Jakarta

Dilansir dari laman Well being Direct, miom adalah tumor non-kanker yang tumbuh di dalam dan sekitar dinding rahim. Jenis tumor jinak ini umumnya terjadi pada wanita usia 30-50 tahun.

Ukurannya bervariasi dari yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang hingga seukuran melon. Miom bisa hanya satu, tetapi bisa juga ada beberapa benjolan.

Gejala Miom

Umumnya wanita penderita miom tidak menunjukkan gejala apa pun. Pada pasien yang mengalami miom, gejala dapat dipengaruhi oleh lokasi, ukuran, dan jumlahnya.

Dilansir dari laman Mayo Clinic, beberapa gejala miom paling umum meliputi:

  • Pendarahan menstruasi yang berat
  • Periode menstruasi berlangsung lebih dari seminggu
  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih
  • Sakit punggung atau sakit kaki
  • Sering buang air kecil
  • Tekanan atau nyeri panggung

Penyebab Miom

Penyebab pasti mioma belum sepenuhnya diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang diyakini berkontribusi terhadap perkembangan mioma yaitu:

1. Faktor Hormonal

Hormon estrogen dan progesteron memainkan peran penting dalam pertumbuhan miom. Selama siklus menstruasi, produksi estrogen meningkat seiring dengan ovulasi. Perubahan kadar hormon selama kehamilan kehamilan atau penggunaan kontrasepsi dapat mempengaruhi pertumbuhan miom.

2. Faktor Genetik

Kecenderungan perkembangan miom dapat diwariskan melalui garis keturunan. Kelainan genetik dan gen tertentu terkait dengan perkembangan miom.

Meskipun peran genetik cukup signifikan, interaksi antara faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan miom.

3. Faktor Makanan

Asupan makanan dapat mempengaruhi perkembangan miom. Makanan kaya lemak jenuh, gula tambahan, dan daging merah dipercaya dapat meningkatkan risiko miom.

Kelebihan berat badan atau obesitas juga terkait dengan peningkatan risiko miom karena jaringan lemak menghasilkan hormon estrogen tambahan yang merangsang miom.

4. Usia

Risiko perkembangan miom cenderung meningkat pada wanita usia reproduksi, terutama antara usia 30 hingga 50 tahun.

Saat mendekati menopause, perubahan hormonal dari kadar estrogen dan progesteron mulai fluktuatif hingga menurun dapat mempengaruhi pertumbuhan miom.

Cara Mengobati Miom

Pengobatan miom tergantung dengan ukuran, jumlah, dan gejala yang dialami. Beberapa pengobatan yang umum dilakukan untuk mengatasi miom adalah sebagai berikut:

1. Pemantauan

Jika miom relatif kecil dan tidak mengganggu, pemantauan bisa menjadi pilihan yang dipertimbangkan. Hal ini karena banyak miom tumbuh lambat dan tidak mengganggu. Akan tetapi, penting untuk terus berkomunikasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan secara teratur.

2. Pemberian Obat

Dokter dapat meresepkan berbagai jenis obat untuk meredakan gejala miom kecil. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan nyeri yang seringkali dirasakan akibat adanya miom.

3. Prosedur Non-Bedah

Salah satu Prosedur non bedah untuk mengatasi miom adalah embolisasi arteri rahim (UFE).

Dokter menggunakan kateter untuk mengirim partikel kecil ke arteri yang memasok darah ke miom. Partikel ini akan memblokir aliran darah ke miom, menghentikan pasokan nutrisi dan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.

4. Operasi

Jika miom memiliki ukuran besar dan menyebabkan gejala yang parah, maka diperlukan tindakan operasi.

Miomektomi adalah prosedur operasi yang bertujuan untuk mengangkat miom dan mempertahankan rahim. Miomektomi lebih umum dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan kemampuan reproduksinya.

5. Terapi Fokus Ultrasonik Terarah

Terapi Fokus Ultrasonik Terarah (MRgFUS) menggunakan gelombang ultrasonik fokus yang diarahkan melalui kulit dengan bantuan pencitraan MRI (magnetic resonance imaging) untuk merusak dan menghancurkan jaringan miom secara selektif tanpa memerlukan sayatan.

Prosedur ini dilakukan dengan pasien tetap sadar tetapi memiliki rasa sakit yang sedikit.

Itulah tadi penjelasan tentang miom. Mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya. Jadi, miom adalah tumor non kanker pada rahim yang perlu diwaspadai.

Simak Video “Soal Aturan Vaksinasi Covid-19 di Masa Endemi, Masih Free of charge?
[Gambas:Video 20detik]
(inf/inf)