Tag: Umur

Influencer Umur 19 Tahun Meninggal usai Jalani Transplantasi Liver Darurat


Jakarta

Seorang influencer di Brasil, Maria Sofia Valim, meninggal dunia setelah menjalani transplantasi liver atau hati darurat. Ia meninggal dunia di usia yang masih muda, yakni 19 tahun.

Kabar duka ini disampaikan sang ayah sekaligus Walikota Caucaia, Brasil, Vitor Valim.

“Dengan rasa sakit dan kesedihan yang terdalam, saya memberi tahu semua orang tentang meninggalnya putri saya tercinta, Sofia,” tulisnya dalam pernyataan yang dikutip dari laman Folks, Rabu (13/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sayangnya, tubuhnya tidak dapat bertahan. Saya berterima kasih kepada semua orang atas doa dan kasih sayang yang diberikan kepada saya dan keluarga saya di saat penderitaan yang luar biasa ini,” sambungnya.

Sekitar dua hari sebelumnya, Vitor membagikan di Instagram bahwa Maria Sofia sudah menemukan donor yang cocok dan telah berhasil menjalani prosedurnya. Namun, sejauh ini ia belum menjelaskan penyebab putrinya harus menjalani transplantasi hati.

Vitor menjelaskan putrinya menjalani transplantasi hati sesuai dengan aturan yang berlaku. Sofia menemukan donor yang tepat di tengah kondisi yang sangat mendesak dan darurat itu.

“Pagi ini donor yang cocok telah ditemukan dan operasi berhasil dilakukan. Namun 48 jam ke depan masih akan dilakukan observasi agar dapat diketahui apakah tubuh Sofia akan menerima organ baru tersebut,” kata Vitor saat Sofia selesai menjalani transplantasi.

Namun, kondisi Sofia ternyata tidak semakin membaik. Sofia yang saat itu berusia 19 tahun meninggal dunia karena komplikasi kesehatan setelah menjalani transplantasi.

Simak Video “Kemenkes Ungkap Hasil Audit Kasus Mati Batang Otak
[Gambas:Video 20detik]
(sao/vyp)

Cerita Wanita Umur 70 Tahun Sukses Lahiran Anak Kembar Lewat Bayi Tabung


Jakarta

Safina Namukwaya, seorang wanita berusia 70 tahun di Uganda, melahirkan bayi kembar pada Rabu (29/11/2023).

Dikutip dari TODAY, Namukwaya hamil melalui program bayi tabung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan perempuan melalui operasi caesar di Girls’s Hospital Worldwide and Fertility Middle Kampala, Uganda.

Bayi kembarnya lahir di usia kehamilan 31 minggu. Dia mengatakan bahwa ia juga memiliki seorang anak perempuan berusia 3 tahun yang menunggunya kembali pulang di dasanya di Uganda, sebuah negara di Afrika Timur.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya merasa luar biasa,” kata Namukwaya kepada TODAY melalui seorang penerjemah lewat panggilan video.

“Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa 70 tahun itu sudah tua, tetapi Tuhan memutuskan bahwa saya bisa memiliki anak kembar di usia 70 tahun. Tidak ada seorang pun yang dapat membatasi otoritas dan kuasa Tuhan,” sambungnya.

Ibu dari tiga anak yang sedang bergantian antara menyusui dan memompa ASI ini mengatakan, ia memiliki komunitas pendukung yang kuat di kampung halamannya.

“Beberapa rumah tangga akan membantu saya mencuci dan mengurus bayi karena usia saya yang sudah lanjut,” kata Namukwaya.

Untuk membantu proses kehamilan anak-anaknya, Namukwaya memilih untuk melakukan fertilisasi in vitro (IVF). Karena usianya yang sudah lanjut, ia menggunakan sel telur donor dan sperma pasangannya.

“Kami menanamkan empat embrio, dan tentu saja, dia mengandung anak kembar,” kata Sali.

Sali berkata bahwa bayi kembar Namukwaya berada di unit perawatan intensif neonatal (NICU) rumah sakit karena mereka lahir prematur. Namun, ia menambahkan bahwa mereka baik-baik saja.

Ketika Namukwaya mendatangi Sali di awal tahun ini untuk melakukan program bayi tabung, Sali tidak ragu-ragu untuk menolongnya.

“Itu adalah hak asasi manusia. Itu adalah tubuhnya. Dia sehat secara fisik,” jelasnya.

Wanita 70 tahun ini sebelumnya telah diejek sebagai “wanita terkutuk” karena tidak memiliki anak sebelum dia melahirkan putrinya pada tahun 2020, menurut laporan kantor berita Agence France-Press (AFP).

Putra Dr Edward Tamale Sali, Arnold Ssali, seorang ahli embriologi klinis yang akrab dengan kasus Namukwaya, berkata bahwa dalam budaya Afrika, “ini semua tentang keluarga – lebih banyak orang, lebih baik.”

Namukwaya juga berkata kepadanya bahwa selalu lebih baik memiliki lebih banyak daripada lebih sedikit.

Namun, pasti ada risiko yang terlibat.

“Menurut saya, apa yang terjadi pada wanita berusia 70 tahun ini sangat tidak bertanggung jawab,” ungkap Dr Brian Levine, seorang direktur praktik di klinik kesuburan di New York.

Menurut Levine, komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional, yang merupakan “gangguan” bagi wanita berusia 40 tahun, dapat menjadi “malapetaka” bagi wanita berusia 70 tahun.

“Information menunjukkan bahwa wanita yang melahirkan di atas usia 50 tahun memiliki tingkat hipertensi, diabetes gestasional, dan persalinan prematur yang lebih tinggi,” kata Levine.

Ia melanjutkan, “Jika serang ibu berusia 70 tahun mengalami pembekuan darah, mengidap stroke, atau serangan jantung, anak-anak akan mengalami keterlambatan perkembangan dan mungkin secara fisik. Dan siapa yang akan merawat anak-anak yang rapuh secara medis ini ketika orang tua mereka meninggal?”

Carmen Bousada tercatat di Guinness World Data sebagai wanita tertua yang melahirkan. Pada tahun 2006, Bousada, yang saat itu berusia 66 tahun, menyambut bayi kembar laki-laki setelah menjalani program bayi tabung. Bousada meninggal pada tahun 2009.

Simak Video “Viral Bayi 5 Bulan Disebut ‘Hamil’, Ini Hasil Diagnosisnya
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Pria Tasikmalaya Umur 28 Kena Diabetes, Diduga gegara Doyan Banget Minuman Manis

Jakarta

Viral kisah seorang pria di Tasikmalaya terkena diabetes di usia yang masih amat muda, yakni 28 tahun. Ia mengakui, memang dirinya amat menggemari minuman manis seperti teh dalam kemasan.

Pria tersebut adalah Irfan Ferlanda (29). Irfan menjelaskan, semua bermula pada Agustus 2019 ketika dirinya menjalani operasi lipoma. Setelah tes darah, seorang perawat menanyakan kondisi gula darah Irfan yang saat itu ketahuan tinggi. Irfan pun kaget. Selama ini ia mengira, penyakit tinggi gula darah cuma bisa dialami orang-orang berusia lanjut.

“Habis tes darah, perawatnya nanya, “Udah lama punya penyakit gula, Pak?” Kaget dong aku. Umur masih 28 waktu itu, masa sih kena penyakit yang biasa diidap orang tua? Ternyata gula darah sewaktu itu udah 250 dan normalnya kurang dari 180,” beber Irfan dalam akun X-nya, dikutip detikcom atas izin bersangkutan, Jumat (1/12/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diduga gegara Kebanyakan Minum Manis

Irfan mengakui, gaya hidupnya selama ini memang tidak sehat. Ia amat menggemari minuman manis dalam kemasan. Juga sehari-hari, ia lebih banyak duduk, jarang berolahraga, bahkan rutin menggunakan vape.

“Bulan Mei 2023 kemarin berat masih 90 kg dan tinggi 165 cm, nge-vape, kerjaannya cuma duduk, nggak pernah olahraga, dan hampir tiap hari minum manis-manis khususnya teh manis kemasan. Bener-bener hampir setiap hari,” jelas Irfan pada detikcom.

Setelah mengetahui bahwa gula darahnya tinggi, Irfan mencoba mengubah gaya hidup sehari-hari. Ia membatasi asupan kalori, berolahraga, tidur cukup, dan menjauhi asupan gorengan, tepung, minuman manis, serta mengganti nasi putih menjadi nasi merah.

Ia berharap, kondisi fisiknya bisa membaik dengan perubahan gaya hidup, tanpa langsung mengandalkan obat-obatan. Pada November 2023, Irfan kembali menjalani tes dan ditemukannya, kadar gulanya sudah regular.

Selain itu, Irfan berhasil memangkas berat badannya sebanyak 12 kg, dari yang sebelumnya mencapai 90 kg kini mencapai 78 kg.

Simak Video “Peringatan Hari Diabetes Sedunia Besama Tropicana Slim
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Terungkap 2 Kebiasaan yang Tak Disangka Bisa Bikin Panjang Umur!


Jakarta

Panjang umur adalah salah satu harapan banyak orang. Dengan harapan, tubuh seseorang bisa awet muda, sehat secara fisik dan jauh dari penyakit sehingga umur menjadi lebih panjang. Apa sih rahasianya?

Ternyata, salah satu rahasia umur panjang ada pada dua kebiasaan yang sebenarnya sederhana. Dua hal tersebut adalah selalu berpikir positif dan optimistis.

Kekuatan berpikir positif disebut bermanfaat untuk kesehatan psychological secara keseluruhan. Pada penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa sikap positif bahkan bisa membantu seseorang hidup lebih lama.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Agustus 2019 menemukan sikap optimistis dikaitkan dengan seseorang yang hidup 11-15 persen lebih lama. Orang tersebut memiliki kemungkinan lebih besar untuk hidup hingga usia 85 tahun atau lebih.

“Memiliki pandangan yang positif dan optimis mengurangi risiko kita terkena penyakit kronis dan memberi kita peluang lebih besar untuk hidup melewati usia 85 tahun,” jelas neuropsikolog Dr Karen D Sullivan, dikutip dari Medical Information Right this moment.

“Mekanisme di balik manfaat ini diperkirakan terkait dengan optimisme perlindungan yang ditawarkan terhadap kerusakan akibat stres. Studi tentang emosi negatif menunjukkan efek melemahnya sistem kekebalan tubuh,” lanjut dia.

Seorang neuropsikolog lainnya yang juga merupakan geropsikolog, dan Direktur Senior Program Kesehatan Otak dan Gaya Hidup di Pacific Neuroscience Institute di Santa Monica, Dr Karen Miller juga mengungkapkan hal senada. Umumnya peradangan yang disebabkan oleh stres adalah salah satu penyebab penuaan yang cepat, kesulitan fisik, dan lebih banyak kesulitan kognitif.

Menurutnya, saat seseorang berpikir positif dan terlibat dalam perilaku positif bisa menurunkan stres dan tingkat peradangan tersebut.

“Jadi ketika kita berpikir positif dan terlibat dalam perilaku positif, seperti meditasi, yoga, keluar dan berjalan-jalan, berolahraga, [atau] menikmati udara segar, semua itu banyak hal yang menurunkan stres kita dan menurunkan tingkat peradangan kita,” bebernya.

“Jika kita mengalami banyak stres, kita akan mengalami peradangan yang lebih tinggi dan peradangan yang lebih tinggi sebenarnya dapat menyebabkan kerusakan sel pada tubuh kita, khususnya otak kita,” pungkas Dr Miller.

Simak Video “Rahasia Panjang Umur Ratu Elizabeth II Hingga 96 Tahun
[Gambas:Video 20detik]
(sao/naf)

4 Makanan yang Harus Dihindari Kalau Ingin Panjang Umur Bak Warga Blue Zone

Jakarta

Ada beberapa makanan yang dapat merusak kualitas hidup sehingga memperpendek umur. Makanan ini tak biasa dikonsumsi orang yang bermukim di wilayah Blue Zone atau Zona Biru.

Kita bisa mencontoh pola asupan makanan orang zona biru agar bisa memperpanjang umur. Mereka juga membatasi beberapa makanan yang bisa meningjatkan risiko penyakit kronis, seperti sakit jantung, kanker, dan penyakit kronis lainnya.

Dikutip dari Insider, berikut sederet makanan yang perlu dihindari kalau ingin panjang umur.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Makanan olahan

Makanan pokok seperti nasi, kacang-kacangan, dan sayuran lebih diutamakan daripada makanan olahan, yang penuh dengan lemak jahat, garam, gula, dan pengawet sebaiknya dibatasi jika ingin berumur panjang.

Makanan ultra-processed meals seperti pizza, keripik, dan makanan kemasan lainnya telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dini akibat penyakit jantung atau kanker.

2. Makanan dengan gula tambahan

Salah satu penyebab umur pendek adalah terlalu banyak gula. Kurangi makanan, seperti kue, permen, dan es krim.

Terlalu banyak makanan manias dapat menyebabkan kenaikan berat badan, masalah temper, kulit, dan risiko diabetes, liver, serta risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.

Alih-alih nyemil yang manis, masyarakat zona biru cenderung makan kacang-kacangan dengan serat dan lemak sehat, atau buah-buahan untuk rasa manis alami.

3. Makanan biji-bijian olahan

Makanan seperti roti putih, pasta, dan kue kering harus dihindari karena lebih baik konsumsi biji-bijian utuh berserat tinggi.

Zona Biru terkenal dengan weight loss program karbohidrat, mereka lebih menyukai biji-bijian daripada makanan tepung-tepungan. Ketika biji-bijian diproses, nutrisi seperti serat, vitamin, dan mineral berkurang dan tekstur makanan menjadi lebih halus agar memiliki umur simpan yang lama. Seringkali, zat kimia juga dicampur untuk meningkatkan rasa.

Kurangnya serat dalam biji-bijian olahan dapat membuat tubuh merasa mudah lapar sehingga banyak makan dan memicu lonjakan gula darah.

4. Minuman manis

Hindari minuman manis seperti soda, jus kemasan, minuman berenergi, dan sejenisnya. Kebiasaan mengonsumsi ini dapat meningktkan risiko kanker dan penyakit kronis lainnya.

Perbanyak air putih untuk menghidrasi tubuh. Lalu, bisa konsumsi kopi dan teh dengan kandungan tinggi antioksidan, mikronutrien yang meminimalisir risiko penyakit kronis.

Simak Video “Kenalan Sama Keju Mazaraat, Keju Organik Produk Lokal
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

9 Kebiasaan Sehat Bikin Panjang Umur, Mudah Dilakukan Sehari-hari

Jakarta

Semua orang tentu menginginkan umur yang panjang. Ada banyak cara yang dilakukan orang-orang untuk meningkatkan peluang hidup yang panjang dan mencegah terserang penyakit.

Sejumlah riset menunjukkan ciri-ciri yang menunjukkan seseorang memiliki kemungkinan lebih untuk berumur panjang. Apa saja?

9 Kebiasaan Sehat yang Berpotensi Bikin Panjang Umur

Hidup yang sehat seperti berolahraga, makan makanan sehat hingga tidur yang cukup bisa berpotensi membuat panjang umur. Berikut penjelasannya:


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Aktif secara Fisik

Mengutip Healthline, tetap aktif secara fisik bisa membuat tubuh tetap sehat. Menurut jurnal The Lancet tahun 2011, meluangkan waktu setidaknya 15 menit per hari untuk berolahraga bisa membantu tubuh memperoleh manfaat yang mencakup tambahan 3 tahun kehidupan. Selain itu, risiko kematian dini bisa menurun sebesar 4% untuk setiap tambahan 15 menit aktivitas fisik harian.

Sementara itu, sebuah studi pada tahun 2012 di Archives of Inside Medication mengatakan bahwa kebugaran fisik di usia paruh baya bisa memprediksi seberapa sehat seseorang nantinya. Riset ini mengikuti 19.000 orang dewasa paruh baya.

Hasilnya, yang paling bugar cenderung tak mengalami alzheimer, kanker, penyakit jantung dan diabetes tipe 2 di usia 70-an dan seterusnya. Laki-laki yang paling bugar memiliki tingkat kebugaran yang setara dengan berlari sejauh delapan menit, sedangkan wanita mempunyai degree yang sama dengan berlari sejauh satu mil dalam 10 menit.

2. Makan makanan Sehat

Mengonsumsi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian bisa menurunkan risiko penyakit dan meningkatkan peluang umur panjang. Sebuah penelitian College of Michigan melibatkan 700 peserta berusia 70-an. Wanita yang mengkonsumsi banyak sayuran dan buah memiliki kemungkinan kematian 46 persen lebih rendah selama lima tahun dibandingkan dengan mereka yang jarang mengkonsumsinya.

Selain itu, banyak penelitian yang menghubungkan pola makan nabati dengan penurunan risiko kematian dini, risiko kanker, penyakit jantung, depresi dan kerusakan otak. Hal ini disebabkan oleh nutrisi dan antioksidan dalam makanan nabati yang meliputi polifenol, karotenoid, folat dan vitamin C.

3. Tidak Mudah Stres

Merasa bahagia bisa menjauhkan dari berbagai penyakit dan meningkatkan peluang berumur panjang. Sebuah studi tahun 2012 yang melibatkan 243 sukarelawan. Hasilnya menunjukkan bahwa optimisme dan kegembiraan menjadi salah satu faktor umur panjang seseorang.

Riset menunjukkan bahwa perempuan yang stres atau cemas dua kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung, stroke, kanker dan paru-paru. Selain itu, pria yang stres atau cemas memiliki kemungkinan risiko kematian dini tiga kali lebih tinggi dari mereka yang lebih santai.

Penelitian lainnya melibatkan 180 biarawati Katolik yang menganalisis tingkat kebahagiaan mereka saat pertama kali memasuki biara, kemudian membandingkan tingkat kebahagiaan tersebut dengan umur mereka. Hasilnya, mereka yang merasa paling bahagia di usia 22 tahun mempunyai kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk hidup 60 tahun kemudian.

4. Memiliki Lingkungan yang Sehat

Para peneliti melaporkan bahwa menjaga lingkaran sosial yang sehat bisa membantu seseorang hidup hingga 50% lebih lama. Bahkan pada faktanya memiliki 3 ikatan sosial saja bisa menurunkan risiko kematian dini lebih dari 200 %.

Jika seseorang bergaul dengan teman yang sehat, dia akan ikut termotivasi. Menurut The New England Journal of Medication, jika seseorang memiliki teman yang menambah berat badan, maka dia memiliki peluang lebih mengalami hal yang sama hingga 57 persen.

5. Suka Tidur Siang

Tidur merupakan hal yang penting bagi kesehatan. Mengutip Nicely+Good , menurut jurnalis Nationwide Geographic, tidur siang adalah hal yang biasa di seluruh Blue Zones. Blue Zones merupakan wilayah di dunia, di mana orang-orang cenderung hidup paling lama dan sehat.

Orang-orang yang paling rutin tidur siang di Blue Zones adalah penduduk Ikaria, Yunani. Mereka pulang ke rumah saat matahari berada pada titik teriknya. Mereka akan menikmati makanan, setelah itu tidur siang singkat.

Hal ini juga dibuktikan lewat penelitian di Harvard yang melibatkan 23.000 orang selama enam tahun. Hasilnya, mereka yang rutin atau teratur tidur siang selama 30 menit berkemungkinan 37 persen lebih rendah meninggal karena penyakit jantun

6. Mengkonsumsi Kunyit

Mengkonsumsi kunyit dapat menjadi strategi untuk menunda penuaan. Rempah ini mengandung senyawa bioaktif ampuh bernama kurkumin.

Berkat sifat antioksidan dan anti-inflamasinya, kurkumin dianggap membantu menjaga fungsi otak, jantung, paru-paru. Selain itu, kunyit juga melindungi dari kanker dan penyakit terkait usia.

7. Menghindari Rokok

Merokok sangat berkaitan dengan penyakit dan kematian dini. Sebuah penelitian dari Nationwide Library of Medication menunjukkan bahwa orang yang berhenti merokok padaa usia 35 tahun bisa memperpanjang hidup mereka hingga 8,5 tahun.

8. Berhati-hati

Kehati-hatian mengacu pada kemampuan seseorang untuk melakukan hal secara disiplin, terorganisir, efisien dan berorientasi pada tujuan. Menurut penelitian yang mengamati 1.500 anak laki-laki dan perempuan hingga usia lanjut, anak-anak yang dianggap gigih, terorganisir dan disiplin hidup 11% lebih lama dibandingkan dengan mereka yang kurang teliti.

Orang yang teliti kemungkinan memiliki tekanan darah lebih rendah, kondisi kejiwaan yang lebih baik dan risiko diabetes, masalah jantung atau persendian yang lebih rendah. Kemungkinan hal ini terjadi karena orang yang memiliki kesadaran tinggi cenderung tidak mengambil risiko berbahaya atau bereaksi negaif terhadap stres. Orang-orang ini cenderung bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka.

9. Minum Kopi atau Teh

Kopi dan teh dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis. Menurut penelitian, polifenol dan katekin yang ada di teh hijau bisa menurunkan risiko kanker, diabetes dan penyakit jantung.

Sementara itu, kopi dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan kanker tertentu, seperti penyakit otak seperti Alzheimer dan Parkinson. Meski begitu, kebanyakan kafein juga bisa menyebabkan kecemasan. Jadi, batasi asupan sesuai dengan yang disarankan, yaitu 400 mg per hari.

Itulah 9 kebiasaan sehat yang bisa diupayakan untuk membuat panjang umur dengan mencegah datangnya penyakit. Kamu tertarik untuk mempraktekannya?

Simak Video “Pola Hidup Sehat untuk Anak Muda Demi Kesehatan Jantung
[Gambas:Video 20detik]
(elk/row)

Curhat Wanita Kena Stroke di Umur 26, Ketahuan saat Terkapar di Kamar Mandi


Jakarta

Seorang wanita muda terkena stroke di usia 26 tahun, beberapa bulan setelah melahirkan. Ia sempat curiga, kondisinya itu timbul karena ia sempat mengkonsumsi obat kombinasi sebelum melahirkan.

Wanita tersebut adalah Donna King di County Durham, Inggris. Serangan stroke tersebut Donna alami sekitar 11 tahun lalu, ketika Donna sedang berada di rumah bersama bayinya yang Masih berusia empat setengah bulan.

Kini dalam kondisi usia Donna sudah 37 tahun, hanya satu lengan Donna yang bisa berfungsi dengan regular. Menurutnya, kondisinya itu dipicu oleh efek samping penggunaan pil kontrasepsi kombinasi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Donna mengaku, dirinya tak pernah mengalami gejala ‘khas’ stroke seperti vertigo atau masalah pendengaran. Ketika serangan stroke itu terjadi, semua terjadi begitu saja tanpa gejala apa pun. Suami Donna, Nicky, menemukan Donna sudah terkapar di kamar mandi dan langsung memanggil ambulans.

“Saya bisa memastikan bahwa Millie (anak Donna) ada di tempat tidur dan untungnya saya tidak berguling. Tapi saya tidak bisa melihat dengan jelas. Ketika paramedis tiba, mereka mengira saya terkena infeksi telinga yang parah. Mereka sempat menyuruh saya beristirahat, tapi saya memohon minta dibawa ke rumah sakit,” ungkap Donna dikutip dari Mirror Information UK, Kamis (2/11/2023).

Seiring waktu, kondisi Donna terus memburuk. Ia kehilangan kemampuan berbicara dengan regular, begitu juga kemampuan berjalannya menurun. Ia sempat berada dalam kondisi kritis dan menjalani perawatan di RS selama tiga bulan.

“Saya kritis selama beberapa minggu pertama. Saya bahkan risak bisa melihat Millie sampai setelah beberapa minggu di rumah sakit kerika saya sudah harus lebih stabil. Saya harus menggunakan tabel ejaan untuk berkomunikasi dan dibawa berkeliling menggunakan kursi roda,” tutur Donna.

Meski kini sudah bisa berbicara dan berjalan dengan regular, Donna mengaku hanya satu lengannya yanf bisa bekerja dengan regular. Donna merasa, dirinya telah melewatkan berbagai peran yang harusnya ia jalani sebagai seorang ibu.

“Saya melewatkan begitu banyak pencapaian sebagai ibu. Tapi Nicky luar biasa dan Millie belajar melakukan banyak hal sendiri. Seperti menata rambut dan mengikat tali sepatu. Saya sangat bangga padanya. Kami belajar untuk melakukan banyak hal. Segalanya bersama-sama ketika saya dalam pemulihan,” pungkasnya.

Kini, Donna bekerja untuk mendukung Nationwide Well being Service (NHS) dan Asosiasi Stroke. Ia berharap dengan pekerjaannya sekarang, ia bisa ikut serta membantu orang-orang yang mengalami penyakit serupa dengan dirinya.

Simak Video “Penyakit Jantung Penyakit Orang Tua?
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Nggak Harus 10 Ribu Langkah Sehari, Ini Temuan Riset soal Kunci Hidup Panjang Umur

Jakarta

Sering mendengar bahwa jalan kaki 10 ribu langkah sehari adalah cara untuk menjaga kesehatan jantung, bahkan bisa bikin hidup panjang umur? Baru-baru ini, ilmuwan menemukan fakta berbeda lho. Menurutnya, sebenarnya untuk hidup sehat, langkah yang dicapai sehari tak perlu mencapai 10 ribu. Bagaimana tuh?

Umumnya, seseorang dianjurkan untuk berjalan kaki 10 ribu sehari. Namun studi terbaru menyebut, angka tersebut sebenarnya tidak memiliki dasar ilmiah. Dipimpin oleh Universitas Granada (UGR) dan Universitas Iowa, temuan menunjukkan berjalan 8.000 langkah setiap hari, atau sekitar 6,4 km, sebenarnya sudah cukup untuk membantu seseorang hidup panjang umur.

Diterbitkan minggu ini di Journal of American School of Cardiology, penelitian ini mengidentifikasi jumlah langkah optimum yang dapat memberikan manfaat terbesar bagi kebanyakan orang. Riset tersebut menunjukkan efek berjalan kaki juga sebenarnya berkaitan dengan kecepatan berjalan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Secara tradisional, banyak orang berpikir bahwa Anda harus mencapai sekitar 10.000 langkah sehari untuk memperoleh manfaat kesehatan, sebuah gagasan yang muncul di Jepang pada tahun 1960an tetapi tidak memiliki dasar sains,” kata penulis utama studi tersebut, Profesor Francisco B. Ortega dari Departemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga UGR, dikutip dari Each day Data, Selasa (31/10/2023)..

“Kami telah menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa semakin banyak langkah yang Anda ambil, semakin baik, dan tidak ada jumlah langkah berlebihan yang terbukti berbahaya bagi kesehatan,” imbuhnya. Sembari ia menjelaskan, 7.000-9.000 langkah sehari pun cukup untuk meningkatkan kesehatan.

Di samping itu, riset tersebut juga menyoroti bagaimana berjalan cepat lebih efektif meningkatkan kesehatan dibandingkan berjalan dengan langkah lambat. Berkaitan dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, sebagian besar manfaatnya terlihat pada sekitar 7.000 langkah.

Terungkap! Ini yang Ada di Darah Orang Panjang Umur Berusia 100 Tahun


Jakarta

Sudah sering terdengar, gaya hidup yang baik berupa asupan makan sehat dibarengi aktivitas fisik adalah kunci untuk bisa hidup panjang umur. Hal itulah yang disebut-sebut bisa membuat beberapa orang di dunia hidup mencapai usia 100 tahun, bahkan lebih.

Sejumlah ahli medis meyakini, pasti ada faktor tertentu yang membuat beberapa orang bisa hidup panjang umur. Sejalan dengan temuan peneliti baru-baru ini, rupanya memang ada yang berbeda di darah orang-orang yang berumur 100 tahun atau lebih. Seperti apa?

“Mereka yang berhasil mencapai ulang tahun keseratus cenderung memiliki kadar glukosa, kreatinin, dan asam urat yang lebih rendah sejak usia 60-an dan seterusnya,” tulis rekan penulis Dr Karin Modig, profesor di Karolinska Institutet Swedia, dikutip dari New York Publish, Rabu (11/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sangat sedikit dari orang berusia seratus tahun yang memiliki kadar glukosa di atas 6,5 pada awal hidupnya, atau tingkat kreatinin di atas 125,” sambungnya.

Diketahui, kadar kreatinin yang tinggi mengindikasikan masalah ginjal, dan asam urat dikaitkan dengan peradangan. Kemudian kadar glukosa (atau gula darah) yang tinggi dapat menyebabkan diabetes.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal GeroScience ini mencakup knowledge dari 44.000 orang di Swedia, yang lahir antara tahun 1893 hingga 1920. Seluruh peserta penelitian tersebut menjalani pemeriksaan kesehatan pada usia 64 hingga 99 tahun.

Selain asam urat, glukosa, dan kreatinin, peneliti juga mengamati kadar kolesterol whole dan zat besi.

“Orang-orang yang memiliki tingkat kolesterol whole dan zat besi yang terendah dari lima kelompok memiliki peluang lebih rendah untuk mencapai usia 100 tahun dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat kolesterol whole dan zat besi yang lebih tinggi,” tulis Modig.

Lewat penelitiannya, para ahli medis tidak memberikan rekomendasi gaya hidup tertentu. Namun, mereka berfokus kepada faktor-faktor tertentu dalam darah yang diyakininya, mempengaruhi potensi seseorang untuk hidup panjang umur.

“Masuk akal untuk berpikir bahwa faktor-faktor seperti nutrisi dan asupan alkohol berpengaruh (terhadap potensi panjang umur). Memperhatikan kondisi ginjal dan hati Anda, serta glukosa dan asam urat seiring bertambahnya usia, mungkin bukan ide yang buruk,” beber Modig.

Namun seiring temuannya itu, peneliti juga tidak memungkiri bahwa ada kemungkinan, orang-orang yang hidup panjang umur tidak terlepas dari faktor keberuntungan.

“Tetapi fakta bahwa perbedaan biomarker dapat diamati jauh sebelum kematian menunjukkan bahwa gen dan gaya hidup juga mungkin berperan,” pungkas Modig.

Simak Video “Penyebab Golongan Darah A Lebih Rentan Kena Stroke di Usia Muda
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Paru-paru Wanita Umur 26 Kolaps gegara Sering Nge-vape, Begini Awal Mulanya


Jakarta

Sudah sering terdengar, efek vape dan rokok elektrik sebenarnya tidak lebih ‘enteng’ dibandingkan rokok konvensional. Namun nyatanya, masih ada orang yang beranggapan bahwa vape bisa menjadi alternatif untuk berhenti merokok. Salah satunya wanita berusia 26 tahun, Jodie Hudson yang kini sudah kapok gegara paru-parunya kolaps imbas keseringan nge-vape.

Sebelum menggunakan vape, Jodie terbiasa mengkonsumsi rokok konvensional sejak usianya 18 tahun. Namun dua tahun terakhir ini, ia sengaja beralih ke vape dengan harapan bisa berhenti merokok. Tak disangkanya, penggunaan vape yang amat sering membuatnya mengalami pneumonia. Dalam seminggu, Jodie bisa membeli vape sekali pakai sebanyak dua sampai tiga kali.

“Ketika dia (anak) lahir, pasangan saya menggunakan vaping dan saya berpikir saya akan mencobanya karena sepertinya lebih sehat karena tidak mengandung semua tembakau dan saya sangat menyukainya,” ungkap Jodie dikutip dari The Solar, Senin (9/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya sebenarnya menganggapnya lebih membuat ketagihan daripada merokok. Dengan vaping, Anda bisa memilih rasa apa saja dan tidak ada sisa rasa seperti rokok. Saya jadi ketagihan,” katanya lebih lanjut.

Pada akhir September lalu, Jodie tiba-tiba merasa kesulitan bernapas ketika sedang berada di rumah. Saking sesaknya, ia sampai tak bisa berjalan dan bergerak bebas. Ia pun segera dilarikan rumah sakit Bassetlaw. Di sana, barulah ketahuan bahwa Jodie mengidap pneumonia.

Mengacu pada John Hopkins Drugs di Maryland, AS, pneumonia lipoid bisa terjadi ketika zat berminyak di e-liquid terhirup, kemudian memicu respons peradangan di paru-paru. Gejalanya berupa batuk kronis, sesak napas, dan batuk darah atau lendir darah.

“Saya pikir ini bisa menjadi sesuatu yang lebih serius jika saya tidak menghentikannya sekarang (menggunakan vape). Ibuku berkata kepadaku kamu benar-benar harus berhenti, kamu mungkin mati,” ujar Jodie.

“Para dokter mengatakan jelas bahwa vaping berdampak pada paru-paru saya. Mereka tidak mengatakan apakah ada kerusakan permanen atau apa pun, tetapi saya harus kembali untuk melakukan rontgen lagi untuk memeriksanya,” pungkasnya.

Simak Video “WHO Minta Semua Negara Setop Rokok dan Vape di Sekolah!
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)