Jakarta

Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan paling mematikan di Indonesia. Menurut information Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018 ada tren peningkatan penyakit jantung dari yang sebelumnya 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.

Penyakit jantung tersebut meliputi hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung, serangan jantung atau sindrom koroner akut, kelainan irama jantung, kematian mendadak, dan masih banyak lagi. Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk mencegah penyakit jantung adalah pola makan sehat, kontrol stres, hindari merokok, hindari konsumsi alkohol hingga kebiasaan olahraga.

Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk mencegah penyakit jantung adalah pola makan sehat, kontrol stres, hindari merokok, batasi konsumsi alkohol hingga kebiasaan olahraga.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Hingga saat ini, penyakit jantung masih menempati urutan pertama penyebab kematian tertinggi di Indonesia bahkan di dunia. Menurut information WHO penyakit jantung koroner dan stroke masih menyumbang 16% dari penyebab kematian,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dr Radityo Prakoso, SpJP(Okay).

“Pada tahun 2020 terdapat sekitar 20 juta orang di dunia meninggal karena jantung dan stroke dan diprediksi akan meningkat menjadi 24.2 juta orang pada tahun 2030. Meskipun begitu, penyakit tersebut merupakan penyakit yang dapat dicegah dan dideteksi secara dini oleh masyarakat,” sambungnya.

Modifikasi gaya hidup yang lebih sehat dapat menjadi salah satu bentuk pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini harus diperhatikan terlebih penyakit jantung bisa dialami oleh semua kalangan baik dari muda hingga tua. Masyarakat dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik seperti banyak bergerak dan olahraga.

“Olahraga adalah salah satu cara paling ampuh untuk menjaga kesehatan. Selain bisa meningkatkan daya tahan tubuh, olahraga juga menjadi salah satu ajang rekreasi yang menyehatkan juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung,” ujar Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Esti Nurjadin.

“Salah satu aktivitas fisik yang paling mudah dilakukan adalah berjalan kaki. Berjalan dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan. Lebih dari itu, berjalan kaki juga bermanfaat besar bagi kesehatan jantung kita,” sambungnya.

Selain itu, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung adalah dengan melakukan pemeriksaan mandiri dengan MENARI (Meraba Nadi Sendiri). MENARI adalah sebuah gerakan self-assessment yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung dan bisa dilakukan di mana saja.

“MENARI merupakan salah satu cara mudah untuk mengenali atrial fibrilasi serta gangguan irama jantung lainnya yang diharapkan dapat mencegah komplikasi lebih lanjut seperti stroke dan gagal jantung. Kita juga harus mengenali gejala-gejala penyakit jantung lainnya seperti cepat lelah, irama jantung tak beraturan, sesak nafas, berdebar, kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari, rasa nyeri di dada terasa seperti tertekan dan diikat, serta pusing juga rasa mengambang seperti berputar hingga pingsan,” ucap Founder MENARI Prof Dr dr Yoga Yuniadi, SpJP(Okay).

“Jika kita mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan, jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter agar bisa ditangani sesuai kebutuhan,” tambahnya.

Dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia tahun 2023, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) akan menyelenggarakan beberapa program seperti kegiatan jalan sehat (Coronary heart Stroll) sejauh 7 kilometer dengan rute membentuk hati yang akan diselenggarakan di delapan kota besar di Indonesia (Jakarta, Pontianak, Bandung, Medan, Malang, Mataram, Palembang, dan Makassar).

Selain itu juga akan ada pemecahan Rekor MURI untuk kegiatan pemeriksaan mandiri menilai denyut nadi diri sendiri (MENARI) dengan peserta terbanyak yang dilakukan serentak di berbagai kota di Indonesia, serta sosialisasi kegiatan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada masyarakat umum sebagai kegiatan edukasi dan praktek langsung terhadap para first responders terhadap pasien henti jantung di lapangan.

Puncak rangkaian kegiatan ini akan diramaikan oleh parade kostum dengan tema Hari Jantung Sedunia dan penampilan spesial dari grup musik RAN yang akan dilakukan di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada Kamis 28 September 2023.

Ketua Penyelenggara Coronary heart Stroll dan Ketua Bidang Komunikasi dan Promotif Yayasan Jantung Indonesia Mela Sabina mengatakan bahwa Coronary heart Stroll merupakan salah satu bentuk komitmen Yayasan Jantung untuk terus melakukan kampanye dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya mempertahankan gaya hidup sehat agar terhindar dari risiko penyakit jantung.

Ketua Pelaksana Kegiatan Hari Jantung Sedunia 2023 dr Bambang Dwiputra, SpJP(Okay) menambahkan, bahwa dengan adanya acara ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mencegah dan mendeteksi dini terkait risiko penyakit jantung menjadi lebih tinggi.

“Pada tahun ini kita akan memfokuskan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap berbagai penyakit jantung dengan berolahraga, MENARI (meraba nadi sendiri), serta memberikan bantuan hidup dasar,” ucap dr Bambang.

Hari Jantung Sedunia merupakan pengingat bagi semua orang di seluruh dunia untuk menjaga jantungnya. Kampanye tahun ini yang bertajuk Use Coronary heart Know Coronary heart berfokus pada langkah penting yaitu Kenali Jantungmu, Sayangi Jantungmu.

Kampanye ini juga merupakan momentum untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya berolahraga untuk menjaga kesehatan jantung pembuluh darah melalui kegiatan jalan sehat Indonesia Coronary heart Stroll, MENARI sebagai upaya deteksi dini gangguan irama jantung secara mandiri, serta BHD sebagai respon awal masyarakat pada henti jantung.

Berminat ikutan? Yuk daftar DI SINI

Simak Video “Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Jalani Perawatan Intensif
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna)