Sangkal Putung di Sidoarjo
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Sariawan: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jakarta

Kecil, mengganggu, dan terkadang datang tiba-tiba, siapa lagi kalau bukan ulah sariawan. Kondisi ini biasanya terjadi di bibir, bawah lidah, atau gusi. Meskipun berukuran kecil, tetapi sariawan bisa menyakitkan serta membuat makan dan berbicara dengan tidak nyaman.

Apa Itu Sariawan?

Sariawan, disebut juga aphthous ulcers atau stomatitis aftosa rekuren, adalah lesi kecil dan dangkal yang berkembang di jaringan lunak di mulut, di dalam bibir, di bawah lidah, atau di dasar gusi.

Sariawan dimulai dengan sariawan putih atau kekuningan dengan batas merah. Mereka biasanya sangat kecil, kurang dari 1 milimeter, tetapi dapat tumbuh berdiameter 1,3 cm sampai 3 cm. Meskipun kecil, sariawan bisa menyakitkan dan sering membuat makan dan berbicara menjadi tidak nyaman.

Ada tiga jenis sariawan:

1. Sariawan kecil

Sariawan jenis ini mungkin muncul tiga atau empat kali setahun. Mereka biasanya menyerang orang berusia 10 sampai 20 tahun. Diameternya kurang dari 1 cm dan sembuh dalam waktu sekitar seminggu tanpa bekas luka.

2. Sariawan besar

Ini lebih jarang terjadi dan lebih sering terjadi pada orang yang sebelumnya pernah mengalaminya. Jenis ini bisa lebih besar dan bertahan lebih dari dua minggu. Mereka sering sembuh dengan jaringan parut.

3. Sariawan herpes

Jenis ini lebih jarang terjadi dan muncul sebagai kumpulan bisul kecil. Mereka biasanya sembuh dalam waktu sekitar seminggu.

Gejala Sariawan

Sebagian besar sariawan berbentuk lonjong atau bulat dengan bagian tengah berwarna putih atau kuning dan tepi berwarna merah. Mereka terbentuk di dalam mulut, di atas atau di bawah lidah, di dalam pipi atau bibir, atau di gusi.

Seseorang yang mengalami sariawan mungkin merasakan kesemutan atau sensasi terbakar satu atau dua hari sebelum luka benar-benar muncul.

Dalam kasus yang parah, seseorang mungkin juga mengalami:

  • Demam
  • Kelesuan fisik
  • Kelenjar getah bening

Sariawan tidak menular. Mereka biasanya sembuh dalam satu sampai tiga minggu tanpa pengobatan, meskipun rasa sakit biasanya hilang dalam tujuh sampai 10 hari. Sariawan yang serius bisa memakan waktu hingga enam minggu untuk sembuh.

Penyebab Sariawan

Para ahli masih belum mengetahui mengapa sariawan bisa terjadi. Namun, mereka telah menemukan banyak faktor yang dapat memicu perkembangan bisul, termasuk:

  • Stres
  • Cedera pada bagian dalam mulut
  • Makanan asam, seperti buah jeruk
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen
  • Peralatan gigi, seperti kawat gigi atau gigi palsu yang tidak pas
  • Sariawan kompleks dapat berkembang pada orang dengan kondisi sistem kekebalan tubuh, termasuk:
  • Lupus
  • Penyakit Behcet
  • Penyakit celiac
  • Kolitis ulseratif
  • Penyakit Crohn
  • AIDS
  • Kekurangan vitamin tertentu, seperti B3 (niasin), B9 (asam folat), atau B12 (kobalamin), bisa membuat seseorang lebih rentan terkena sariawan. Kekurangan zinc, zat besi, atau kalsium juga bisa memicu atau memperparah sariawan.
  • Dalam beberapa kasus, penyebab sariawan tidak dapat ditentukan.

Faktor Risiko Sariawan

Siapa saja dapat mengalami sariawan. Akan tetapi, sariawan umumnya menyerang usia remaja dan orang berusia 20-an. Wanita juga lebih mungkin terkena sariawan daripada pria. Para ahli percaya ini disebabkan karena perubahan hormonal.

Seringkali, orang dengan sariawan berulang memiliki riwayat keluarga. Ini mungkin karena faktor keturunan atau faktor lingkungan, seperti makanan atau alergen tertentu.

Komplikasi Sariawan

Jika sariawan tak kunjung sembuh dalam beberapa minggu, seseorang mungkin akan mengalami komplikasi yang lebih serius, seperti:

  • Ketidaknyamanan atau rasa sakit saat berbicara, menyikat gigi, atau makan
  • Kelelahan
  • Luka menyebar di luar mulut
  • Demam
  • Selulitis

Temui dokter jika sariawan menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan atau mengganggu hidup dan jika perawatan rumahan tidak berhasil. Pertimbangan untuk melakukan ini bahkan jika komplikasi telah berkembang hanya dalam waktu satu atau dua minggu setelah sakit berkembang.

Infeksi bakteri dapat menyebar dan menimbulkan masalah yang lebih serius, jadi penting untuk menghentikan kemungkinan bakteri penyebab sariawan dengan cepat.

Analysis Sariawan

Dokter biasanya dapat mendiagnosis sariawan dengan memeriksanya. Mereka mungkin akan melakukan tes darah atau biopsy di space tersebut jika dianggap parah atau jika menurut dokter seseorang mungkin mengalami:

  • Virus
  • Defisiensi vitamin atau mineral
  • Gangguan hormonal
  • Masalah dengan sistem kekebalan tubuh
  • Lesi yang mengarah pada kanker mungkin muncul sebagai sariawan, tetapi tidak akan sembuh tanpa pengobatan. Beberapa gejala kanker mulut mirip dengan sariawan, seperti bisul yang menyakitkan dan membengkak di leher.

Namun, kanker mulut sering diindikasikan dengan gejala unik, antara lain:

  • Pendarahan dari mulut atau gusi
  • Gigi lepas
  • Kesulitan menelan
  • Sakit telinga

Jika mengalami gejala-gejala ini bersamaan dengan gejala sariawan, segera temui dokter.

Pengobatan Sariawan

Perawatan sariawan mungkin termasuk produk yang dijual bebas atau diresepkan untuk meringankan gejala. Penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan satu atau lebih dari obat sariawan ini:

  • Anestesi topikal, seperti benzocaine
  • Obat kumur yang mengandung hidrogen peroksida, klorheksidin atau deksametason
  • Salep kortikosteroid, seperti fluocinonide, beclomethasone atau hydrocortisone hemisuccinate
  • Antibiotik, seperti doksisiklin (biasanya direkomendasikan untuk sariawan berulang atau kembali).
  • Jika sariawan disebabkan karena kurang nutrisi, penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan vitamin atau suplemen tertentu.
  • Untuk sariawan yang parah, penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan kauterisasi (membakar jaringan yang terkena). Ini dapat mensterilkan space tersebut, mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.

Selain itu, untuk membantu meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suggestions berikut bisa dicoba:

  • Bilas mulut. Gunakan air garam atau soda kue (larutkan 1 sendok teh soda kue dalam 1/2 cangkir air hangat)
  • Oleskan sedikit susu magnesia pada sariawan beberapa kali sehari
  • Hindari makanan abrasif, asam atau pedas yang dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit lebih lanjut
  • Oleskan es ke luka sariawan dengan membiarkan kepingan es perlahan larut di atas luka
  • Gosok gigi dengan lembut menggunakan sikat lembut dan pasta gigi bebas bahan berbusa

Kapan Harus ke Dokter?

Segera pergi ke dokter jika memiliki sariawan yang:

  • Mulai menyebar
  • Sangat besar
  • Bertahan lebih lama dari dua minggu
  • Mengganggu makan, minum atau rutinitas sehari-hari lainnya
  • Disertai demam tinggi

Simak Video “Standing Penyakit PMK Dialihkan Jadi Keadaan Khusus
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Urethritis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jakarta

Sering berganti-ganti pasangan berisiko menimbulkan infeksi menular seksual (IMS). IMS menyebabkan penyakit lainnya, salah satunya urethritis. Urethritis terjadi ketika saluran uretra radang dan iritasi.

Apa Itu Urethritis?

Urethritis adalah suatu kondisi uretra atau saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh, menjadi radang dan iritasi.

Urethritis tidak sama dengan infeksi saluran kemih (ISK). Urethritis adalah peradangan pada uretra sedangkan ISK adalah infeksi pada saluran kemih. Mereka mungkin memiliki gejala yang sama, tetapi memerlukan metode pengobatan yang berbeda tergantung pada penyebab urethritis.

Urethritis memengaruhi orang-orang dari segala usia. Namun, wanita memiliki peluang lebih besar untuk mengalaminya. Ini sebagian karena uretra pria yang merupakan panjang penis, jauh lebih panjang daripada wanita. Itu membuat bakteri lebih mudah masuk ke uretra.

Gejala Urethritis

Gejala pada pria:

  • Sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Gatal atau terbakar di dekat pembukaan penis
  • Adanya darah dalam air mani atau urin
  • Keluar cairan dari penis

Gejala pada wanita:

  • Lebih sering ingin buang air kecil
  • Rasa tidak nyaman saat buang air kecil
  • Terbakar atau iritasi pada pembukaan uretra
  • Keputihan yang tidak regular dari vagina

Penyebab Urethritis

Infeksi menular seksual adalah penyebab umum urethritis. Selain gonore, IMS lain yang berhubungan dengan urethritis antara lain:

  • Klamidia
  • Trikomoniasis
  • Bulu kemaluan

Namun, seseorang juga bisa terkena urethritis dari:

  • Infeksi saluran kemih
  • Infeksi jamur
  • Paparan iritasi seperti spermisida, douche dan sabun
  • Aktivitas yang menekan uretra, seperti mengendarai sepeda atau tindakan seksual
  • Menempatkan sesuatu di dalam uretra, seperti kateter untuk membantu buang air kecil.

Faktor Risiko Urethritis

Siapapun bisa terkena urethritis. Namun, ada faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena penyakit ini.

  • Berada di antara usia 15 dan 24
  • Memiliki lebih dari satu pasangan seksual
  • Berhubungan seks tanpa pengaman
  • Menggunakan barang-barang yang mungkin mengandung iritan, seperti tampon deodoran, douche, spermisida, atau pelumas pribadi
  • Mengalami trauma pada uretra karena cedera atau pemasangan kateter

Komplikasi Urethritis

Jika infeksi tidak diobati, efeknya bisa bertahan lama dan cukup serius. Infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari saluran kemih, termasuk ureter, ginjal, dan kandung kemih. Infeksi ini bisa menyakitkan dengan sendirinya. Meskipun dapat diobati dengan antibiotik yang lebih intensif, dapat menyebabkan kerusakan pada organ. Infeksi yang tidak diobati juga dapat menyebar ke darah dan mengakibatkan sepsis

Selain itu, IMS yang sering menyebabkan urethritis dapat merusak sistem reproduksi. Wanita dapat mengalami penyakit radang panggul, kemandulan, nyeri panggul yang berkelanjutan, atau nyeri saat berhubungan seks.

Pria mungkin mengalami peradangan yang menyakitkan atau infeksi pada kelenjar prostat,atau penyempitan bagian uretra karena jaringan parut. Buang air kecil terasa menyakitkan.

Analysis Urethritis

Dokter akan bertanya tentang gejala dan memeriksa space genital untuk mengetahui adanya cairan, nyeri tekan, luka, dan tanda-tanda IMS.

Pasien menjalani tes untuk menganalisis sampel urin atau swab yang diambil dari uretra atau space vagina. Tes darah dapat dilakukan untuk memeriksa IMS lainnya, seperti HIV dan sifilis.

Pengobatan Urethritis

Antibiotik dapat menyembuhkan urethritis yang disebabkan oleh bakteri. Banyak antibiotik yang berbeda dapat mengobati uretritis. Beberapa yang paling sering diresepkan termasuk:

  • Adoxa, doxycycline, monodox, oracea
  • Azitromisin, zithromax
  • Ceftriaxone
  • Uretritis akibat infeksi trikomonas (disebut trikomoniasis) biasanya diobati dengan antibiotik yang disebut metronidazol. Tinidazole adalah antibiotik lain yang dapat mengobati trikomoniasis.
  • Pasangan seksual juga harus dirawat untuk mencegah infeksi ulang. Penting untuk melakukan tes ulang setelah 3 bulan untuk memastikan infeksi benar-benar bersih. Ini termasuk bahkan jika pasangan dirawat.
  • Urethritis karena virus herpes simpleks dapat diobati dengan asiklovir, famsiklovir, valasiklovir.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika telah didiagnosis mengidap urethritis, hubungi tenaga medis jika:

  • Tidak merasa lebih baik meskipun telah mengikuti petunjuk minum obat
  • Merasa kondisi semakin buruk
  • Mengalami tanda atau gejala baru
  • Mengalami reaksi buruk terhadap pengobatan

Simak Video “Anak Kedua Asri Welas Dirawat di ICU
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)