Jakarta

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) melaporkan peningkatan kasus penyakit pernapasan terkait polusi, termasuk infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di ibu kota konsisten melampaui 100 ribu per bulan setelah periode Oktober 2022.

Tren kenaikan pasien asma juga tak jauh berbeda. Misalnya di RSUP Persahabatan, kasus penyakit diduga imbas polusi tersebut bahkan merangkak naik melampaui 30 persen.

Laporan peningkatan ini juga disorot Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menurutnya, kasus ISPA di DKI Jakarta yang semula hanya berkisar 50 ribu, kini kenaikannya tercatat sebanyak dua kali lipat.

Imbasnya, disebut Menkes memicu pembiayaan kesehatan meningkat. Diperkirakan biaya perawatan akibat penyakit pernapasan bisa melampaui Rp 10 triliun.

“Respiratory illnesses yang saya sampaikan itu tahun lalu complete klaimnya di BPJS Rp 10 triliun. Jadi pasti tahun ini kalau lebih banyak yang kena itu akan naik,” ucapnya.

Catatan penambahan kasus ISPA di DKI sebenarnya sempat dirinci Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Ngabila Salama. Berikut laporannya sepanjang 2023 terkait kasus ISPA:

  • Januari: 102.609 kasus
  • Februari: 104.638 kasus
  • Maret: 119.734 kasus
  • April: 109.705 kasus
  • Mei: 99.130 kasus
  • Juni: 102.475 kasus

Aplikasi pemantau kualitas udara Nafas Indonesia dan Halodoc kemudian melakukan kerja sama riset soal pelaporan ISPA Jabodetabek periode Juni hingga Agustus 2023. Mereka melaporkan ada kenaikan 33 persen melalui knowledge yang dihimpun dari jumlah konsultasi on-line di Halodoc.

Dari complete tersebut, 15 kecamatan dengan kenaikan kasus ISPA tertinggi di Jabodetabek meliputi:

  1. Penjaringan
  2. Cengkareng
  3. Grogol Pertamburan
  4. Kelapa Dua
  5. Pulo Gadung
  6. Menteng
  7. Tanah Abang
  8. Kebayoran Baru
  9. Cikarang Selatan
  10. Pamulang
  11. Cilandak
  12. Pasar Minggu
  13. Jagakarsa
  14. Cimanggis
  15. Tapos

Kenaikan ini disebut sejalan dengan tren peningkatan konsentrasi polusi PM 2.5. Dalam gambaran grafik yang ditampilkan, jumlah konsultasi kasus ISPA merangkak naik paling tinggi di periode 24 hingga 30 Juli 2023 saat konsentrasi PM 2.5 di angka 58, kategori merah alias tidak sehat.

Begitu juga dengan catatan 7 hingga 13 Agustus, saat polusi tinggi berada di konsentrasi PM 2.5 angka 56, complete pasien konsultasi ISPA trennya meningkat, bahkan lebih tinggi dari periode Juli 2023.

“Kaitan tingkat polusi dengan kasus ISPA cukup mengkhawatirkan. Setiap peningkatan 10 µg/m³ dari baseline PM 2.5, ada kenaikan konsultasi ISPA 33 persen,” beber studi Nafas dan Halodoc, dalam keterangan yang diterima detikcom Kamis (24/8/2023).

Simak Video “Polusi Jakarta Memprihatinkan, Paparannya Bikin Iritasi Saluran Napas
[Gambas:Video 20detik]
(naf/suc)