Jakarta

Warga Gunungkidul yang terpapar antraks disebut sempat menggali lagi hewan ternak yang mati dari kuburnya untuk kemudian mengonsumsi dagingnya. Setelah satu orang warga Pedukuhan Jati, Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, meninggal, otoritas setempat memulai penyelidikan.

“Yang dikonsumsi masyarakat ada tiga ekor sapi. Ketiganya sudah sakit dan mati,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti Wulandari kepada detikJateng di Kantor Pemkab Gunungkidul, Rabu (5/7/2023).

Sejauh ini dilaporkan 93 warga Gunungkidul positif antraks. Tiga di antaranya meninggal dunia.

Antraks merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis. Bakteri ini memiliki kemampuan membentuk spora yang tahan terhadap perubahan cuaca dan mampu bertahan di tanah selama bertahun-tahun sehingga sulit untuk dieliminasi.

Saat masuk ke dalam tubuh, spora menjadi aktif. Ada beberapa cara yang menyebabkan spora masuk dalam tubuh manusia seperti kontak dengan kulit, inhalasi, dan konsumsi daging hewan yang terkontaminasi penyakit antraks.

Penyakit ini tidak menular antar-manusia.

Dikutip dari CDC, beberapa jenis infeksi dari penyakit antraks, mulai dari kulit sampai gastrointestinal.

Biasanya, antraks masuk ke dalam tubuh melalui kulit, paru-paru, atau sistem pencernaan. Semua jenis antraks pada akhirnya dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan kematian jika tidak diobati dengan antibiotik.

1. Infeksi Antraks kulit

Antraks kulit adalah bentuk infeksi antraks yang paling umum, dan juga dianggap paling tidak berbahaya. Infeksi biasanya muncul 1 hingga 7 hari setelah paparan.

Ketika spora antraks masuk ke kulit, biasanya melalui luka atau goresan, seseorang dapat mengalami antraks kulit. Antraks kulit paling sering terjadi di kepala, leher, lengan bawah, dan tangan. Ini mempengaruhi kulit dan jaringan di sekitar tempat infeksi.

2. Infeksi Antraks Inhalasi

Ketika seseorang menghirup spora antraks, mereka dapat mengalami antraks inhalasi.. Antraks jenis ini terjadi karena pengidap antraks menghirup spora dan masuk hingga paru-paru. Gejala awal infeksi yang terjadi pada bagian paru-paru seperti penyakit flu yaitu demam dan menggigil, pengidap lebih sering berkeringat, nyeri badan, rasa lelah yang berlebihan, sakit kepala dan muncul rasa tidak nyaman pada bagian dada.

Tanpa pengobatan, antraks inhalasi hampir selalu berakibat deadly. Namun, dengan pengobatan agresif, sekitar 55% pasien bertahan hidup.

3. Infeksi Antraks Gastrointestinal

Ketika seseorang makan daging mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi antraks, mereka dapat mengalami infeksi antraks gastrointestinal. Setelah tertelan, spora antraks dapat mempengaruhi saluran pencernaan bagian atas (tenggorokan dan kerongkongan), lambung, dan usus, menyebabkan berbagai macam gejala.

Tanpa pengobatan, lebih dari separuh pasien antraks gastrointestinal meninggal. Namun, dengan pengobatan yang tepat, 60% pasien bertahan hidup.

Simak Video “Pria dengan Bobot 200 Kg Dievakuasi BPBD ke RSUD Kota Tangerang
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)